Ikhwati fillah …
Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini, Allah
swt mempertemukan kita dalam suasana tawashaw bil haqq wa tawashaw
bish-shabr. Suasana saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat
dengan kesabaran. Juga dalam suasana tawashaw bil marhamah, suasana
saling berwasiat dengan kasih sayang. Suasana tafaqquh fiddin, suasana
menambah dan memperdalam pemahaman kita terhadap agama kita. Semoga Allah swt
memberikan manfaat dan keberkahan dalam pertemuan ini.
Dan semoga kita semua senantiasa dalam lindungan, ‘inayah dan ri’ayah-Nya.
Amin.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan dan panutan kita
Muhammad saw. Juga kepada seluruh keluarga beliau, sahabat beliau, dan semua
orang yang mengikuti sunnah dan manhaj beliau, berjihad di jalannya,
menghidupkan sunnahnya dan menyebarkannya. Dan semoga kita semua termasuk
orang-orang yang mendapatkan bagian dari shalawat dan salam tadi. Amin.
Ikhwati fillah …
Kita sering mendengar ungkapan yang mengatakan: ad-du’a-u silahul mukmin
(do’a adalah senjata orang beriman). Ungkapan ini, bukan merupakan hadits
nabi saw. Namun, banyak ayat Al Qur’an dan juga sunnah nabi saw yang shahih
menjelaskan bahwa ungkapan itu secara makna adalah ungkapan yang shahih. Oleh
karena itu, ikhwati fillah, jangan sampai kita melalaikan senjata yang satu
ini. Karena tidak semua orang mampu menggunakannya kecuali orang-orang
beriman..
Banyak ayat-ayat Al Qur’an menjelaskan kepada kita, betapa do’a adalah
kekuatan yang ampuh dan dahsyat. Doa yang dipergunakan oleh para anbiya’ wal
mursalin dalam perjalanan da’wah dan jihad mereka.
Kita ingat, kisah tentang nabiyullah Nuh ‘alaihis-salam melakukan jihad
da’awi siang dan malam secara sembunyi dan terang-terangan. Jihad yang
dilakukan selama sembilan ratus lima puluh tahun. Ternyata masyarakat yang
menerima da’wah beliau hanya sedikit saja. Menghadapi kondisi demikian beliau
memanjatkan do’a kepada Allah swt :
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ
الْكَافِرِينَ دَيَّارًا. إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ
يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
Nuh berkata: "Ya
Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal
di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan
mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka
tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma`siat lagi sangat kafir. (QS Nuh: 26 – 27)
Demikianlah, kemudian akhirnya kita ketahui ternyata Allah swt memang
membinasakan seluruh orang-orang kafir itu. Sesuai do’a yang dipanjatkan oleh
nabi Nuh ‘alaihissalam.
Kita juga teringat tentang do’a nabiyullah Musa ‘alaihis-salam kepada
Allah SWT yang ditujukan untuk Fir’aun dan bala tentaranya. Karena mereka sudah
benar-benar melampaui batas dalam kecongkakan dan kepongahan dengan
mengandalkan berbagai macam kekuatan duniawi yang dimilikinya. Saat itu nabiyullah
Musa ‘alaihis-salam berdo’a:
وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آَتَيْتَ
فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا
عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ
فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ
Musa berkata:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir`aun dan
pemukapemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya
Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati
mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksan yang pedih”. (QS Yunus: 88)
Kemudian selanjutnya kita ketahui apa yang menimpa Fir’aun dan bala
tentaranya, mereka semua ditenggelamkan Allah swt di lautan. Semua kisah
tersebut di atas adalah contoh do’a-do’a para nabi kepada Allah swt. Doa agar
Allah menghancurkan orang-orang yang melampaui batas dalam melakukan
pembangkangan terhadap ajaran Allah swt, para nabi dan rasul-Nya. Terdapat pula
contoh lain, yaitu do’a para nabi yang mengharapkan agar kaumnya mau menerima
da’wahnya.
Salah satu diantaranya adalah do’a nabiyullah Muhammad saw. Doa ketika
da’wah beliau kepada orang-orang Thaif disambut dengan lemparan batu dan
tuduhan-tuduhan yang menyakitkan. Saat itu beliau saw memanjatkan do’a kepada
Allah swt dengan mengatakan:
اللَّهُمَّ اهْدِ
قَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمَنُوْنَ
“Ya Allah, berikanlah petunjuk dan
hidayah kepada mereka, sebab mereka tidak mengetahui”.
Setelah kurang lebih sepuluh tahun kemudian seluruh penduduk Thaif
menyatakan masuk Islam, berarti ada jarak kurang lebih 10 tahun antara do’a
nabi Muhammad saw dengan kenyataan mereka menerima hidayah Allah swt.
Yang menarik, saat terjadi gelombang massal pemurtadan pada masa Khalifah
Abu Bakr As-Shiddiq di Jazirah Arab, orang-orang Thaif tidak termasuk golongan
yang murtad. Pemimpin mereka berkata kepada kaumnya: “Wahai kaumku, janganlah
kalian murtad, sebab kalian adalah yang paling akhir masuk Islam, maka
janganlah kalian menjadi yang pertama dalam kemurtadan!”
Ikhwati fillah …
Do’a juga merupakan rujukan terakhir orang-orang beriman saat mereka
menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan besar. Khususnya saat mereka
berjihad di jalan Allah swt.
Kita bisa renungi bagaimana saat pasukan Thalut berhadapan dengan pasukan
Jalut yang besar dan dahsyat. Saat itu mujahidin mukminin melihat betapa besar
dan hebatnya kekuatan pasukan Jalut, maka mereka memanjatkan do’a kepada Allah
swt:
وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ
قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا
عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِين
“Tatkala mereka nampak oleh Jalut dan tentaranya, mereka pun
(Thalut dan tentaranya) berdo`a: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran
atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap
orang-orang kafir". (QS Al Baqarah: 250)
Maka, do’a itu membuat Allah swt memberikan kemenangan-Nya kepada mereka.
Sekalipun jumlah dan peralatan mereka sangat tidak sebanding dengan apa yang
dimiliki pasukan Jalut, sebagaimana tersebut pada ayat setelahnya.
Do’a yang mirip dengan do’a pasukan Thalut diatas adalah do’a nabi Muhammad
saw ketika menghadapi pasukan yang menjadi kekuatan utama musyrik Makkah, di
bawah pimpinan Abu Jahal cs. Saat itu nabi Muhammad saw terus berdo’a kepada
Allah swt tiada henti-hentinya, begitu khusyu’ dan seriusnya, hingga selendang
(baju penutup tubuh bagian atas) beliau terjatuh. Beliau memanjatkan
do’a:
اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي
مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ إِنْ
تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ
لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ
“Ya Allah, penuhi dan
wujudkan apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, ya Allah, berikanlah kepadaku
apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, ya Allah, jika golongan Islam ini
binasa, niscaya Engkau tidak akan disembah lagi di atas bumi ini (HR Muttafaqun
‘alaih).
Dan sebagaimana diabadikan oleh sejarah, pada hari itu Allah swt
menghancurkan kekuatan utama musyrik Makkah.
Ikhwati fillah …
Da’wah dan jihad kita sekarang ini sedang menghadapi rintangan dan
tantangan besar dan dahsyat. Bukan hanya dalam skala lokal, tetapi juga
regional dan bahkan internasional. Oleh karena itu ikhwati fillah, panjatkanlah
do’a kepada Allah swt untuk kejayaan Islam, da’wah Islam dan jihad Islami. Dan
jangan lupa panjatkan pula do’a untuk hancurnya kebathilan, pendukung
kebathilan dan antek-anteknya. Ingat, untuk berdo’a optimalkan waktu-waktu mustajabah
(waktu-waktu yang lebih dekat kepada terkabulkannya do’a). Khususnya di
sepertiga malam terakhir saat banyak manusia terlelap tidur.
Demikianlah, semoga kita termasuk orang-orang yang tidak terhalangi untuk
mendapatkan pahala para mujahidin dan da’i, amin.
No comments:
Post a Comment