Ikhwati fillah….
Marilah kita renngkan dan
tadabburi ayat ini;
(مِنَ
الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ
قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً) (الأحزاب 23:
Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati
apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka diantara mereka ada yang gugur
dan diantara mereka ada pula yang menunggu
dan mereka tidak merubah janjinya.
Imam
Syahid Berpesan :
Senantiasa
kita bergerak dan berjihad serta bersabar hingga kita meraih kemenangan
meskipun tujuan masih jauh dan membutuhkan waktu bertahun tahun sampai ajal
menjemput Dan janganlah kita merubah
janji kita (wama badalu tabdila ) .
Akhi fillah
Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak didapati kejadian-kejadian yang membutuhkan
kesabaran. Karena memang hidup itu sendiri merupakan perjuangan yang tidak
lepas dari segala macam tantangan. Dan sikap yang terbaik untuk menghadapinya adalah
bersabar dan tidak gegabah sebagaimana hadis rasulullah
: " إنَ لِلَهِ
مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى ، وكُلُ شَيِءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًى ، فَلْتَصْبِرْ
وَلْتَحْتَسِبْ "
Sesungguhnya Allah
berhak mengambil dan memberi ( hidup tidak lepas dari segala macam tantangan ) dan
segala sesuatu itu ada batasnya hendaknya ia bersabar dan mengharap pahala dari
Allah.
Begitulah Sabar atau tsabat timbul karena adanya
tantangan. Sejauh seseorang dapat
bersabar, sejauh itu pula ia berhasil menghadapi suatu tantangan. Dengan kata
lain, bahwa kesabaran adalah buah kemenangan yang dicapai oleh seseorang dalam
bertempur menghadapi tantangan. Hal ini sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW.
Bahwa orang yang kuat adalah orang yang dapat menundukkan dirinya ketika ia
hendak marah, mampu bersabar mengekang hawa nafsunya.
قال
: " ليس الشديد بالصرعة ، إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب " متفق
عليه.
Manusia yang diciptakan oleh Allah
di muka bumi ini sejak dari nabi Adam
as. telah dipertemukan oleh Allah dengan pokok tantangan yaitu syaitan, yang
juga sebagai musuh utama manusia. Hal demikian dimaksudkan oleh Allah untuk
memilih dari seluruh menusia yang diciptakan-Nya, manusia-manusia yang akan
menjadi Khalifahnya di muka bumi. Tugas Khalifah, tugas untuk memimpin dan
mengatur dunia inilah yang dibebankan oleh Allah kepada manusia. Karena tugas
Khalifah di muka bumi ini merupakan tugas yang berat dan besar maka Allah
menghendaki Khalifahnya yang mengemban tugas tersebut, adalah mereka yang mampu
menghadapi tantangan-tantangannya dan mampu bertahan, sabar dan tetap berpegang
teguh pada tali-tali ajaran-Nya.
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: “kami telah beriman “ sedang mereka
tidak diuji lagi, dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang belum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang –orang yang dusta”.
Syaitan
sebagai musuh bebuyutan manusia selalu menggodanya melalui nafsunya, akalnya
bahkan agamanya sekalipun.
Disinilah terjadinya tantangan dan
pergolakan dalam diri manusia. Hanya manusia-manusia yang tetap tegak,sabar ,
tsabatt dan istiqamah dalam garis-garis Allah, yang akan memperoleh kemenangan.
Akhi fillah…….
Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah
contoh kongkrit.
Risalah dakwah adalah risalah yg sesuai
dengan fitrah manusia sehingga
akan
diterima dengan mudah oleh umat manusia. Memang demikianlah halnya bagi
orang-orang yang suci hatinya. Bersih dari penyakit kekufuran, kedengkian dan
kebencian. Dengan segala lapang dada mereka menerima risalah yang dibawa oleh
Rasulullah SAW. Hal ini bisa dilihat pada orang-orang terdekatnya, Khodijah
binti Khuwailid, Abu Bakar Shiddiq, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad
bin Abi Waqqas sdb. Tetapi sunnatullah dalam berdakwah, menyiarkan kebenaran,
menunjukan kenyataan lain.
Ketika Rasulullah mulai
bergerak menyiarkan dakwahnya secara terang-terangan di bukit sofa, justru
tantangan pertama kali datang dari paman beliau, Abu Lahab yang mengatakan
kepada Rasulullah: “Celakalah engkau wahai Muhammad, hanya untuk inikah kiranya
engkau mengumpulkan kami.”
Tantangan yang dihadapi
oleh Rasulullah SAW tidak berhenti sampai disitu, orang-orang Quraisy
mengingkari dakwah Rasulullah dengan dalih bahwa mereka tidak bisa meninggalkan
agama warisan nenek moyang mereka yang telah mendarah daging. Semakin lama
Rasulullah SAW. Menyiarkan risalahnya dan semakin tampak cahaya benderang,
semakin gencar pula tantangan yang dihadapinya. Para
sahabat beliaupun tidak luput dari gangguan orang musyrikin Quraisy.
Satu contoh ketabahan dan
tsabat, dapat kita temui pada Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah sedang berjalan
di sebuah lorong kota
Makkah. Datanglah ejekan bahkan penghinaan dari beberapa orang.
Mereka menaburkan pasir di
atas kepala Rasulullah SAW. Beliau meneruskan perjalanan sampai kembali ke rumahnya
dan kepala Rasulullah SAW, masih kotor dengan pasir. Melihat yang demikian, salah seorang putri Rasulullah
beranjak hendak membersihkan pasir tersebut sambil menangis. Dengan penuh
ketabahan Rasulullah SAW. Berkata kepada putrinya: “Wahai putriku, janganlah
engkau menangis, karena sesungguhnya Allah yang akan melindungi bapakmu.”
Disamping Rasulullah sabar
menghadapi segala cobaan ujian dan penganiyaan, beliau juga tetap, tsabat,
terus menekuni tugas sucinya (menyampaikan risalah) dengan berbagai macam
usaha, berdakwah siang dan malam, secara sembunyi dan terang-terangan,
mendatangi para kaum ke tempat-temapat perkumpulan mereka. Pada setiap musim
haji Rasulullah secara aktif menyampaikan kegiatan dakwahnya, menyampaikan
kalimat Allah yang haq kepada setiap orang yang ditemuinya besar kecil, kaya
miskin, hamba sahaya dan orang merdeka, mengajak mereka untuk menjadi pembela
ajarannya, dan bagi mereka yang mau mengikuti Rasulullah dijanjikan belasan
syurga
Setiap Rasulullah SAW
berhadapan dengan tantangan dakwah, beliau selalu menunjukan sikapnya yang
tetap tabah dan tsabat. Orang-orang Quraisy telah melakukan segala cara
menghalangi dakwah Rasulullah SAW, tetapi semuanya tidak menunjukan hasil yang
mereka inginkan, semuanya berakhir dengan sia-sia. Ketika mereka hendak
membujuk Rasulullah, melaluiAbu Thalib, meminta tolong agar Abu Thalib bisa
mempengaruhi Rasulullah untuk meninggalkan dakwahnya. Rasulullah SAW menjawab
dengan tegas.
Ketegaran dan ketabahan
Rasulullah SAW, dalam menghadapi segala tantangan dakwah ini, tercermin pula
pada diri para sahabatnya. Bilal bin Rabah, diterlentangkan di bawah terik
sinar matahari dan perutnya ditimbun dengan batu yang besar, dipaksa disuruh
menyembah Latta dan Uzza dan meninggalkan ajaran Muhammad, Bilal menolak, dan
tetap mengatakan :”Ahad, ahad” isyarat bahwa ia enggan menyembah, kecuali Tuhan
yang satu/Tunggal. Ammar bin Yasir dan keluarganya disiksa ditengah padang pasir yang sangat
panas oleh kaum musyrikin. Ketika Rasulullah mendapati mereka, beliau berkata:
Bersabarlah wahai keluarga Yasir, Samiyyah yang dibunuh oleh Abu Jahal, karena
menolak segala permintaannya, kecuali satu, yaitu Islam.
Sebenarnya, para musuh
dakwah tersebut tidak mengingkari akan kebenaran ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah. Tetapi karena adanya rasa dengki dan hasad dalam hati, mereka dengan segala cara
berusaha menghalangi perjalanan dakwah Rasulullah.
Sabar dan Tsabat mutlak diperlukan dalam
dakwah.
Kehidupan dunia yang sangat komplek dan sarat dengan berbagi ragam
keadaan, membuat manusia tidak pernah sepi dari kemungkinan adanya bencana yang
akan menimpanya. Berapa banyak manusia yang kandas cita-citanya, terserang
penyakit, kehilangan harta dan seterusnya. Ini merupakan sunnatullah di dunia
yang penuh keanekaragaman
Kalaulah
sunnatullah dalam kehidupan dunia dan pada diri manusia menghendaki demikian.
Maka para pengemban dakwah, akan lebih besar kemungkinannya untuk tertimpa
kesusahan. Mereka adalah orang-orang yang mengajak kepada ajaran Allah. Dalam
waktu yang sama mereka akan mendapatakan perlawanan dari kaum thaghut. Mereka
mengajak kepada kebenaran, maka musuhnya adalah orang-orang yang mengajak
berbuat batil. Ketika mereka menyuruh kepada hal-hal yag ma’ruf, mereka akan
berhadapan dengan penyeru kemungkaran. Sunnatullah menghendaki terciptanya Adam
dengan Iblis, Nabi Ibrahim dan raja Namrud, Musa dan Fir’aun, Muhammad SAW dan
Abu Jahal. Allah menegaskan dalam firmannya”
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap
Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia, dan dari jenis jin,
sebagai mereka membisikan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan indah
untuk menipu”. (QS Al-An’am :112)
Begitulah keadaan para Nabi, para pewarisnya
dan siapa saja yang berdakwah melewati jalanya.
Namun orang-orang yang mukmin yang yakin,
yang mengetahui umurnya di dunia yang sangat pendek, yang menyadari sunnatullah
pada para rasul dan nabi serta para pengemban dakwah yang mengikuti jalanya,
merekalah orang-orang yang akan sabar menghadapi cobaan, tabah menerima ujian.
Seperti disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Mereka yakin sepenuhnya,
bahwa segala apa yang menimpanya, adalah sesuai dengan kadar yang telah
tercatat. Segala cobaan yang menimpanya, mereka pandang sebagai pelajaran yang
berharga, pendidikan yang akan membuat jiwa dan keimanan semakin matang
Walhasil, ketika mereka baru keluar dari penjara umpamanya, bagaikan emas yang
baru disepuh.
Maka
hendaknya demikianlah halnya para pengembang dakwah, tidak akan pernah putus
asa dan kehilangan harapan. Didalam dirinya tertanam akidah yang kuat dan
sejuta simpanan sebagai bekal dakwah dan senjata untuk menghadapi pergolakan
hidup yang penuh tantangan. Wallahu a’lam bishshawab.
BAHAN BACAAN
1.
Fiqh Sirah, Dr
Moh. Sa’id Ramadhan Al Buty
2.
Fiqh Siran,
Syeikh Muhammad Ghazali
3.
Mukhtaashar Minhaj
Al-Qasidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisi
4.
Al-Imam Wal
Hayat, Dr. Yusuf Qardhawi
5.
Add’wah
Al-Islamiyah, Ilman wa amalan, Syeikh Ibrahim, Dasuqi Mar’a
No comments:
Post a Comment