Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Tuesday, October 2, 2012

MENDAKWAHKAN ISLAM KE LUAR JAZIRAH ARAB

Rasulullah SAW menulis surat kepada Heraklius, Kisra, Muqawqia dan Najasyi – Hasil dari pengiriman surat dan delegasi – Ibroh dari kegiatan tersebut.


SURAT – SURAT RASULULLAH SAW

Setiap Rasul diutus hanya kepada kaumnya, sedangkan Nabi Muhammad diutus kepada seluruh manusia, sebagaiamana ditegaskan dalam beberapa ayat Makiyah berikut :
  
158.  Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".

28.  Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.

Allah SWT juga mengaskan dalam surah madaniyah :
49.  Katakanlah: "Hai manusia, Sesungguhnya Aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kamu".

Setelah Hijrah rasulullah SAW sibuk mengokohkan pondasi masyarakat Islam, dan membangun daulah Islam di Madinah, beliau juga membentuk kekuatan militer yang membangkitan kewibawaan Islam dan kehormatannya di hadapan negara-negara tetangganya dan menggagalkan konspirasi  Yahudi, mengambil sikap dan menetapkan vonis atas sepak terjang mereka di Madinah, menghentikan permusuhan Quraisy dan menjatuhkan hukuman atas konspirasinya melawan Islam. Tatkala semua itu telah tuntas dilaksanakan, dan  perjanjian Hudaibiyah dilaksanakan, Rasulullah SAW mulai mengirim para Da’i  ke berbagai pelosok jazirah Arab untuk mendakwahkan Islam. Beliau mulai memprogram dakwah Islam yang menegara dan mendunia, oleh sebab itu beliau mengirim surat kepada pemimpin-pemimpin dunia dan para penguasanya, mengajak mereka untuk masuk Islam dan meyakinkan bangsanya untuk mendapatkan hidayah Islam.

MEMPERSIAPKAN PARA SAHABAT UNTUK MENJALANKAN MISI DAKWAH INI.

Tatkala Rasulullah bertekadi untuk mengarahkan dakwahnya kepada para Raja dan penguasa, sementara wilayahnya berada  jauh di luar jazirah Arab. Pada suatu hari saat berjalan bersama para sahabat, Rasulullah SAW bersabda :

“Wahai Manusia!, sesungguhnya Allah SWT telah mengutusku dengan membawa rahmat kepada seluruh umat, karena itu janganlah kalian berselisih denganku sebagaimana berselisihnya kaum Hawary dengan Nabi Isa AS”. Para sahabat bertanya : “Bagaimanakah berselisihnya kaum Hawary ya rasulallah?”  Rasulullah SAW bersabda : : Nabi Isa AS telah mengajak kaum Hawary sebagaimana aku mengajak kalian, maka yang diutus oleh Nabi \Isa AS ke negeri yang dekat Ia senang dan langsung menrima tugas tersebut, sedangkan yang diutus ke negeri yang jauh tampak dari raut wajahnya tidak gembira dan merasa berat”. (lihat fathul Bary juz 9 hal 192 dan Sirah Nabawiyah Ibnu Katsir juz 3 hal : 507)

Rasulullah SAW mulai menugaskan kepada para sahabat, dianatara mereka ada yang ditugaskan menyampaikan surat kepada Heraklius, Kisra, Nuqauqis, Najasyi dan Raja-raja lainnya. Para sahabat menyambut tugas ini dengan penuh antusias sesuai dengan yang diinginkan oleh rasulullah SAW, mereka menjalankan tugas penting ini seoptimal mungkin, terlepas dari berhasil tidaknya misi dakwah tersebut.

CINCIN STEMPEL RASULULLAH SAW

Tatkala Rasulullah SAW mulai menulis surat kepada para Raja, beliau bermusyawarah kepada para sahabatnya, para sahabat memberikan masukan seraya berkata : “Ya Rasulallah, sesungguhnya para Raja tidak mau menerima dan membaca surat bila tidak ada stempelnya, karena stempel merupakan cara yang paling baik untuk mengetahui siapa pengirimnya dan supaya tidak tertipu, beliaupun menyetujuinya, lalu beliau menjadikan cincin perak sebagi stempel yang terukir diatsnya kalimat “Muhammad Rasulullah”, masing-masing kalimat tertulis dalam satu baris, Muhammad di baris yang paling bawah, Rasul dibaris tengah dan Allah di baris paling atas. (Lihat Fathul Bary juz 6 hal : 449 dan Thabaqat Ibnu Saad juz 2 hal : 23)

MEMILIH DUTA DA’WAH

Rasulullah SAW memilih sahabat-sahabatnya yang terbaik untuk menjalankan tugas ini, mereka piawai dalam komunikasi dan diplomasi, serta menguasai karakter, agama dan tradisi serta adat istiadat meereka,  juga mengetahui rute perjalanan menuju negeri mereka, tentu saja di samping pemahaman mereka terhadap Islam. Merka juga dituntu harus berani dan berkepribadian teguh dalam menghadapi resiko menjalankan tugas.

SURAT NABI KEPADA HERAKLIUS

Rasulullah SAW mengirim surat kepada Heraklius melalui kurirnya dahiyyah bin Khalifah Al-kalby, Ia termasuk Assaabiquunal awwaluun dalam islam, Ia tidak pernah absen berperang bersama Nabi, Ia juga termasuk orang yang paling ganteng paras mukanya, sehingga Malaikat Jibril pernah mendatangi Nabio dengan menyerupai wajahnya. Rasulullah SAW mengutusnya pada penghujung tahun keenam hijriyah, lalu Ia sampai ke negeri Heraklius pada bulan Muharran tahu ketujuh hijriyah. Ia menyerahkan surat tersebut kepada Pembesar Bushro, untuk kemudian disampaikan kepada Heraklius pada acara peringatan hari kemenangan Romawy terhadap Persia di Baitul Maqdis.

Bismillaahirrahmaanirrahim
Dari Muhammad bin Abdillah dan RasulNYA kepada, kepada Heraklius pembesar Romawy, Salam sejahtera kepada siapa saja yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du! Sesungguhnya aku mengajak anda dengan ajakan Islam, masuk islamlah anda, anda akan selamat, Allah akan mengganjar anda dua kali lipat, namun jika anda berpaling maka anda akan menanggung dosa rakyat anda yang dhuafa. Allah SWT berfirman :

64.  Katakanlah: "Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

SIKAP HERAKLIUS

Heraklius menyambut baik utusan Nabi Dahiyyah bin Khalifah, Ia menaruh perhatian besat terhadap surat tersebut dan menawarkan kepada kaumnya untuk masuk Islam. Namun kaumnya serta merta bereaksi keras menolaknya, Harakliuspun takut kekuasaanya jatuh, lalu Ia berkata kepada kaumnya seraya berdiplomasi : “Sesungguhnya aku mengatakan demikian hanya ingin menguji kalian sejauh manakah keteguhan kalian terhadap agama kalian!”, maka serentak merka sujud kepada Heraklius dan meridhoinya. Ia tidak masuk Islam karena cinta dan takut terhadap kekuasaannya. Oleh karena itu Ia kemudian melakukan kamuflase politik dengan mengatakan kepada Dahiyyah bahwa Ia telah menjadi seorang Muslim, lalu Ia memberinya hadiah sejumlah uang dinar. Tatkala Dahiyah melaporkan hal itu keada Nabi, Nabi berkata kepadanya : ”Musuh Allah itu telah berdusta, dia belumMuslim”. Lalu Nabi memerinthakan agar uang dinar tersebut dibagikan kepada yang membutuhkan. (Lihat Fiqih Sirah Muhammad Al-ghazaly hal ; 386)

SURAT KEPADA KISRA

Rasulullah SAW mengutus Abdullah bin Hudzafah As-Sahmy untuk menyampaikan surat kepada Kisra Penguasa Persia. Tatkala sampai di Madain ibu Kota Persia Ia langsung vmenyerahkan surat tersebut kepadanya. Adapun teksnya sebagai berikut :

Bismillaahirrahmaanirrahin
Dari Muhammad rasulullah kepada Kisra Pembesar Persia
Salam sejahtera kapada siapa saja yang mengikuti petunjuk, beriman kepada allah dan RasulNYA, bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah tuhan Yang Maha Esa tiada sekutu bagiNYA, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba  Allah dan RasulNYA. Aku mengajak anda dengan seruan Allah, sesungguhnya ak adalah utusan Allah kepada seluruh manusia, untuk memberikan peringatan kepada siapa saja yang hidup, dan benarlah ancaman Allah kepada prang-orang kafir. Oleh sebab itu masuk Islamlah anada, anda akan selamat, jika anda enggan dan menolak  maka anda akan menanggung dosa umta Majusi seluruhnya.  (Lihat Majmuah Al-Watsaaiq As-Siyaasiyah hal ; 110)


SIKAP KISRA

Setelah dibacakan terjemahan surat tersebut, barulah Kisra tahu kalau Muhammad inging mengajkanya memeluk agamanya. Iapun marah besar seraya merobek-robek surat Nabi. Abdullah bin Hudzafah pun segera meninggalkan negeri Kisra tersebut, setelah tiba di madinah Ia melaporkan sikap Kisra kepada Nabi. Maka nabipun mendoakan kepada Allah agar negeri tersebut kelak dikoyak oleh Allah SWT. Ternyata kelak di kemudian hari allah mengabulkan doa nabi, yaitu pada masa Khalifah umar RA kerajaan Kisra porak poranda dan aset kekayaan dan hartanya dikuasai oleh kaum Muslimin. 

Kebodohan Kisra tidak hanya sampai disitu saja, Iapun mengutus Baadzan gubernurnya di yaman dan memrintahkan agara mengirim dua orang menghadap Nabi Muhammad untuk menyanykan kepadanya bagaiamana sikap Nabi terhadap Kisra. Tatkala kedua orang tersebut sampai, Nabi langsung berkata kepadanya : ”Siapa yang menuruh kalian berdua?”. Dijawabnya : ”Yang menyuruh kami adalah tuhan kami (Kisra)’. Lalu nabi segera menyuruh kedua orang itu  kembali ke Yaman seraya berkata kepada keduanya : ”Sampaikan kepada pemimpin kalian, bahwa Tuhanku akan membunuh tuhan kalian pada malam ini”. Ternyata apa yang dikatakan nabi terbukti, Allah SWT  merampas kekuasannya melalui anaknya sendiri setelah sang anak membunuh Ayahnya sendiri. Mendengar hal ini Baadzan dan beberpa pembesarnya masuk Islam. Maka mulailah islam tersebar di yaman di antara agama Nasrani dan Majusi (Lihat Fiqih sira muhammad ghazaly hal : 390)

SURAT KEPADA MUQAUQIS

Rasulullah SAW mengutus Hathib bin Abi balta’ah untuk menyampaikan surat kepada Muqauqis Penguasa mesir di bawah koloni Romawy. Adapun isinya sebagai berikut :

Bismillaahirrahmaanirrahim
Dari Muhammad hamba allah dan utusanNYA, kepada Muqauqis Pembesar Qibty, salam sejahtera kepada siapa saja yang mengikuti petunjuk. Ammaa ba’du.

Sesungguhnya aku mengajak anda dengan seruan Islam, masuk islamlah anada, anda akan selamat, Allah akan mengganjar anda dua kali lipat, namun jika anda berpaling maka anda akan menanggung dosa Qibthy. Allah SWT berfirman :

64.  Katakanlah: "Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

SIKAP MUQAUQIS

Setelah Hathib sampai di Iskandariyah, Hathib diterima dengan baik dan penuh penghormatan . Lalu Muqauqis bertanya kepadanya : ”Jika temanmu itu seorang Nabi, apa yang menghalanginya untuk tidak mendoakan kepada Tuhaannya orang-orang yang meenentangnya dan membunuhnya?”. Dijawab oleh Hathib : ”Apa yang menghalangi Nabi Isa AS untuk tidak mendoakan orang-orang yang menentangnya dan membunuhnya kepada Tuhannay?”. Terkagum Muqauqis dengan jawaban Hatib, Iapun berkata : ”Anta hakiiim, jaa’a, min ’indi hakiim”, anda adalah orang yang bijaksana yang datang (diutus) dari orang yang bijaksana pula”. (Lihat Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 4 hal : 272) Kemudian lebih jauh Muqauqis berkata : ”Seseungguhnya aku melihat pada perkara kenabian orang ini, aku mendapatkan bahwa dirinya tidak menyuruh orang untuk menundukan diri padanya dan juga tidak melarang orang yang senang dan menaruh hormat kepadanya, aku tidak dapatkan pada dirinya penyihir yang sesat, dukun yang pendusta, aku akan pertimbangkan untuk membalasnya, kemudian Ia menulis surat jawabannya sebagai berikut :

Untuk Muhammada bin Abdillah dari Al-Muqauqis Penguasa Qibthy
Salam sejahtera untukmu!. Amma ba’du!
Aku telah membaca suratmu, dan aku memahami apa yang telah engkau katakan dan apa yang engkau serukan, sesunguhnya aku tahu bahwa masa kenabian masih tersisa, aku menyangkanya Ia akan turun di Syam, aku telah memuliakan utusanmu, bersama surat ini aku kirimkan untukmu beberapa helai baju dan dua orang hamba sahaya wanita yang memiliki kedudukan terhormat di Qibthy. Juga aku hadiahkan engkau seekor keledai untuk hewan tunggangan. Wassalaam! ((Lihat Al-Watsaaiq As-siyaasiyah hal 106)

Kedua hamba sahaya tersebut, adalah Mariyyah yang kemudian diperisteri oleh rasulullah SAW yang lahir darinya Ibrahim, dan seorang lagi diperisteri oleh Hassan bin Tsabit yang kemudian melahirkan Abdurrahman bin Hassan. Di samping kedua hamba sahaya juga dihadiahkan seorang anak (hamba sahaya) yang bernama Mabuur dan seekor keledai yang warna tubuhnya putih tapi bagian rambutnya hitam yang diberinama Ya’fuur.

Surat jawaban Muqauqis mencerminkan penghormatan kepada Rasululah SAW, di sii lain juga menunjukan bahwa beliau belum menyatakan dirinya masuk Islam, hal itu disebabkan karena dirinya takut kehilangan kekuasaaannya di Mesir, apabila menganut agaman yang bertentangan dengan agama resmi Imperium Romawy yang menjadi induk kekuasaannya.

SURAT KEPADA NAJASYI

Sebagaimana telah anda pelajari pada pelajaran sebelumnya, bahwa kaum Muslimin melakukan hijrah dari mekkah ke habasyah, yang disambut dengan penuh antusias oleh Najsyi yang tengah berkuasa saaat itu, Ia memuliakan keum Muhajirin dan menolak untuk menyerahkan mereka kepada Quraisy, kemudian Ia masuk Islam hingga akhir hayatnya dalam keadaan Muslim, dan nabi pun menyampaikan salam ta’ziyah kepadanya.

Raja Habasyah beralih kepada Najasyi yang lain, Nabi juga mengirim surat kepada Raja yang baru ini dan mengajaknya kepada Islam.

Dari Anas RA, bahwasanya nabi SAW telah menulis surat kepada Kisra, Kaisar, Najasyi dan para penguasa lainnya, mengajak mereka kepada Allah SWT. najasyi yang dimaksud di sini bukan Najasyi yang Muslim yang pernah dishalatghaibkan jasadnya oleh Nabi. (Lihat Shahih Muslim juz 4 hal : 399)

Adapaun yang membawa surat Nabi kepada Najasyi adalah Amr bin Umayyah Ad-Dhamry, dengan teks sebagai berikut :


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dari Muhammad Rasulullah kepada Najasyi penguasa Habasyah
 Salam sejahtera kapada siapa saja yang mengikuti petunjuk, beriman kepada allah dan RasulNYA, bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah tuhan Yang Maha Esa tiada sekutu bagiNYA, yahng tidak mempunya teman dan anak, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba  Allah dan RasulNYA

Aku berseru kepadamu dengan seruan Allah, sesungguhnya aku adalah utusanNYA. Mak dari itu masuk Islamlah engaku, engkau akan selamat.

64.  Katakanlah: "Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

Jika engkau enggan dan menolak, maka engka akan menanggung dosa kaummu umat nasrani. (Lihat Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 3 hal : 83)

SIKAP NAJASYI
Najasyi menghargai isi surat tersebut dan memuliakan pembawanya, lalu Ia berkata : ” sesungguhnya aku tahu demi Allah!, bahwasanya Isa AS telah menyampaikan berita gembira tentangnya, akan tetapi pendukungku di habasyah ini sedikit, berilah aku kesempatan sampai pendukungku banyak dan aku akan melunakkan hati-hati mereka. Sebagian ulama menila sikap Najasyi tersebut bahwasanya Ia telah masuk Isalm, namun sebagian besar lagi menyatakan belum masuk islam (Lihat Sirah Nabawiyyah Abu Syuhbah juz 2 hal 302)

Beberap surat lainnya dikirimkan oleh rasulullah SAW kepada Amir-amir Arab, berbeda-beda respon mereka, di antara mereka ada yang menolaknya dengan penolakan yang halus dan di kemudian hari masuk Islam, namun ada juga yang menolaknya dengan penolakn yang buruk dan tidak mau masuk Islam.

HASIL-HASIL PENGIRIMAN UTUSAN DAN SURAT

Telah terealisasi dari proses surat menyurat tersebut misi pemberitahuan tentang Islam dalam level negara (Mustawa Ad-Dualy), maka diserukanlah seluruh manusia kepada Islam, dan dijelaskan bahwa Islam adalah agama tidak hanya dikhususkan ke wilayah Jazira Arab saja, melainkan agama untuk umat manusia seluruhnya. Telah tersebar Islam di seluruh pelosok negeri sebagaimana yang telah terjadi di Yaman, juga tersebar ke kalangan sahabat dan mitra seperti yang terjadi di Mesir. Dan kaum Muslimin menjadi bertambah keimannannya dengan dakwah surat menyurat ini, ketika beberpa penguasa belum menyambut seruan dakwah, dan sebagian besar mereka menolak dengan lembut dan hormat. Pada awalnya kaum Musyrikin Mekkah bergembitra keitaka mendengar surat nabi dirobek-robek oleh Kisra persia, di antar mereka ada yang berkomentar : “Kalian telah dibantu oleh hanya satu orang saja, Kisra Raja Diraja Persia telah mengambil tindakan terhadap Muhammad”.

Namun ketika tersiar berita Kaisar persia dikalahkan oleh Romawy, dan Islam mulai tersebar di Yaman, Oman, dan  Bahrain, kaum Musyrikin mulai “down” dan pasimis, kabilah-kabilah mulai berfikir telah terjadi transisi dan peralihan respon bangsa arab terhadap Islam. Sementara Rasulullah SAW telah mengetahui kondisi politik para raja dan penguasa dan respon mereka terhadap Islam, oleh sebab itu beliau nerancang strategi dakwah di atas pengetahuannya tentang mereka.

IBROH DARI PENGIRIMAN SURAT DAN UTUSAN

1.       Seleksi terhadap Da’i yang memiliki keistimewaan, dan mempersiapkan mereka dengan persiapan yang matang untuk menjalankan misi ini, untuk menyampaikan dakwah ke dalam dan luar negeri atas dasar pengetahuan dan kesadaran.
2.       Mempelajari surat-surat rasulullah SAW, dan meneladani arahan dan tujuan surat tersebut ke berbagai bangsa selain Arab, untuk memperkenalkan merka tentang Islam dan mengajak merek untuk memeluknya.
3.       Menjalin hubungan perjanjian yang dapat membawa kemaslahatan bagi Islam dan umatnya.
4.       Mengambil yang terbaik apa yang ada pada umat yang lain, selam membawa manfaat bagi kaum Muslimin, dan tidak bertentangan dengan hukum Islam dan kaidah-kaidahnya secara umum, sebgaiamana yang telah dilakukan oleh rasulullah SAW ketika menjadikan cincinnya sebagai stempel dalam surat-surat yang dikirimkan kepada raja dan penguasa.

No comments:

Post a Comment