Rasulullah SAW menulis surat kepada Heraklius, Kisra,
Muqawqia dan Najasyi – Hasil dari pengiriman surat dan delegasi – Ibroh dari
kegiatan tersebut.
SURAT NABI
KEPADA HERAKLIUS
SURAT
KEPADA KISRA
SURAT
KEPADA MUQAUQIS
SURAT – SURAT RASULULLAH SAW
Setiap Rasul diutus hanya kepada kaumnya, sedangkan Nabi
Muhammad diutus kepada seluruh manusia, sebagaiamana ditegaskan dalam beberapa
ayat Makiyah berikut :
158. Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya
Aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang
menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya,
nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
28. Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.
Allah SWT juga
mengaskan dalam surah madaniyah :
49. Katakanlah: "Hai manusia, Sesungguhnya
Aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kamu".
Setelah Hijrah
rasulullah SAW sibuk mengokohkan pondasi masyarakat Islam, dan membangun daulah
Islam di Madinah, beliau juga membentuk kekuatan militer yang membangkitan
kewibawaan Islam dan kehormatannya di hadapan negara-negara tetangganya dan
menggagalkan konspirasi Yahudi,
mengambil sikap dan menetapkan vonis atas sepak terjang mereka di Madinah,
menghentikan permusuhan Quraisy dan menjatuhkan hukuman atas konspirasinya
melawan Islam. Tatkala semua itu telah tuntas dilaksanakan, dan perjanjian Hudaibiyah dilaksanakan,
Rasulullah SAW mulai mengirim para Da’i
ke berbagai pelosok jazirah Arab untuk mendakwahkan Islam. Beliau mulai
memprogram dakwah Islam yang menegara dan mendunia, oleh sebab itu beliau
mengirim surat kepada pemimpin-pemimpin dunia dan para penguasanya, mengajak
mereka untuk masuk Islam dan meyakinkan bangsanya untuk mendapatkan hidayah
Islam.
MEMPERSIAPKAN PARA
SAHABAT UNTUK MENJALANKAN MISI DAKWAH INI.
Tatkala Rasulullah
bertekadi untuk mengarahkan dakwahnya kepada para Raja dan penguasa, sementara
wilayahnya berada jauh di luar jazirah
Arab. Pada suatu hari saat berjalan bersama para sahabat, Rasulullah SAW
bersabda :
“Wahai Manusia!, sesungguhnya Allah SWT telah mengutusku dengan
membawa rahmat kepada seluruh umat, karena itu janganlah kalian berselisih
denganku sebagaimana berselisihnya kaum Hawary dengan Nabi Isa AS ”. Para sahabat bertanya : “Bagaimanakah berselisihnya kaum
Hawary ya rasulallah?” Rasulullah SAW
bersabda : : Nabi Isa AS telah mengajak kaum Hawary sebagaimana aku mengajak
kalian, maka yang diutus oleh Nabi \Isa AS ke negeri yang dekat Ia senang dan
langsung menrima tugas tersebut, sedangkan yang diutus ke negeri yang jauh
tampak dari raut wajahnya tidak gembira dan merasa berat”. (lihat fathul Bary
juz 9 hal 192 dan Sirah Nabawiyah Ibnu Katsir juz 3 hal : 507)
Rasulullah SAW mulai menugaskan kepada para sahabat, dianatara
mereka ada yang ditugaskan menyampaikan surat
kepada Heraklius, Kisra, Nuqauqis, Najasyi dan Raja-raja lainnya. Para sahabat menyambut tugas ini dengan penuh antusias
sesuai dengan yang diinginkan oleh rasulullah SAW, mereka menjalankan tugas
penting ini seoptimal mungkin, terlepas dari berhasil tidaknya misi dakwah
tersebut.
CINCIN STEMPEL RASULULLAH SAW
Tatkala Rasulullah SAW mulai menulis surat kepada para Raja,
beliau bermusyawarah kepada para sahabatnya, para sahabat memberikan masukan
seraya berkata : “Ya Rasulallah, sesungguhnya para Raja tidak mau menerima dan
membaca surat bila tidak ada stempelnya, karena stempel merupakan cara yang
paling baik untuk mengetahui siapa pengirimnya dan supaya tidak tertipu,
beliaupun menyetujuinya, lalu beliau menjadikan cincin perak sebagi stempel
yang terukir diatsnya kalimat “Muhammad Rasulullah”, masing-masing kalimat
tertulis dalam satu baris, Muhammad di baris yang paling bawah, Rasul dibaris
tengah dan Allah di baris paling atas. (Lihat Fathul Bary juz 6 hal : 449 dan
Thabaqat Ibnu Saad juz 2 hal : 23)
MEMILIH DUTA DA’WAH
Rasulullah SAW memilih sahabat-sahabatnya yang terbaik untuk
menjalankan tugas ini, mereka piawai dalam komunikasi dan diplomasi, serta
menguasai karakter, agama dan tradisi serta adat istiadat meereka, juga mengetahui rute perjalanan menuju negeri
mereka, tentu saja di samping pemahaman mereka terhadap Islam. Merka juga
dituntu harus berani dan berkepribadian teguh dalam menghadapi resiko
menjalankan tugas.
Rasulullah SAW mengirim surat kepada Heraklius melalui kurirnya
dahiyyah bin Khalifah Al-kalby, Ia termasuk Assaabiquunal awwaluun dalam islam,
Ia tidak pernah absen berperang bersama Nabi, Ia juga termasuk orang yang
paling ganteng paras mukanya, sehingga Malaikat Jibril pernah mendatangi Nabio
dengan menyerupai wajahnya. Rasulullah SAW mengutusnya pada penghujung tahun
keenam hijriyah, lalu Ia sampai ke negeri Heraklius pada bulan Muharran tahu
ketujuh hijriyah. Ia menyerahkan surat
tersebut kepada Pembesar Bushro, untuk kemudian disampaikan kepada Heraklius
pada acara peringatan hari kemenangan Romawy terhadap Persia di Baitul Maqdis.
Bismillaahirrahmaanirrahim
Dari Muhammad bin Abdillah dan RasulNYA kepada, kepada Heraklius
pembesar Romawy, Salam sejahtera kepada siapa saja yang mengikuti petunjuk.
Amma ba’du! Sesungguhnya aku mengajak anda dengan ajakan Islam, masuk islamlah
anda, anda akan selamat, Allah akan mengganjar anda dua kali lipat, namun jika
anda berpaling maka anda akan menanggung dosa rakyat anda yang dhuafa. Allah
SWT berfirman :
64. Katakanlah: "Hai ahli kitab, marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara
kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka
Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)".
SIKAP HERAKLIUS
Heraklius menyambut baik utusan Nabi Dahiyyah bin Khalifah ,
Ia menaruh perhatian besat terhadap surat tersebut dan
menawarkan kepada kaumnya untuk masuk Islam. Namun kaumnya serta merta bereaksi
keras menolaknya, Harakliuspun takut kekuasaanya jatuh, lalu Ia berkata kepada
kaumnya seraya berdiplomasi : “Sesungguhnya aku mengatakan demikian hanya ingin
menguji kalian sejauh manakah keteguhan kalian terhadap agama kalian!”, maka
serentak merka sujud kepada Heraklius dan meridhoinya. Ia tidak masuk Islam
karena cinta dan takut terhadap kekuasaannya. Oleh karena itu Ia kemudian
melakukan kamuflase politik dengan mengatakan kepada Dahiyyah bahwa Ia telah
menjadi seorang Muslim, lalu Ia memberinya hadiah sejumlah uang dinar. Tatkala
Dahiyah melaporkan hal itu keada Nabi, Nabi berkata kepadanya : ”Musuh Allah
itu telah berdusta, dia belumMuslim”. Lalu Nabi memerinthakan agar uang dinar
tersebut dibagikan kepada yang membutuhkan. (Lihat Fiqih Sirah Muhammad
Al-ghazaly hal ; 386)
Rasulullah SAW mengutus Abdullah bin Hudzafah As-Sahmy untuk
menyampaikan surat kepada Kisra Penguasa Persia .
Tatkala sampai di Madain ibu Kota Persia Ia langsung vmenyerahkan surat tersebut kepadanya.
Adapun teksnya sebagai berikut :
Bismillaahirrahmaanirrahin
Dari Muhammad rasulullah kepada Kisra Pembesar Persia
Salam sejahtera kapada siapa saja yang mengikuti petunjuk, beriman
kepada allah dan RasulNYA, bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah tuhan
Yang Maha Esa tiada sekutu bagiNYA, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNYA. Aku mengajak anda dengan
seruan Allah, sesungguhnya ak adalah utusan Allah kepada seluruh manusia, untuk
memberikan peringatan kepada siapa saja yang hidup, dan benarlah ancaman Allah
kepada prang-orang kafir. Oleh sebab itu masuk Islamlah anada, anda akan
selamat, jika anda enggan dan menolak
maka anda akan menanggung dosa umta Majusi seluruhnya. (Lihat Majmuah Al-Watsaaiq As-Siyaasiyah hal
; 110)
SIKAP KISRA
Setelah dibacakan terjemahan surat
tersebut, barulah Kisra tahu kalau Muhammad inging mengajkanya memeluk
agamanya. Iapun marah besar seraya merobek-robek surat Nabi. Abdullah bin Hudzafah pun segera
meninggalkan negeri Kisra tersebut, setelah tiba di madinah Ia melaporkan sikap
Kisra kepada Nabi. Maka nabipun mendoakan kepada Allah agar negeri tersebut
kelak dikoyak oleh Allah SWT. Ternyata kelak di kemudian hari allah mengabulkan
doa nabi, yaitu pada masa Khalifah umar RA kerajaan Kisra porak poranda dan
aset kekayaan dan hartanya dikuasai oleh kaum Muslimin.
Kebodohan Kisra tidak hanya sampai disitu saja, Iapun mengutus
Baadzan gubernurnya di yaman dan memrintahkan agara mengirim dua orang
menghadap Nabi Muhammad untuk menyanykan kepadanya bagaiamana sikap Nabi
terhadap Kisra. Tatkala kedua orang tersebut sampai, Nabi langsung berkata
kepadanya : ”Siapa yang menuruh kalian berdua?”. Dijawabnya : ”Yang menyuruh kami
adalah tuhan kami (Kisra)’. Lalu nabi segera menyuruh kedua orang itu kembali ke Yaman seraya berkata kepada
keduanya : ”Sampaikan kepada pemimpin kalian, bahwa Tuhanku akan membunuh tuhan
kalian pada malam ini”. Ternyata apa yang dikatakan nabi terbukti, Allah
SWT merampas kekuasannya melalui anaknya
sendiri setelah sang anak membunuh Ayahnya sendiri. Mendengar hal ini Baadzan
dan beberpa pembesarnya masuk Islam. Maka mulailah islam tersebar di yaman di
antara agama Nasrani dan Majusi (Lihat Fiqih sira muhammad ghazaly hal : 390)
Rasulullah SAW mengutus Hathib bin Abi balta’ah untuk menyampaikan
surat kepada
Muqauqis Penguasa mesir di bawah koloni Romawy. Adapun isinya sebagai berikut :
Bismillaahirrahmaanirrahim
Dari Muhammad hamba allah dan utusanNYA, kepada Muqauqis Pembesar
Qibty, salam sejahtera kepada siapa saja yang mengikuti petunjuk. Ammaa ba’du.
Sesungguhnya aku mengajak anda dengan seruan Islam, masuk islamlah
anada, anda akan selamat, Allah akan mengganjar anda dua kali lipat, namun jika
anda berpaling maka anda akan menanggung dosa Qibthy. Allah SWT berfirman :
64. Katakanlah: "Hai ahli kitab, marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara
kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka
Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)".
SIKAP MUQAUQIS
Setelah Hathib sampai di
Iskandariyah, Hathib diterima dengan baik dan penuh penghormatan . Lalu
Muqauqis bertanya kepadanya : ”Jika temanmu itu seorang Nabi, apa yang
menghalanginya untuk tidak mendoakan kepada Tuhaannya orang-orang yang
meenentangnya dan membunuhnya?”. Dijawab oleh Hathib : ”Apa yang menghalangi
Nabi Isa AS untuk tidak mendoakan orang-orang yang menentangnya dan membunuhnya
kepada Tuhannay?”. Terkagum Muqauqis dengan jawaban Hatib, Iapun berkata : ”Anta
hakiiim, jaa’a, min ’indi hakiim”, anda adalah orang yang bijaksana yang datang
(diutus) dari orang yang bijaksana pula”. (Lihat Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 4
hal : 272) Kemudian lebih jauh Muqauqis berkata : ”Seseungguhnya aku melihat
pada perkara kenabian orang ini, aku mendapatkan bahwa dirinya tidak menyuruh
orang untuk menundukan diri padanya dan juga tidak melarang orang yang senang
dan menaruh hormat kepadanya, aku tidak dapatkan pada dirinya penyihir yang
sesat, dukun yang pendusta, aku akan pertimbangkan untuk membalasnya, kemudian
Ia menulis surat jawabannya sebagai berikut :
Untuk Muhammada bin
Abdillah dari Al-Muqauqis Penguasa Qibthy
Salam
sejahtera untukmu!. Amma ba’du!
Aku
telah membaca suratmu, dan aku memahami apa yang telah engkau katakan dan apa
yang engkau serukan, sesunguhnya aku tahu bahwa masa kenabian masih tersisa,
aku menyangkanya Ia akan turun di Syam, aku telah memuliakan utusanmu, bersama
surat ini aku kirimkan untukmu beberapa helai baju dan dua orang hamba sahaya
wanita yang memiliki kedudukan terhormat di Qibthy. Juga aku hadiahkan engkau
seekor keledai untuk hewan tunggangan. Wassalaam! ((Lihat Al-Watsaaiq
As-siyaasiyah hal 106)
Kedua
hamba sahaya tersebut, adalah Mariyyah yang kemudian diperisteri oleh
rasulullah SAW yang lahir darinya Ibrahim, dan seorang lagi diperisteri oleh
Hassan bin Tsabit yang kemudian melahirkan Abdurrahman bin Hassan. Di samping
kedua hamba sahaya juga dihadiahkan seorang anak (hamba sahaya) yang bernama
Mabuur dan seekor keledai yang warna tubuhnya putih tapi bagian rambutnya hitam
yang diberinama Ya’fuur.
Surat
jawaban Muqauqis mencerminkan penghormatan kepada Rasululah SAW, di sii lain
juga menunjukan bahwa beliau belum menyatakan dirinya masuk Islam, hal itu
disebabkan karena dirinya takut kehilangan kekuasaaannya di Mesir, apabila
menganut agaman yang bertentangan dengan agama resmi Imperium Romawy yang
menjadi induk kekuasaannya.
SURAT
KEPADA NAJASYI
Sebagaimana
telah anda pelajari pada pelajaran sebelumnya, bahwa kaum Muslimin melakukan
hijrah dari mekkah ke habasyah, yang disambut dengan penuh antusias oleh Najsyi
yang tengah berkuasa saaat itu, Ia memuliakan keum Muhajirin dan menolak untuk
menyerahkan mereka kepada Quraisy, kemudian Ia masuk Islam hingga akhir hayatnya
dalam keadaan Muslim, dan nabi pun menyampaikan salam ta’ziyah kepadanya.
Raja
Habasyah beralih kepada Najasyi yang lain, Nabi juga mengirim surat kepada Raja
yang baru ini dan mengajaknya kepada Islam.
Dari
Anas RA, bahwasanya nabi SAW telah menulis surat kepada Kisra, Kaisar, Najasyi
dan para penguasa lainnya, mengajak mereka kepada Allah SWT. najasyi yang
dimaksud di sini bukan Najasyi yang Muslim yang pernah dishalatghaibkan
jasadnya oleh Nabi. (Lihat Shahih Muslim juz 4 hal : 399)
Adapaun
yang membawa surat Nabi kepada Najasyi adalah Amr bin Umayyah Ad-Dhamry, dengan
teks sebagai berikut :
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dari
Muhammad Rasulullah kepada Najasyi penguasa Habasyah
Salam sejahtera kapada
siapa saja yang mengikuti petunjuk, beriman kepada allah dan RasulNYA, bersaksi
bahwa tiada Tuhan melainkan Allah tuhan Yang Maha Esa tiada sekutu bagiNYA, yahng
tidak mempunya teman dan anak, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNYA
Aku berseru kepadamu dengan seruan Allah,
sesungguhnya aku adalah utusanNYA. Mak dari itu masuk Islamlah engaku, engkau
akan selamat.
64. Katakanlah: "Hai ahli kitab, marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara
kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka
Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)".
Jika
engkau enggan dan menolak, maka engka akan menanggung dosa kaummu umat nasrani.
(Lihat Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 3 hal : 83)
SIKAP NAJASYI
Najasyi menghargai isi surat tersebut dan
memuliakan pembawanya, lalu Ia berkata : ” sesungguhnya aku tahu demi Allah!,
bahwasanya Isa AS telah menyampaikan berita gembira tentangnya, akan tetapi
pendukungku di habasyah ini sedikit, berilah aku kesempatan sampai pendukungku
banyak dan aku akan melunakkan hati-hati mereka. Sebagian ulama menila sikap
Najasyi tersebut bahwasanya Ia telah masuk Isalm, namun sebagian besar lagi
menyatakan belum masuk islam (Lihat Sirah Nabawiyyah Abu Syuhbah juz 2 hal 302)
Beberap surat lainnya dikirimkan oleh
rasulullah SAW kepada Amir-amir Arab, berbeda-beda respon mereka, di antara
mereka ada yang menolaknya dengan penolakan yang halus dan di kemudian hari
masuk Islam, namun ada juga yang menolaknya dengan penolakn yang buruk dan
tidak mau masuk Islam.
HASIL-HASIL PENGIRIMAN UTUSAN DAN SURAT
Telah terealisasi dari proses surat menyurat
tersebut misi pemberitahuan tentang Islam dalam level negara (Mustawa
Ad-Dualy), maka diserukanlah seluruh manusia kepada Islam, dan dijelaskan bahwa
Islam adalah agama tidak hanya dikhususkan ke wilayah Jazira Arab saja,
melainkan agama untuk umat manusia seluruhnya. Telah tersebar Islam di seluruh
pelosok negeri sebagaimana yang telah terjadi di Yaman, juga tersebar ke
kalangan sahabat dan mitra seperti yang terjadi di Mesir. Dan kaum Muslimin
menjadi bertambah keimannannya dengan dakwah surat menyurat ini, ketika beberpa
penguasa belum menyambut seruan dakwah, dan sebagian besar mereka menolak
dengan lembut dan hormat. Pada awalnya kaum Musyrikin Mekkah bergembitra
keitaka mendengar surat nabi dirobek-robek oleh Kisra persia, di antar mereka
ada yang berkomentar : “Kalian telah dibantu oleh hanya satu orang saja, Kisra
Raja Diraja Persia telah mengambil tindakan terhadap Muhammad”.
Namun ketika tersiar berita Kaisar persia dikalahkan oleh Romawy,
dan Islam mulai tersebar di Yaman, Oman, dan
Bahrain, kaum Musyrikin mulai “down” dan pasimis, kabilah-kabilah mulai
berfikir telah terjadi transisi dan peralihan respon bangsa arab terhadap
Islam. Sementara Rasulullah SAW telah mengetahui kondisi politik para raja dan penguasa
dan respon mereka terhadap Islam, oleh sebab itu beliau nerancang strategi
dakwah di atas pengetahuannya tentang mereka.
IBROH DARI PENGIRIMAN SURAT DAN UTUSAN
1.
Seleksi terhadap Da’i yang memiliki
keistimewaan, dan mempersiapkan mereka dengan persiapan yang matang untuk
menjalankan misi ini, untuk menyampaikan dakwah ke dalam dan luar negeri atas
dasar pengetahuan dan kesadaran.
2.
Mempelajari surat-surat rasulullah SAW, dan
meneladani arahan dan tujuan surat tersebut ke berbagai bangsa selain Arab, untuk
memperkenalkan merka tentang Islam dan mengajak merek untuk memeluknya.
3.
Menjalin hubungan perjanjian yang dapat
membawa kemaslahatan bagi Islam dan umatnya.
4.
Mengambil yang terbaik apa yang ada pada umat
yang lain, selam membawa manfaat bagi kaum Muslimin, dan tidak bertentangan
dengan hukum Islam dan kaidah-kaidahnya secara umum, sebgaiamana yang telah
dilakukan oleh rasulullah SAW ketika menjadikan cincinnya sebagai stempel dalam
surat-surat yang dikirimkan kepada raja dan penguasa.
No comments:
Post a Comment