Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Friday, October 5, 2012

ANTARA KEMARIN DAN HARI INI 2

-         3- Syi’ar-syi’ar terapan dalam sistem ini
Nizham (sistem perundang-undangan) Qur’ani berbeda dengan sistem-sistem lain yang dibuat oleh manusia. Semua sistem perundang-undangan buatan manusia hanya berlandaskan teori hasil otak atik otak manusia yang dha’if dan dibingkai oleh zhon-zhon (dugaan-dugaan) yang kadang benar kadang salah karena tidak merujuk kepada wahyu………………………………………………………….S / D..:
12)   Solidaritas sosial (yang timbal balik) antara pemimpin dan rakyat yang dipimpin, berupa ri’ayah (dari pemimpin) dan ketaatan (dari yang dipimpin) secara bersamaan.

Setiap muslim berkewajiban menepati syi’ar-syi’ar ini dalam keseharian kehidupannya setiap saat sehingga akan tampak atsar-atsarnya dalam masyarakat.

-         4- Daulah Islam yang pertama
Daulah Islamiyah yang pertama tegak di atas pondasi sistem sosial Qur’ani tersebut.  Keyakinan para sahabat akan kesempurnaan sistem ini tercermin dalam kata-kata  khalifah pertama dari daulah ini : “Seandainya tali kekang untaku hilang, niscaya akan kudapatkan dalam Kitab Allah.”. Beliau (Abubakar Ash Shiddiq ra) juga tegak memerangi para pembangkang yang surut dari Dien dengan berusaha mengurangi sesuatu yang pernah mereka (para pembangkang tsb) lakukan di zman Nabi SAW yaitu zakat. Kata beliau : “Demi Allah, seandainya mereka mencegahku (untuk mengeluarkan zakatnya) anak unta yang dulu pernah dilaksanakan Rasulullah, tentu aku akan memerangi mereka dengan pedang yang tergenggam di tanganku.”
Sejak tegaknya Daulah Islamiyah yang pertama kita lihat bahwa kesempurnaan sistem Qur’ani ini terus menerus memperlihatkan cahayanya, sampai tiba saatnya redup lagi karena mulai ditinggalkan oleh para pemeluknya.
Daulah pertama itu melebarkan pengaruhnya sejak Barat hingga Timur dan merambah ke 3 benua, Asia, Afrika dan Eropa. Daulah ini mampu mengalahkan kekuatan pagan Persia dan Arab, mengalahkan dominasi Kristen Romawi, menundukkan dan mengusir Yahudi dari jazirah, dan menapakkan kaki di daratan Eropa di Semenanjung Balkan.
-         5- Faktor-faktor penghancur eksistensi Daulah Islamiyah
            Sudah sunnatullah bahwa kalah dan menang silih berganti diantara manusia, sejak mulai luntur dari keaslian, maka kekuatan Manhaj Qur’ani-pun semakin berkurang, meskipun cahaya Islam masih bersinar namun beberapa dari kekuatan utamanya, yaitu Aqidah, Akhlaq dan Ukhuwah sudah mulai redup. Meskipun demikian masih berabad-abad kemudian sebelum seluruh bangun kekhilafahan dapat benar-benar diruntuhkan oleh kekuatan musuh-musuhnya.
Kendati telah memiliki kekuatan yang besar dan kekuasaan yang luas, ternyata faktor-faktor penghancur juga telah menyusup ke tengah-tengah kehidupan ummat Qur’ani ini. Unsur perusak itu bekerja dengan cara mengakar, tumbuh membesar dan semakin kuat hingga mampu merobek-robek bangunan yang besar dan mengikis habis pusat daulah Islamiyah. Penghancuran pertama oleh Bangsa Tartar pada abad ke 6 H, yang kedua pada abad ke 14 H . Dua peristiwa ini telah mewariskan kondisi ummat yang bercerai berai. Mereka hidup dalam negara-negara kecil yang sulit untuk menuju ke kesatuan dan bangkit kembali secara utuh.
Faktor-faktor penghancur itu sebagai berikut:
1.              Pergolakan politik, fanatisme kesukuan, perebutan kekuasaan dan ambisi terhadap kedudukan. Padahal Allah telah memperingatkan dengan keras akan hal ini sebagaimana dalam FirmanNya: “Dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Anfal: 46 ). Islam juga berwasiat agar kita selalu berupaya menjaga keikhlasan hanya untuk Allah, baik ucapan maupun amal perbuatan, serta berusaha memalingkan diri dari kecintaan terhadap pangkat dan pujian.
2.              Pertentangan agama dan mahdzab. Banyak dari kita yang lari dari agama- sebagai sistem ideologi dan amal- sehingga Islam hanya dianggap sebagai mantra dan fikiran filsafat yang mati, tidak bermakna, dan tidak bisa diterapkan. Juga keterlibatan ummat kepada kejumudan dan ta’ashub karena mereka menjadi semakin bodoh .
3.              Tenggelam dalam kecintaan yang berlebihan terhadap dunia beserta seluruh kenikmatan dan kemewahannya, ikut-ikutan dengan kebiasaan dan kegemaran orang kafir yang mereka taklukan dahulu (Persia dan Romawi) dalam hal kehidupan dan kecintaan duniawi. Pemenuhan syahwat yang berlebih-lebihan ini telah menyeret ummat ke dalam jurang kelemahan dan menjadi sebab-sebab pertikaian lebih lanjut antar sesama ummat Islam. Padahal mereka semua juga membaca Firman Allah sebagai berikut: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu agar mentaati Allah, tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu , maka sudah sepantasnyaberlaku terhadapnya ketentuan Kami , kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya” (Al Isra’: 16).
4.              Terjadinya transformasi kekuasaan kepada bangsa non Arab yang belum mengenyam Islam dengan penghayatan yang benar, dan hati –hati mereka juga  belum disinari cahaya Al Qur’an karena belum memahami maknanya. (karena faktor bahasa dalam faktor transfer of knowledge dan transfer of ideology).
5.              Mengabaikan ilmu-ilmu kauniyah dan membuang-buang waktu untuk aneka filsafat yang teoritis.
6.              Banyak penguasa yang lengah oleh kekuasaannya dan tertipu oleh kekuatannya dan tidak memperhatikan gejolak perkembangan sosial bangsa-bangsa sekitar mereka.
7.              Tertipu oleh tipu daya musuh-musuhnya, kagum dengan amal perbuatan duniawi mereka.

-         6- Pergolakan Politik
  1. Upaya-upaya penghancuran ummat Islam:
Setelah melihat faktor-faktor penghancur ummat Islam yang berasal dari dalam tubuh ummat sendiri, perlu juga diketahui bahwa bangsa-bangsa yang dikalahkan oleh ummat Islam juga berusaha melemahkan kekuatan Islam sebagai upaya balas dendam dan upaya menegakkan kembali dominasi dien mereka. Selain berupaya dari luar, mereka juga berupaya menyusupkan pengaruh ke tubuh ummat dengan berbagai upaya sehingga menimbulkan berbagai faksi perpecahan dalam bentuk sekte maupun aliran dengan memasukkan sebagian kepercayaan mereka ke dalamnya.

  1. Kemenangan yang beruntun
Setelah berbagai kelemahan yang nyaris meruntuhkan seluruh kekuatan Islam, Allah mentakdirkan Islam sempat bangkit kembali dengan kemenangan Shalahuddin Al Ayyubi atas kaum salib, kemudian kemenangan Adh Dhahir Bibris atas bangsa Tartar di ‘Ain Jalut. Kemudian beruntun dengan penaklukan Konstantinopel dan pembukaan Eropa. Saat itu secara teritorial kekuatan Islam membentang sampai ke Wina. Itulah Daulah Utsmaniyah. Meskipun tampak megah dan kuat namun sebenarnya Turki Utsmani juga sudah mengandung bibit-bibit kelemahan sebagaimana yang dijelaskan di atas.

  1. Benih-benih kebangkitan Eropa
Pada saat Turki Utsmani dijangkiti penyakit jumud dan tertinggal, Eropa mengalami kebangkitan karena pengaruh Islam. Sejak diterimanya cara berpikir sebagaimana ilmuwan Islam, para ilmuwan Eropa mulai menata dunia ilmu mereka dan menemukan berbagai penemuan ilmiah, sebagian juga ditiru dari penemuan ilmuwan Islam. Di bidang politik, kelemahan Turki Ustmani yang sebagian besar disebabkan karena kelemahan internal, telah direkayasa oleh musuh-musuh Islam. Kekalahan demi kekalahan terjadi dan sedikit-demi sedikit kekuasaan Islam semakin mengecil. Sebagai contoh, Spanyol berhasil menaklukan Andalusia dan mengausainya. Keruntuhan Turki Utsmani tinggal tunggu waktu.

  1. Serangan baru.
Turki Utsmani sudah dijuluki sebagai  “The Sick man”, untuk menggambarkan bahwa kekahlifahan Islam terakhir ini bagaikan orangtua yang sakit sekarat. Setelah berbagai wilayah kekhalifahan melepaskan diri atau direbut musuh, skenario terakhir dari penghancuran kekuatan Islam terakhir (dalam wujud daulah) adalah dengan rekayasa Perang Dunia I . Perang Dunia direncanakan agar 2 kekuatan non Islam leluasa melakukan proses aneksasi berbagai wilayah Islam dan milayah lain sebagaimana membagi-bagi kue. Dan zionisme Yahudi memang amat berkepentingan dengan skenario ini, meskipun mereka baru berhasil menjajah Palestina secara nyata setelah suksesnya skenario Perang Dunia II. Sempurnalah perpecahan kekuatan kenegaraan Islam sehingga sekarang belum ada lagi Daulah utuh sebagaimana terakhir Turki Utsmani.

  1. Menuju kekuatan baru
Selama kurun waktu yang cukup lama, ummat yang terpecah belah terus menerus bergolak dalam kekuatan-kekuatan kecil. Ini menunjukkan bahwa semangat untuk tetap berdiri sebagai bangsa yang merdeka adalah semangat yang fitrah dan dimotivasi oleh fitrah Islam. Berbagai pemberontakan terhadap penjajah terus terjadi disetiap bumi yang disuburkan oleh Islam sebagai panutan ummat yang tinggal di atas bumi itu. Berbagai pejuang / mujahid lokal dicatat dalam sejarah masing-masing negeri termasuk Pangeran Diponegoro dan Tuanku Imam Bonjol di Indonesia. Mereka berjuang karena mereka tak ingin dijajah oleh orang kafir. Tetatpi keterpencilan ummat satu sama lain telah menimbulkan bibit sebuah problema baru yaitu mulai munculnya semangat kebangsaan semata dan mengkaburkan semangat Islam bersatu. Islam yang berkembang di setiap wilayah berpotensi menimbulkan tradisi dan budaya yang menjadi semakin asing satu sama lain. Bersamaan dengan itu putra-putri muslim juga mulai mengenyam pendidikan barat, disatu pihak mereka menjadi tidak tertinggal dari kemajuan dunia dan meninggalkan kejumudan, tapi dilain pihak mereka juga seringkali menjadi semakin asing atas agama mereka sendiri.

  1. Perang baru.
Dewasa ini dunia telah berubah dan mempunyai lecenderungan  untuk berusaha saling menyatu kembali. Eropa telah berhasil merintis sebuah jalan agar bersatu menjadi Uni Eropa, bahkan berhasil menyepakati mata uang bersama. Ummat Islam masih berserak-serak, namun bibit-bibit kesadaran untuk bersatu semakin tampak. Berbagai gerakan Islam telah berkembang menjadi gerakan internasional dan mulai lahir generasi muda yang merindukan khilafah kembali tegak sebagai lambang persatuan kekuatan Islam. Kita memasuki babak yang sama sekali baru dalam perang kali ini, perang globalisasi.

-         7- Pergolakan Sosial
Sebagaimana telah disinggung di atas tadi, pergolakan sosial di sekeliling ummat Islam sebenarnya turut mempengaruhi keadaan ummat Islam. Dunia kristen dengan dominasi kaum gereja telah mengalami titik kerendahan peradabannya pada masa yang oleh mereka sendiri disebut sebagai Abad Pertengahan atau Abad Kegelapan (Dark Ages). Pada masa itu akal pikiran manusia dibelenggu dengan dogma dan takhayul sehingga tidak ada manfaat yang bisa diambil untuk kehidupan manusia. Setelah bersentuhan dengan kebudayaan Islam di Andalusia, para ilmuwan Eropa melakukan pemberontakan kepada gereja dan timbulah Sekularisme, pemisahan antara agama dan ilmu. Sejak saat itu dunia ilmu melesat pesat meninggalkan dogma gereja dan bahkan kemudian kaum gereja mengikuti kaum sekuler dalam menuntut ilmu. Revolusi ilmu diikuti dengan revolusi sosial (revolusi industri) dan revolusi politik  (revolusi perancis ), berakhirlah sudah hegemoni gereja yang saat itu berkoalisi dengan para raja. Belakangan revolusi politik ini diterapkan juga di Turki Utsmani dengan menyamakan Khalifah dengan Raja sebagaimana raja-raja Eropa. Berdirilah republik-republik dengan sistem politik yang baru.
Pergolakan sosial juga dipengaruhi dan mempengaruhi berbagai fenomena berikut:
  1. Munculnya atheisme, dilengkapi dengan berbagai ilmuwan yang mendukungnya.
  2. Permissivisme (paham serba boleh), sebagai buah langsung dari ditolaknya seluruh norma agama. Dari permissivisme lahir hedonisme (paham memburu kesenangan) dan mendewakan syahwat.
  3. Egosime, merupakan akibat tidak langsung dari kedua paham di atas dan juga merupakan akibat dari hilangnya nilai kebersamaan sosial yang ada dari ajaran agama. Egoisme sangat bertentangan dengan paham ukhuwah.
  4. Berkembangnya sistem ekonomi ribawi sebagai produk komunitas yahudi di eropa. Yahudi yang bermigrasi ke Eropa dan menyatu dengan bangsa tempat mereka tinggal pada hakekatnya tetap Yahudi dan tetap mennerapkan sistem riba sebagai kekuatan ekonomi mereka. Meskipun telah berpencar mereka tetap memiliki rasa kebersamaan yang kuat dan tetap bekerja sama dalam mendirikan sistem ekonomi ribawi ini.
  5. Berkembangnya materialisme sebagai akibat langsung dan tidak langsung dari paham filasafat materialisme, hedonisme, egosime dan sistem ekonomi ribawi.
Semua fenomena di atas berkembang menjadi sebuah lingkaran setan yang saling mencengkeram pengaruhnya menghancurkan manusia siapa saja yang hidup dan mengabdi dalam sistem sosial itu.

-         8- Tirani Materialisme di kalangan negara-negara Muslim
Berikut ini adalah uraian berbagai pengaruh materialisme sebagai sebuah faham maupun sebagai sebuah sistem sosial:
-          Di bidang industri dan perdagangan materialisme telah menghilangkan eksistensi manusia sebagai manusia. Manusia hanya dianggap sebagai mesin dan alat produksi. Ini menimbulkan faham filsafat Eksistensialisme. Di bidang perdagangan, motivasi mencari keuntungan yang sebesar-besarnya telah menghilangkan segala norma agama bahkan norma kemanusiaan. Dilengkapi dengan faham sekularisme, manusia tidak malu-malu lagi berbuat curang sambil terus tampil sebagai tokoh masyarakat yang rajin ke gereja.
-          Munculnya industri hiburan dan olah raga sebagai akibat berkembangnya hedonisme. Dunia hiburan yang dikejar manusia telah membuka lahan penghidupan baru bagia sebagian manusia yang menjadi produsen produk hiburan. Dunia hiburan menjadi lahan yang subur bagi khamr dan bahan additif lain yang kita sebut sebagai narkoba. Bahan-bahan memabukkan ini sangat berpotensi menghilangkan kekuatan akal bangsa manapun yang membiarkannya tumbuh. Demikian juga dengan dunia olah raga yang dewasa ini sudah menjadi industri tersendiri. Dunia olahraga bukan lagi milik orang yang berolah raga karena ingin sehat, namun juga milik para produsen alat olah raga maupun para promotor acara olah raga.
-          Direndahkannya martabat wanita dalam tirani materialisme, selain sebagai upaya melemahkan institusi keluarga, juga sebagai jembatan paling pintas untuk meruntuhkan moral bangsa manapun yang terkena penjajahan materilisme ini. Dunia mode dan make –up wanita sudah menjadi iindustri tersendiri, ditambah dengan gemerlapnya para model, artis, bintang iklan dan selebritis lain, semakin maraklah materialisme mendunia.
-          Dunia pendidikan tidak terlepas dari pengaruh materialisme. Filsafat ilmu sudah semakin jauh melupakan hakekat adanya Sang Pencipta. Pembicaraan tentang adanya tuhan sudah semakin jauh dan asing dari telinga para mahasiswa, bahkan siapa saja yang membicarakannya dianggap kuno dan tidak ilmiah. Para penganut agama manapun yang masih taat pada norma agamanya dianggap terbelakang dan dibuat minder. Para mahasiswa muslim yang belajar di negara-negara barat setelah pulang sudah asing terhadap agamanya sendiri.
-          Di bidang moral, kemunduran yang amat sangat memprihatinkan sudah mencemaskan para pengamata sosial dikalangan mereka sendiri. Sudah sejak lama para ahli sosial di negara-negara barat terus menerus pusing dalam menghadapi kemerosotan sosial di dunia tempat hidup mereka. Perlahan tapi pasti dewasa ini dunia barat mulai berpaling pada dunia spiritualisme yang bukan berarti kembali ke norma agama dari Allah, namun justru mulai mengembalikan budaya pagan / syirik sebagaimana zaman sebelum datangnya Islam. Berbagai alairan kebatinan timur mulai digemari di amerika dan eropa. Barat yang mengaku rasional telah semakin menanggalkan akal mereka.

-         9-Dakwah kami dakwah kebangkitan dan penyelamatan
  1. Warisan tugas berat
Setelah uraian di atas, nyatalah bahwa Allah telah berkenan mewariskan tugas berat kepada kita untuk mengemban tugas dakwah ini. Jika Allah berkehendak, niscaya akan Ia akan memunculkan cahaya dakwah kita di tengah-tengah kegelapan ummat ini dan menyiapkan kita sebagai generasi yang akan meninggikan kalimatNya, memenangkan syari’atNya dan menegakkan DaulahNya kembali.
“Dan sungguh Allah akan menolong orang yang membela (agama)Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. ” (Al Hajj 40)

  1. Sasaran-sasaran umum dakwah kami
Berlandaskan 2 ayat Firman Allah SWT: “Sesungguhnya bumi ini milik Allah dan diwariskan kepada siapa yang dikehendakiNya” (Al A’raf 128). Dan : “Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan (yang baik) adalah untuk orang-orang yang bertaqwa.” (Al Qashash 83 ).
Dua sasaran asasi yang ingin kita capai adalah:
  1. Agar setiap negara muslim (dan setiap insan muslim) merdeka dari setiap dominasi ‘asing’, yaitu dominasi yang asing bagi fitrahnya yang Islam. Hal ini merupakan hak asasi setiap insan. Tidak ada yang mengikngkarinya kecuali orang yang zalim lagi durhaka, atau para penjajah durjana.
  2. Agar tegak di negara ini Daulah Islamiyah merdeka yang menerapkan hukum Islam, merealisasikan sistem sosialnya, mendeklarasikan prinsip-prinsipnya yang lurus dan menyampaikan dakwahnya yang bijak kepada seluruh kaum manusia. Selama daulah belum tegak di sebuah negeri muslim dan sebagai gantinya justru tegak sistem yang zalim,  maka setiap orang berdosa, kecuali orang-orang yang berjuang mencegah kebatilan dan memperjuangkan tegaknya daulah yang haqq.

  1. Sasaran-sasaran khusus dakwah kami
Selain berupaya menegakkan sasaran umum di atas, maka hendaknya kita semua juga memperjuangkan tercapainya sasaran-sasaran khusus yang sesuai dengan kondisi masing-masing negeri. Sasaran-sasaran khusus yang dimaksud adalah : memberantas kemiskinan, mendidik generasi muda muslim , mencegah yang mungkar dan menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, menegmbalikan kemandirian ekonomi ummat agar tidak lagi dibelenggu oleh sistem ekonomi ribawi yang dikutuk Allah, memupuk kekuatan dan persatuan ummat.

  1. Perangkat umum dakwah kami
Perangkat umum utama kami adalah:
  1. Iman yang kuat.
  2. Takwin yang jeli
  3. Amal yang berkesinambungan
Semua itu berbarengan dengan usaha-usaha yang sudah kita jalankan selama ini: khutbah, ceramah, identifikasi penyakit, seminar dan lain-lain.

  1. Perangkat tambahan
Perangkat tambahan akan sangat fleksisbel sesuai dengan sitauasi dan kondisi masing-masing negeri. Kadang perangkat tambahan itu terasa berat karena berseberangan dengan adat kebiasaan setempat, namun selama itu lebih baik dari yang akan digantikannya, maka perangkat itu hendaknya di gunakan secara arif dan teguh.

  1. Penggembosan
Sudah pasti akan ada ujian / mihnah dari pihak-pihak musuh Allah. Sudah pasti segala upaya kita akan di konter (diberikan reaksi balasan) oleh para musuh Allah dan musuh kita. Tapi hendaknya kita berpegang teguh pada prinsisp-prinsip kita dan tsabat menjalankannya sambil terus meneguhkan ukhuwah.

  1. Kendala-kendala di jalan kami
Kendala-kendala yang akan di hadapi antara lain: - belum dikenalnya jalan  dakwah kita oleh sebagian besar ummat,- ketika sudah dikenal akan mendapatkan tantangan bahkan mungkin saja dari kalangan yang selama ini disebut sebagai ulama ummat, - kita juga mungkin akan ditentang oleh penguasa ummat saat ini sebagaimana Muhammad SAW dimusuhi oleh pembesar-pembesar Qureisy,- kebodohan ummat akan agamanya sendiri akan menjadi kendala bagi kita untuk segera dapat melihat hasil dakwah kita,- dan tidak boleh diabaikan sama sekali juga adanya rekayasa makar dari musuh abadi kita yaitu dari kalangan yahudi dan musyrikin.

  1. Faktor-faktor keberhasilan.
Faktor keberhasilan yang patut kita pegang dan kita harapkan terus menerus hanyalah satu : Pertolongan Allah bagi siapa saja yang menolong Agama Nya. Kekuatan sibghah Allah atas hati-hati manusia yang akan memperteguh dakwah yang sudah tertancap dalam diri dan jiwa mereka dan jiwa kita, yang demikian itu karena Allah adalah Pelindung dan Penolong bagi orang-orang beriman.

-         10- Wasiat
Dalam mengakhiri bahasannya tentang Dakwah kami anatara kemarin dan hari ini, Asy Syahid mewasiatkan :
-          1- Agar meletakkan fikrah kita di depan penglihatan kita, (maksudnya agar kita selalu mengingat akan poin-poin fikrah kita,  dan bersatu padu  menjalankannya).
-          2- Bahwa kita adalah ruh baru dalam aliran darah ummat ini yang bercahayakan cahaya Al Qur’an dan menegakkan kalimat Nya.
-          3- Atas pertanyaan: Kemana kalian mengajak? Jawabannya adalah : “Kami mengajak kepada Islam yang diturunkan kepada Muhammad SAW. Pemerintahan adalah bagian darinya dan kemerdekaan adalah salah  satu kewajibannya ”.
-          4- Atas perkataan orang: Kalian adalah para da’I yang revolusioner, maka Jawabannya : “Kami adalah para da’I (penyeru) kebenaran dan kedamaian. Kami yakin dengan kebenaran itu dan bangga dengan segala atributnya . Jika kamu menyatakan perlawanan kepada kami dan  menghalangi jalan kami, maka sungguh Allah telah mengizinkan kami untuk membela diri . Dan sesungguhnya kamu sekalian adalah para pemberontak yang lalai.”

No comments:

Post a Comment