-
3-
Syi’ar-syi’ar terapan dalam sistem ini
Nizham (sistem perundang-undangan) Qur’ani berbeda
dengan sistem-sistem lain yang dibuat oleh manusia. Semua sistem
perundang-undangan buatan manusia hanya berlandaskan teori hasil otak atik otak
manusia yang dha’if dan dibingkai oleh zhon-zhon (dugaan-dugaan) yang kadang
benar kadang salah karena tidak merujuk kepada wahyu………………………………………………………….S /
D..:
12) Solidaritas sosial (yang timbal balik) antara
pemimpin dan rakyat yang dipimpin, berupa ri’ayah (dari pemimpin) dan ketaatan
(dari yang dipimpin) secara bersamaan.
Setiap muslim berkewajiban menepati syi’ar-syi’ar ini dalam keseharian
kehidupannya setiap saat sehingga akan tampak atsar-atsarnya dalam masyarakat.
-
4-
Daulah Islam yang pertama
Daulah
Islamiyah yang pertama tegak di atas pondasi sistem sosial Qur’ani
tersebut. Keyakinan para sahabat akan
kesempurnaan sistem ini tercermin dalam kata-kata khalifah pertama dari daulah ini :
“Seandainya tali kekang untaku hilang, niscaya akan kudapatkan dalam Kitab
Allah.”. Beliau (Abubakar Ash Shiddiq ra) juga tegak memerangi para pembangkang
yang surut dari Dien dengan berusaha mengurangi sesuatu yang pernah mereka (para
pembangkang tsb) lakukan di zman Nabi SAW yaitu zakat. Kata beliau : “Demi
Allah, seandainya mereka mencegahku (untuk mengeluarkan zakatnya) anak unta
yang dulu pernah dilaksanakan Rasulullah, tentu aku akan memerangi mereka
dengan pedang yang tergenggam di tanganku.”
Sejak
tegaknya Daulah Islamiyah yang pertama kita lihat bahwa kesempurnaan sistem
Qur’ani ini terus menerus memperlihatkan cahayanya, sampai tiba saatnya redup
lagi karena mulai ditinggalkan oleh para pemeluknya.
Daulah
pertama itu melebarkan pengaruhnya sejak Barat hingga Timur dan merambah ke 3
benua, Asia, Afrika dan Eropa. Daulah ini mampu mengalahkan kekuatan pagan
Persia dan Arab, mengalahkan dominasi Kristen Romawi, menundukkan dan mengusir
Yahudi dari jazirah, dan menapakkan kaki di daratan Eropa di Semenanjung
Balkan.
-
5- Faktor-faktor penghancur eksistensi Daulah Islamiyah
Sudah sunnatullah bahwa kalah dan
menang silih berganti diantara manusia, sejak mulai luntur dari keaslian, maka
kekuatan Manhaj Qur’ani-pun semakin berkurang, meskipun cahaya Islam masih
bersinar namun beberapa dari kekuatan utamanya, yaitu Aqidah, Akhlaq dan
Ukhuwah sudah mulai redup. Meskipun demikian masih berabad-abad kemudian
sebelum seluruh bangun kekhilafahan dapat benar-benar diruntuhkan oleh kekuatan
musuh-musuhnya.
Kendati telah memiliki kekuatan yang besar dan kekuasaan yang luas,
ternyata faktor-faktor penghancur juga telah menyusup ke tengah-tengah
kehidupan ummat Qur’ani ini. Unsur perusak itu bekerja dengan cara mengakar,
tumbuh membesar dan semakin kuat hingga mampu merobek-robek bangunan yang besar
dan mengikis habis pusat daulah Islamiyah. Penghancuran pertama oleh Bangsa Tartar pada
abad ke 6 H, yang kedua pada abad ke 14 H . Dua peristiwa ini telah mewariskan
kondisi ummat yang bercerai berai. Mereka hidup dalam negara-negara kecil yang
sulit untuk menuju ke kesatuan dan bangkit kembali secara utuh.
Faktor-faktor penghancur itu sebagai berikut:
1.
Pergolakan
politik, fanatisme kesukuan, perebutan kekuasaan dan ambisi terhadap kedudukan.
Padahal Allah telah memperingatkan dengan keras akan hal ini sebagaimana dalam
FirmanNya: “Dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi
gentar dan hilang kekuatanmu serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar” (Al-Anfal: 46 ). Islam juga berwasiat agar kita selalu
berupaya menjaga keikhlasan hanya untuk Allah, baik ucapan maupun amal
perbuatan, serta berusaha memalingkan diri dari kecintaan terhadap pangkat dan
pujian.
2.
Pertentangan
agama dan mahdzab. Banyak dari kita yang lari dari agama- sebagai sistem
ideologi dan amal- sehingga Islam hanya dianggap sebagai mantra dan fikiran
filsafat yang mati, tidak bermakna, dan tidak bisa diterapkan. Juga keterlibatan ummat kepada kejumudan
dan ta’ashub karena mereka menjadi semakin bodoh .
3.
Tenggelam
dalam kecintaan yang berlebihan terhadap dunia beserta seluruh kenikmatan dan
kemewahannya, ikut-ikutan dengan kebiasaan dan kegemaran orang kafir yang
mereka taklukan dahulu (Persia dan Romawi) dalam hal kehidupan dan kecintaan
duniawi. Pemenuhan syahwat yang berlebih-lebihan ini telah menyeret ummat ke
dalam jurang kelemahan dan menjadi sebab-sebab pertikaian lebih lanjut antar
sesama ummat Islam. Padahal mereka semua juga membaca Firman Allah sebagai
berikut: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan
orang-orang yang hidup mewah di negeri itu agar mentaati Allah, tetapi mereka
melakukan kedurhakaan dalam negeri itu , maka sudah sepantasnyaberlaku
terhadapnya ketentuan Kami , kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”
(Al Isra’: 16).
4.
Terjadinya
transformasi kekuasaan kepada bangsa non Arab yang belum mengenyam Islam dengan
penghayatan yang benar, dan hati –hati mereka juga belum disinari cahaya Al Qur’an karena belum
memahami maknanya. (karena faktor bahasa dalam faktor
transfer of knowledge dan transfer of ideology).
5.
Mengabaikan ilmu-ilmu kauniyah
dan membuang-buang waktu untuk aneka filsafat yang teoritis.
6.
Banyak penguasa yang lengah
oleh kekuasaannya dan tertipu oleh kekuatannya dan tidak memperhatikan gejolak
perkembangan sosial bangsa-bangsa sekitar mereka.
7.
Tertipu oleh tipu daya
musuh-musuhnya, kagum dengan amal perbuatan duniawi mereka.
-
6-
Pergolakan Politik
- Upaya-upaya
penghancuran ummat Islam:
Setelah melihat faktor-faktor penghancur ummat Islam
yang berasal dari dalam tubuh ummat sendiri, perlu juga diketahui bahwa
bangsa-bangsa yang dikalahkan oleh ummat Islam juga berusaha melemahkan
kekuatan Islam sebagai upaya balas dendam dan upaya menegakkan kembali dominasi
dien mereka. Selain berupaya dari luar, mereka juga berupaya menyusupkan
pengaruh ke tubuh ummat dengan berbagai upaya sehingga menimbulkan berbagai
faksi perpecahan dalam bentuk sekte maupun aliran dengan memasukkan sebagian
kepercayaan mereka ke dalamnya.
- Kemenangan yang beruntun
Setelah berbagai kelemahan yang nyaris meruntuhkan seluruh kekuatan
Islam, Allah mentakdirkan Islam sempat bangkit kembali dengan kemenangan
Shalahuddin Al Ayyubi atas kaum salib, kemudian kemenangan Adh Dhahir Bibris
atas bangsa Tartar di ‘Ain Jalut. Kemudian beruntun dengan penaklukan
Konstantinopel dan pembukaan Eropa. Saat itu secara teritorial kekuatan Islam
membentang sampai ke Wina. Itulah Daulah Utsmaniyah. Meskipun tampak megah dan
kuat namun sebenarnya Turki Utsmani juga sudah mengandung bibit-bibit kelemahan
sebagaimana yang dijelaskan di atas.
- Benih-benih kebangkitan Eropa
Pada saat Turki Utsmani dijangkiti penyakit jumud dan tertinggal,
Eropa mengalami kebangkitan karena pengaruh Islam. Sejak diterimanya cara
berpikir sebagaimana ilmuwan Islam, para ilmuwan Eropa mulai menata dunia ilmu
mereka dan menemukan berbagai penemuan ilmiah, sebagian juga ditiru dari
penemuan ilmuwan Islam. Di bidang politik, kelemahan Turki Ustmani yang
sebagian besar disebabkan karena kelemahan internal, telah direkayasa oleh
musuh-musuh Islam. Kekalahan
demi kekalahan terjadi dan sedikit-demi sedikit kekuasaan Islam semakin
mengecil. Sebagai contoh, Spanyol berhasil menaklukan Andalusia dan
mengausainya. Keruntuhan Turki Utsmani tinggal tunggu waktu.
- Serangan baru.
Turki Utsmani sudah dijuluki sebagai
“The Sick man”, untuk menggambarkan bahwa kekahlifahan Islam terakhir
ini bagaikan orangtua yang sakit sekarat. Setelah berbagai wilayah kekhalifahan
melepaskan diri atau direbut musuh, skenario terakhir dari penghancuran
kekuatan Islam terakhir (dalam wujud daulah) adalah dengan rekayasa Perang
Dunia I . Perang Dunia direncanakan agar 2 kekuatan non Islam leluasa melakukan
proses aneksasi berbagai wilayah Islam dan milayah lain sebagaimana
membagi-bagi kue. Dan zionisme Yahudi memang amat berkepentingan dengan
skenario ini, meskipun mereka baru berhasil menjajah Palestina secara nyata
setelah suksesnya skenario Perang Dunia II. Sempurnalah perpecahan kekuatan
kenegaraan Islam sehingga sekarang belum ada lagi Daulah utuh sebagaimana
terakhir Turki Utsmani.
- Menuju kekuatan baru
Selama kurun waktu yang cukup lama, ummat yang terpecah belah terus
menerus bergolak dalam kekuatan-kekuatan kecil. Ini menunjukkan bahwa semangat
untuk tetap berdiri sebagai bangsa yang merdeka adalah semangat yang fitrah dan
dimotivasi oleh fitrah Islam. Berbagai pemberontakan terhadap penjajah terus
terjadi disetiap bumi yang disuburkan oleh Islam sebagai panutan ummat yang
tinggal di atas bumi itu. Berbagai pejuang / mujahid lokal dicatat dalam sejarah
masing-masing negeri termasuk Pangeran Diponegoro dan Tuanku Imam Bonjol di
Indonesia. Mereka berjuang
karena mereka tak ingin dijajah oleh orang kafir. Tetatpi keterpencilan ummat
satu sama lain telah menimbulkan bibit sebuah problema baru yaitu mulai
munculnya semangat kebangsaan semata dan mengkaburkan semangat Islam bersatu.
Islam yang berkembang di setiap wilayah berpotensi menimbulkan tradisi dan
budaya yang menjadi semakin asing satu sama lain. Bersamaan dengan itu
putra-putri muslim juga mulai mengenyam pendidikan barat, disatu pihak mereka
menjadi tidak tertinggal dari kemajuan dunia dan meninggalkan kejumudan, tapi
dilain pihak mereka juga seringkali menjadi semakin asing atas agama mereka
sendiri.
- Perang baru.
Dewasa ini dunia telah berubah dan mempunyai lecenderungan untuk berusaha saling menyatu kembali. Eropa
telah berhasil merintis sebuah jalan agar bersatu menjadi Uni Eropa, bahkan
berhasil menyepakati mata uang bersama. Ummat Islam masih berserak-serak, namun
bibit-bibit kesadaran untuk bersatu semakin tampak. Berbagai gerakan Islam
telah berkembang menjadi gerakan internasional dan mulai lahir generasi muda
yang merindukan khilafah kembali tegak sebagai lambang persatuan kekuatan
Islam. Kita memasuki babak yang sama sekali baru dalam perang kali ini, perang
globalisasi.
-
7-
Pergolakan Sosial
Sebagaimana telah disinggung di
atas tadi, pergolakan sosial di sekeliling ummat Islam sebenarnya turut
mempengaruhi keadaan ummat Islam. Dunia kristen dengan dominasi kaum gereja
telah mengalami titik kerendahan peradabannya pada masa yang oleh mereka
sendiri disebut sebagai Abad Pertengahan atau Abad Kegelapan (Dark Ages). Pada
masa itu akal pikiran manusia dibelenggu dengan dogma dan takhayul sehingga
tidak ada manfaat yang bisa diambil untuk kehidupan manusia. Setelah
bersentuhan dengan kebudayaan Islam di Andalusia, para ilmuwan Eropa melakukan
pemberontakan kepada gereja dan timbulah Sekularisme, pemisahan antara agama
dan ilmu. Sejak saat itu dunia ilmu melesat pesat meninggalkan dogma gereja dan
bahkan kemudian kaum gereja mengikuti kaum sekuler dalam menuntut ilmu.
Revolusi ilmu diikuti dengan revolusi sosial (revolusi industri) dan revolusi
politik (revolusi perancis ),
berakhirlah sudah hegemoni gereja yang saat itu berkoalisi dengan para raja.
Belakangan revolusi politik ini diterapkan juga di Turki Utsmani dengan
menyamakan Khalifah dengan Raja sebagaimana raja-raja Eropa. Berdirilah
republik-republik dengan sistem politik yang baru.
Pergolakan sosial juga dipengaruhi
dan mempengaruhi berbagai fenomena berikut:
- Munculnya atheisme, dilengkapi dengan berbagai ilmuwan yang mendukungnya.
- Permissivisme (paham serba boleh), sebagai buah langsung dari ditolaknya seluruh norma agama. Dari permissivisme lahir hedonisme (paham memburu kesenangan) dan mendewakan syahwat.
- Egosime, merupakan akibat tidak langsung dari kedua paham di atas dan juga merupakan akibat dari hilangnya nilai kebersamaan sosial yang ada dari ajaran agama. Egoisme sangat bertentangan dengan paham ukhuwah.
- Berkembangnya sistem ekonomi ribawi sebagai produk komunitas yahudi di eropa. Yahudi yang bermigrasi ke Eropa dan menyatu dengan bangsa tempat mereka tinggal pada hakekatnya tetap Yahudi dan tetap mennerapkan sistem riba sebagai kekuatan ekonomi mereka. Meskipun telah berpencar mereka tetap memiliki rasa kebersamaan yang kuat dan tetap bekerja sama dalam mendirikan sistem ekonomi ribawi ini.
- Berkembangnya materialisme sebagai akibat langsung dan tidak langsung dari paham filasafat materialisme, hedonisme, egosime dan sistem ekonomi ribawi.
Semua fenomena di atas berkembang menjadi sebuah lingkaran setan
yang saling mencengkeram pengaruhnya menghancurkan manusia siapa saja yang
hidup dan mengabdi dalam sistem sosial itu.
-
8-
Tirani Materialisme di kalangan negara-negara Muslim
Berikut ini adalah uraian berbagai
pengaruh materialisme sebagai sebuah faham maupun sebagai sebuah sistem sosial:
-
Di bidang industri dan
perdagangan materialisme telah menghilangkan eksistensi manusia sebagai
manusia. Manusia hanya dianggap sebagai mesin dan alat produksi. Ini
menimbulkan faham filsafat Eksistensialisme. Di bidang perdagangan, motivasi
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya telah menghilangkan segala norma agama
bahkan norma kemanusiaan. Dilengkapi dengan faham sekularisme, manusia tidak malu-malu
lagi berbuat curang sambil terus tampil sebagai tokoh masyarakat yang rajin ke
gereja.
-
Munculnya industri hiburan dan
olah raga sebagai akibat berkembangnya hedonisme. Dunia hiburan yang dikejar
manusia telah membuka lahan penghidupan baru bagia sebagian manusia yang
menjadi produsen produk hiburan. Dunia hiburan menjadi lahan yang subur bagi
khamr dan bahan additif lain yang kita sebut sebagai narkoba. Bahan-bahan
memabukkan ini sangat berpotensi menghilangkan kekuatan akal bangsa manapun
yang membiarkannya tumbuh. Demikian juga dengan dunia olah raga yang dewasa ini
sudah menjadi industri tersendiri. Dunia olahraga bukan lagi milik orang yang
berolah raga karena ingin sehat, namun juga milik para produsen alat olah raga
maupun para promotor acara olah raga.
-
Direndahkannya martabat wanita
dalam tirani materialisme, selain sebagai upaya melemahkan institusi keluarga,
juga sebagai jembatan paling pintas untuk meruntuhkan moral bangsa manapun yang
terkena penjajahan materilisme ini. Dunia mode dan make –up wanita sudah
menjadi iindustri tersendiri, ditambah dengan gemerlapnya para model, artis,
bintang iklan dan selebritis lain, semakin maraklah materialisme mendunia.
-
Dunia
pendidikan tidak terlepas dari pengaruh materialisme. Filsafat ilmu sudah
semakin jauh melupakan hakekat adanya Sang Pencipta. Pembicaraan tentang adanya
tuhan sudah semakin jauh dan asing dari telinga para mahasiswa, bahkan siapa
saja yang membicarakannya dianggap kuno dan tidak ilmiah. Para penganut agama
manapun yang masih taat pada norma agamanya dianggap terbelakang dan dibuat
minder. Para mahasiswa muslim yang belajar di negara-negara barat setelah
pulang sudah asing terhadap agamanya sendiri.
-
Di
bidang moral, kemunduran yang amat sangat memprihatinkan sudah mencemaskan para
pengamata sosial dikalangan mereka sendiri. Sudah sejak lama para ahli sosial
di negara-negara barat terus menerus pusing dalam menghadapi kemerosotan sosial
di dunia tempat hidup mereka. Perlahan tapi pasti dewasa ini dunia barat mulai
berpaling pada dunia spiritualisme yang bukan berarti kembali ke norma agama
dari Allah, namun justru mulai mengembalikan budaya pagan / syirik sebagaimana
zaman sebelum datangnya Islam. Berbagai alairan kebatinan timur mulai digemari
di amerika dan eropa. Barat yang mengaku rasional telah semakin menanggalkan
akal mereka.
-
9-Dakwah kami dakwah kebangkitan dan penyelamatan
- Warisan tugas berat
Setelah uraian di atas, nyatalah
bahwa Allah telah berkenan mewariskan tugas berat kepada kita untuk mengemban
tugas dakwah ini. Jika Allah berkehendak, niscaya akan Ia akan memunculkan
cahaya dakwah kita di tengah-tengah kegelapan ummat ini dan menyiapkan kita
sebagai generasi yang akan meninggikan kalimatNya, memenangkan syari’atNya dan
menegakkan DaulahNya kembali.
“Dan sungguh Allah akan menolong orang yang
membela (agama)Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. ” (Al Hajj 40)
- Sasaran-sasaran umum dakwah
kami
Berlandaskan 2 ayat Firman Allah
SWT: “Sesungguhnya bumi ini milik Allah dan diwariskan kepada siapa yang
dikehendakiNya” (Al A’raf 128). Dan : “Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk
orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka
bumi. Dan kesudahan (yang baik) adalah untuk orang-orang yang bertaqwa.” (Al
Qashash 83 ).
Dua sasaran asasi yang ingin kita capai adalah:
- Agar
setiap negara muslim (dan setiap insan muslim) merdeka dari setiap
dominasi ‘asing’, yaitu dominasi yang asing bagi fitrahnya yang Islam. Hal
ini merupakan hak asasi setiap insan. Tidak ada yang mengikngkarinya
kecuali orang yang zalim lagi durhaka, atau para penjajah durjana.
- Agar
tegak di negara ini Daulah Islamiyah merdeka yang menerapkan hukum Islam,
merealisasikan sistem sosialnya, mendeklarasikan prinsip-prinsipnya yang
lurus dan menyampaikan dakwahnya yang bijak kepada seluruh kaum manusia.
Selama daulah belum tegak di sebuah negeri muslim dan sebagai gantinya
justru tegak sistem yang zalim,
maka setiap orang berdosa, kecuali orang-orang yang berjuang
mencegah kebatilan dan memperjuangkan tegaknya daulah yang haqq.
- Sasaran-sasaran khusus dakwah
kami
Selain berupaya menegakkan sasaran
umum di atas, maka hendaknya kita semua juga memperjuangkan tercapainya
sasaran-sasaran khusus yang sesuai dengan kondisi masing-masing negeri.
Sasaran-sasaran khusus yang dimaksud adalah : memberantas kemiskinan, mendidik
generasi muda muslim , mencegah yang mungkar dan menyuruh mengerjakan yang
ma’ruf, menegmbalikan kemandirian ekonomi ummat agar tidak lagi dibelenggu oleh
sistem ekonomi ribawi yang dikutuk Allah, memupuk kekuatan dan persatuan ummat.
- Perangkat umum dakwah kami
Perangkat umum utama kami adalah:
- Iman yang kuat.
- Takwin yang jeli
- Amal yang berkesinambungan
Semua itu berbarengan dengan usaha-usaha yang sudah kita jalankan
selama ini: khutbah, ceramah, identifikasi penyakit, seminar dan lain-lain.
- Perangkat tambahan
Perangkat
tambahan akan sangat fleksisbel sesuai dengan sitauasi dan kondisi
masing-masing negeri. Kadang perangkat tambahan itu terasa berat karena
berseberangan dengan adat kebiasaan setempat, namun selama itu lebih baik dari
yang akan digantikannya, maka perangkat itu hendaknya di gunakan secara arif
dan teguh.
- Penggembosan
Sudah
pasti akan ada ujian / mihnah dari pihak-pihak musuh Allah. Sudah pasti segala
upaya kita akan di konter (diberikan reaksi balasan) oleh para musuh Allah dan
musuh kita. Tapi hendaknya kita berpegang teguh pada prinsisp-prinsip kita dan
tsabat menjalankannya sambil terus meneguhkan ukhuwah.
- Kendala-kendala di jalan kami
Kendala-kendala yang akan di hadapi
antara lain: - belum dikenalnya jalan
dakwah kita oleh sebagian besar ummat,- ketika sudah dikenal akan
mendapatkan tantangan bahkan mungkin saja dari kalangan yang selama ini disebut
sebagai ulama ummat, - kita juga mungkin akan ditentang oleh penguasa ummat
saat ini sebagaimana Muhammad SAW dimusuhi oleh pembesar-pembesar Qureisy,-
kebodohan ummat akan agamanya sendiri akan menjadi kendala bagi kita untuk
segera dapat melihat hasil dakwah kita,- dan tidak boleh diabaikan sama sekali
juga adanya rekayasa makar dari musuh abadi kita yaitu dari kalangan yahudi dan
musyrikin.
- Faktor-faktor keberhasilan.
Faktor keberhasilan yang patut kita
pegang dan kita harapkan terus menerus hanyalah satu : Pertolongan Allah bagi
siapa saja yang menolong Agama Nya. Kekuatan sibghah Allah atas hati-hati manusia
yang akan memperteguh dakwah yang sudah tertancap dalam diri dan jiwa mereka
dan jiwa kita, yang demikian itu karena Allah adalah Pelindung dan Penolong
bagi orang-orang beriman.
-
10-
Wasiat
Dalam mengakhiri bahasannya tentang
Dakwah kami anatara kemarin dan hari ini, Asy Syahid mewasiatkan :
-
1- Agar meletakkan fikrah kita
di depan penglihatan kita, (maksudnya agar kita selalu mengingat akan poin-poin
fikrah kita, dan bersatu padu menjalankannya).
-
2- Bahwa kita adalah ruh baru
dalam aliran darah ummat ini yang bercahayakan cahaya Al Qur’an dan menegakkan
kalimat Nya.
-
3-
Atas pertanyaan: Kemana kalian mengajak? Jawabannya adalah : “Kami mengajak
kepada Islam yang diturunkan kepada Muhammad SAW. Pemerintahan adalah bagian
darinya dan kemerdekaan adalah salah
satu kewajibannya ”.
-
4-
Atas perkataan orang: Kalian adalah para da’I yang revolusioner, maka
Jawabannya : “Kami adalah para da’I (penyeru) kebenaran dan kedamaian. Kami yakin dengan kebenaran itu dan bangga
dengan segala atributnya . Jika kamu menyatakan perlawanan kepada kami dan menghalangi jalan kami, maka sungguh Allah
telah mengizinkan kami untuk membela diri . Dan
sesungguhnya kamu sekalian adalah para pemberontak yang lalai.”
No comments:
Post a Comment