Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Saturday, January 19, 2013

Kisah Nabi Idris As

Firman Allah:

56. Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi.

57. Dan kami Telah mengangkatnya ke martabat yang Tinggi. QS. Maryam

Maka Nabi Idris as telah mendapatkan pujian Allah dan predikat kenabian dan kebenaran (shiddiqiyah), ia berada dalam struktur nasab Rasulullah saw seperti yang diungkapkan oleh para ulama.

Maka ia adalah orang pertama yang mendapatkan predikat kenabian setelah Adam dan Syits alaihimassalam.

Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa dialah orang pertama yang menulis dengan pena. Ia sempat bertemu dengan masa hidup nabi Adam selama tiga ratus delapan puluh tahun. Sebagian ulama mengatakan bahwa dialah yang dimaksudkan dalam hadits Muawiyah bin Al Hakam As Salamiy ketikabertanya kepada Rasulullah saw tentang tulisan di pasir, sabda Nabi: "إنه كان نبي يخط فمن وافق خطه فذاك"([1])

“Sesungguhnya dulunya adalah tulisan seorang Nabi, maka barang siapa yang menemui tulisannya, maka itulah dia”.

Ibnu Katsir mengatakan: Kebanyakan ulama tafsir dan ahkam (hukum) menduga bahwa dialah (Idris as) orang pertama yang berbicara tentang hal itu, dan mereka menamainya dengan nama Haumasul Hawamisah. Mereka membuat-buat cerita dusta tentang Nabi Idris sebagaimana mereka membuatnya untuk para nabi yang lain, para ulama, hukama, dan para wali.

Firman Allah:

Seperti yang disebutkan dalam kitab Ash Shahihain dalam hadits Isra’[2], bahwa Rasulullah saw melewatinya berada di langit ke empat. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Yunus dari Abdul A’la, dari IbnuWahb, dai Jarir bin Hazim, dari Al A’mas, dari Syamr bin Athiyyah, dari Hilal bin Yasaf, berkata: Ibnu Abbas bertanya kepada Ka’b, dan saya ada di situ. Kata Ibnu Abbas kepadanya: Apa yang ada dalam firman Allah tentang Idris pada ayat: }ورفعناه مكاناً علياً{ kata Ka’b: adapun Idris, maka Allah telah mewahyukan kepadanya:

“Sesungguhnya Aku mengangkatmu setiap hari seperti keseluruhan amal Bani Adam –barangkali pada zaman itu- sehingga ia senang menambah amalnya, maka datanglah malaikat yang menemaninya dan berkata: Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku begini-begini, lalu ia sampaikan kepada malakul maut sehingga ia bisa menambah amalnya. Lalu ia dibawa di antara dua sayapnya kemudian naik ke langit. Dan ketika sampai di langit ke empat ia ditemui malakul maut dalam keadaan lelah. Lalu malaikat itu menyampaikan kepada malakul maut seperti yang ia sampaikan kepada Idris. Lalu malakul maut bertanya: Di mana Idris ? ia menjawab: Ada di punggungku. Malakul maut berkata: mengherankan, aku diutus dan diperintahkan kepadaku untuk mencabut ruh Idris di langit ke empat. Lalu aku bertanya? Bagaimana aku mencabut ruhnya, sedangkan ia ada di bumi? Lalu ia mencabut ruhnya di situ. Itulah firman Allah: }ورفعناه مكاناً علياً{([3])

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dalam tafsirnya: dan di situlah ia berkata: Tanyakan kepada malakul maut, masih berapa umurku yang tersisa? Lalu malaikat itu bertanya dan ia bersamanya: Masih berapa umurnya yang tersisa? Malakul maut menjawab: Aku tidak tidak tahu, sehingga aku lihat dahulu. Setelah melihat ia berkata: Sesungguhnya kamu tanyakan kepadaku tentang umur seseorang yang tidak tersisa lagi kecuali sekejap mata. Lalu malaikat itu melihat ke bawah sayapnya, melihat Nabi Idris, dan ia telah dicabut ruhnya, tanpa ia rasakan.

Ini semua adalah kisah israiliyyah, dan sebagian di antaranya sangat aneh.

Ibnu Abi Najih berkata dari Mujahid tentang firman Allah: ورفعناه مكاناً علياً katanya:

“Idris diangkat dan belum mati, sebagaimana Isa diangkat, jika ia mau ia tidak mati sampai sekarang. Hal ini perlu dipertimbangkan. Dan jika ingin hidup sampai ke langit kemudian dicabut di sana, maka tidak menafikan riwayat Ka’b al Ahbar sebelumnya. والله أعلم([4])

Al Awafi mengatakan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: ورفعناه مكاناً عليا ia diangkat ke langit yang ke enam lalu wafat di sana. Hal ini juga dikatakan oleh Adh Dhahhak. Sedangkan hadits yang muttafaq alaih adalah bahwa ia berada di langit ke empat, lebih shahih. Inilah pendapat Mujahid dan lain-lain. Al Hasan Al Bashriy berkata: ورفعناه مكاناً عليا adalah ke surga. Ada lagi yang mengatakan: diangkat pada masa hidup ayahnya “Yarid bin Mahalayil. Wallahu a’lam. Ada sebagian yang beranggapan bahwa Nabi Idris bukan sebelum nabi Nuh, tetapi pada zaman Bani Israil.

Al Bukhari berkata: disebutkan dari Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas, bahwa Ilyas itu adalah Idris, mereka merujuk kepada hadits Az Zuhriy dari Anas dalam Isra’: Bahawa ketia Nabi Muhammad saw melewatinya ia berkata: Marhaban, saudaraku yang shalih dan nabi yang shalih. Ia tidak mengatakan seperti yang dikatakan oleh Adam dan Ibrahim. Marhaban, nabi yang shalih dan anak yang shalih. Mereka mengatakan : jika memang ia berada dalam jalur nasabnya maka ia akan mengatakan seperti yang keduanya katakana. Hal ini tidak menunjukkan dan tidak mengharuskan bahwa ia dari Bani Israil.

Sedangkan menurut ahlul kitab, maka tidak ada sedikitpun penjelasan kecuali ungkapan mereka: Dan Akhnukh berjalan bersama Allah dan tidak menemukannya karena Allah telah mengambilnya. (Takwin/penciptaan; 24:5)

Disebutkan dalam tarikhul hukama –ringkasan az zauzauniy, dinamakan pula Al Muntakhabat al Multaqathath dari kitab akhbarul-ulama bi akhabaril hukama, oleh Jamaluddin Abul Hasan Ali bin Yusuf Al Qafthiy, teksnya berbunyi:

Idris- ceritanya telah dibahas oleh para ahli sejarah, ahli kisah dan ahli tafsir, yang sudah cukup, dan tidak perlu diulang. Dan saya hanya menyebutkan pendapat para hukama saja.

Para hukama berbeda pendapat tentang kelahiran dan perkembangannya, dari siapa ia belajar mendapat ilmu sebelum masa kenabiannya. Ada kelompok yang mengatakan: Lahir di Mesir dan mereka memberi nama Haumasul Hawamisah, tempat kelahirannya adalah Munif. Mereka mengatakan dalam bahasa Yunani “ARMES” dikenal dengan Haumas. Arti kara Armes adalah bintang Mercuri. Yang lain lagi mengatakan: Dalam bahasa Yunani bernama: Thomes, dan dalam bahasa Ibraniy: Khaukh, dalam bahasa Arab: Akhnukh. Allah swt menamakannya dalam kitab berbahasa Arab al Mubin (yang menjelaskan) “Idris”. Mereka mengatakan bahwa gurunya bernama: Ghutsadziybmon, ada yang mengatakan: Ightsadzimon al Misri, mereka tidak menyebutkan dari mana orang ini, mereka hanya mengatakan: dulunya adalah salah seorang nabi Yunani dan Mesir, mereka menyebutnya pula: “Aurin II” dan Idris menurut mereka adalah Aurin III. Tafsir Ghutsadzimon adalah as sa’id (yang berbahagia) al jidd (yang sungguh-sungguh). Mereka berkata: Haumas keluar dari Mesir dan mengelilingi bumi, kemudian kemabli ke Mesir dan Allah mengangkatnya. Hal ini setelah delapan puluh dua tahun usianya.

Ada kelompok lain yang berkata: Sesungguhnya Idris lahir di Babil, tumbuh di sana, pada awal usianya ia belajar dari nabi Syits bin Adam, yaitu kakeknya kakek ayahnya. Karena Idris bin Yarid bin Mahlayil, bin Qanyan, bin Anusy, bin Syits. Asy Syihristaniy berkata: Sesungguhnya Aghtsadzimon adalah Syits. Dan ketika Idris memasuki usia tua, Allah berikan kenabian kepadanya, lalu mencegah bani Adam yang melakukan kerusakan dengan meninggalkan ajaran nabi Adam. Sebagian kecil mengikutinya dan sebagian besar menentangnya. Lalu berniat meninggalkan mereka dan memerintahkan para pengikut yang mentaatinya untuk ikut pergi, tetapi mereka keberatan meninggalkan negerinya, mereka bertanya kepadanya: Jika kami tinggalkan negeri kami apakah akan mendapatkan negeri seperti Babil? Lalu di jawab: Ada sungai seperi sungaimu, ada yang mengatakan: Sungai yang diberkahi. Ada yang mengatakan : “Sesungguhnya kata YUN dalam bahasa Suryani adalah seperti kata Mubalaghah dalam bahasa Arab. Sepertinya berarti: Sungai yang lebih besar. Lalu menurut banyak umat tempat itu dinamai Babiliyun. Semua umat menyebutnya demikian kecuali bangsa Arab yang menyebut tempat itu dengan nama Mesir, dikaitkan dengan Misr bin Ham yang mendarat di situ setelah banjir besar. Wallahu a’lam.

Nabi Idris dan para pengikutnya tinggal di Mesir mengajak umat manusia kepada amar ma’ruf nahi munkar, dan mentaati Allah swt. Pada masanya, umat manusia berbicara dalam tujuh puluh dua bahasa. Adan Allah swt mengajarkannya cara bicara mereka itu agar dapat mengajarkan kepada seluruh kelompok dengan bahasa mereka, menggamabarkan kepada mereka gambar kota, menghimpun para pelajar dari seluruh kota, lalu diajarinya cara pengelolaan kota, menetapkan kaidah-kaidahnya. Lalu setiap kelompok membangun kota di negerinya, maka pada zamannya telah dibuat seratus delapan puluh delapan kota, dan kota terkecilnya adalah Ar Raha. Ia mengajarkan ilmu pengetahuan, dan ialah orang pertama yang menggunakan hikmah dan ilmu nujum. Allah swt memberinya pemahaman tentang rahasia bintang dan susunanny di angkasa. Allah memberinya pengetahuan tentang bilangan tahun dan perhitungan. Jika tidak ada hal ini maka dengan penelitian saja tidak akan sampai pada yang demikian. Ia menetapkan pula bagi setiap umat itu satu sunnah yang cocok bagi penduduknya, membagi bumi dengan empat bagian, dan pada setiap bagian itu ditunjuk penanggungg jawabnya, dan mengharuskan kepada setiap penguasa untuk melaksanakan hukum yang akan kami sebutkan di antaranya.

Nama keempat penguasa itu adalah:
1. Ilawis yang berarti penyayang
2. Zos
3. Isqilbius
4. Zos amon/Ilawis Amon/ Bsylokhos.

SEBAGIAN AJARAN UNTUK KAUMNYA YANG MENTAATINYA

Ia mengajak kepada agama Allah, mengucapkan kalimat tauhid, menyembah Al Khaliq, membebaskan diri dari adzab di akhirat dengan amal shalih di dunia. Menganjurkan untuk zuhud di dunia dan bekerja dengan adil. Menyuruhnya shalat yang ia terangkan cara-caranya. Menyuruhnya berpuasa beberapa hari dari setiap bulan. Menganjurkanny untuk berjihad melawan musuh agamanya. Menyuruhnya mengeluarkan zakat hartanya untuk membantu kaum dhu’afa. Menekankannya untuk bersuci dari junub, keledai dan anjing. Mengharamkan minuman yang memabukkan dan memberatkan hukumannya dengan sangat berat. Menetapkan pula hari-hari raya pada waktu-waktu tertentu. Beberapa pengurbanan diantaranya: ketika matahari memasuki awal bintang, ketika melihat awal bulan, ketika bintang-bintang telah berada di tempatnya dan menghadapi bintang lainnya.

BEBERAPA PENGURBANAN YANG DIPERINTAHKANNYA

Nabi Idris memerintahkan pengorbanan beberapa hal: antara lain: wewangian dan penyembelihan hewan, juga mengorbankan setiap permulaan. Termasuk wewangian adalah mawar. Biji-bijian adalah gandum. Buah-buahan seperti anggur.

Ia janjikan kepada pengikut agamanya dengan para nabi yang akan datang sesudahnya, dan memperkenalkan kepada mereka sifat-sifat nabi itu, antara lain: Nabi itu akan bersih dari semua sifat tercela dan bahaya, sempurna dalam kemuliaan dan akhlak terpuji, tidak kekurangan ketika ditanya tentang apa yang ada di langit dan di bumi, apa yang menjadi obat dari semua penyakit, mereka itu dikabulkan doanya pada setiap apa yang dimintanya. Da’wah dan madzhabnya adalah yang memperbaiki keadaan dunia.

Ketika Auris menguasai bumi ia membagi manusia dalam tiga tingkatan: Kahanah (agamawan) Muluk (penguasa) dan ra’iyyah (rakyat biasa). Kedudukan kahanah lebih tinggi dari pada muluk. Karena kahanah meminta kepada Allah untuk dirinya, para penguasa dan rakyat. Sedangkan penguasa tidak meminta kepada Allah kecuali untuk dirinya dan rakyatnya, ia tidak berhak meminta untuk kahanah, karena kahanah lebih dekat dengan Allah daripada dirinya. Karena hal inilah kedudukan muluk lebih rendah daripada kedudukan kahanah. Dan rakyat tidak berhak meminta kepada Allah kecuali untuk dirinya sendiri saja. Karena muluk lebih mulia kedudukannya di hadapan Allah dari pada rakyat. Maka rakyat setingkat lebih rendah dari muluk dan dua tingkat lebih rendah dari kahanah.

Dan mereka tidak bergeser dari kaidah ini dalam ibadah dan adab pelaksanaan syariat ini sehingga Allah mengangkat nabi Idris, dan para muridnya menggantikannya di atas syariatnya.

Penguasa yang paling kuat tekadnya dari keempatnya adalah ISQILBIUS ia berusaha dengan gigih untuk menjaga syariat Idrisiyah, dan sangat bersedih karena Nabi Idris diangkat dari tengah-tengah mereka. Ia menggambar fotonya dalam candi dan juga gambar pengangkatannya.

Isqilbius adalah raja di bagian Yunani setelah peristiwa banjir, mereka menemukan gambar Nabi Idris dan pengangkatannya. Mereka menyadari tingginya kedudukan Isqilbius dan penulisan hukum bagi mereka dalam candi yang kemudian hancur oleh banijir. Mereka menduga bahwa Isqilbiuslah yang diangkat ke langit. Mereka salah besar dalam hal ini. karena mereka mengambilnya dengan fisik.

Syariat Nabi Idris diterapkan di kerajaan dan dikenal dalam ajaran Ash Shabi’in di Qaymah. Dan diapliskasikan dalam pemakmuran bum.

GAMBARAN HAUMASUL HARAMISAH “IDRIS’

Diterangkan bahwa ia adalah seorang laki-laki tampan, tegap, berkepala botak, berwajah indah, berjenggot tebal, mulia sifat dan fikirannya, berbahu sempurna, bertulang besar, sedikit daging, bermata tajam. Pelan ketika berbicara, banyak diamnya, tenang anggota badannya, ketika berjalan lebih banyak melihat ke tanah, banyak berfikir, ada masam sedikit di wajahnya, ketika marah ia menjauh, menggerakkan telunjuknya ketika berbicara.

Ia berada di bumi selama delapan pulun delapan tahun. Dalam cincinnya terdapat tulisan:

"الصبر مع الإيمان بالله يورث الظفر"

Sabar yang disertai iman kepada Allah akan menghasilkan kemenangan.

Ikat pinggang yang dikenakannya bertuliskan:

"الأعياد في حفظ الفروض، والشريعة من تمام الدين، وتمام الدين من كمال المروءة"

Hari raya itu adalah dalam memelihara kewajiban, dan syariat adalah kesempurnaan agama, dan kesempurnaan agama adalah kesempurnaan harga diri seseorang.

Dan pada sabuk yang dipakai ketika shalat jenazah bertuliskan:

"السعيد من نظر لنفسه؛ وشفاعته عند به أعماله الصالحة"

Orang yang paling bahagia adalah yang melihat dirinya sendiri, dan syafaat di hadapan Tuhannya adalah amal shalihnya.

Ia memiliki beberapa nasehat dan kalimat-kalimat indah yang dirilis oleh setiap firqah (kelompok) dengan bahasanya masing-masing, yang berlaku sebagai teladan dan rumus. Di antaranya adalah:

· {لم يستطع أحد أن يشكر الله على نعمه بمثل الإنعام على خلقه}.

Tidak ada seorangpun yang dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya, sebagaimana Allah memberikan nikmat kepada makhluk-Nya.

{من أراد بلوغ العلم وصالح العمل فليترك من يده أداة الجهل وسيء العمل، كما ترى الصانع الذي يعرف الصنائع كلها إذا أراد الخياطة أخذ آلتها وترك النجارة، فحب الدنيا وحب الآخرة لا يجتمعان في قلبٍ أبداً}

Barang siapa yang ingin mencapai puncaknya ilmu dan amal shalih maka hendaklah ia tinggalkan dari tangannya peralatan kejahilan dan amal buruk. Seperti engkau melihat pengrajin dan mengetahui berbagai macam kerajinan. Ketika hendak menjahit ia ambil alatnya dan ia tinggalkan peralatan pertukangan. Cinta dunia dan cinta akhirat tidak akan pernah dipertemukan untuk selama-lamanya dalam hati manusia.

{خير الدنيا حسرة وشرها ندم}.

Dunia yang baik adalah kerugian dan buruknya penyesalan

{إذا دعوتم الله سبحانه فأخلصوا النية، وكذا الصيام والصلوات فافعلوا}

Jika kamu berdoa kepada Allah maka ikhlaskanlah niat, demikian juga ketika puasa dan shalat, lakukanlah dengan niat ikhlas.

{لا تحلفوا كاذبين، ولا تهجموا على الله سبحانه باليمين، ولا تُحَلِفُوا الكاذبين فتشاركوهم في الإثم}

Jangan bersumpah dengan dusta, dan jangan menyerang Allah dengan bersumpah. Dan janganlah menyuruh pendusta bersumpah sehingga kamu bersekutu dengannya dalam dosa

{تجنبوا المكاسب الدنيئة}

Hindarilah pekerjaan-pekerjaan yang hina

{أطيعوا لملوككم، واخضعوا لأكابركم ، واملأوا أفواهكم بحمد الله}

Taatilah pemimpinmu, tunduklah pada yang besar darimu, dan penuhilah mulutmu dengan memuji Allah.

{حياة النفس الحكمة}

Hidupnya hati adalah dengan hikmah

{لا تحسدوا الناس على مؤاتاة الحظ فإن استمتاعهم به قليل}

Janganlah iri kepada orang lain, karena kedatangan bagiannya, sesungguhnya kesenangannya dengan hal itu adalah sebentar.

{من تجاوز الكفاف لم يغنه شيء}

Barang siapa yang tidak pernah merasa cukup, maka tidak ada yang membutnya menjadi kaya.



Pada halaman 348 terjemahan Haumas III dari kitab Tarikh Hukama, disebutkan:

Sebagian besar ulama menduga bahwa semua ilmu yang ada pada masa sebelum banjir besar adalah bersumber dari Haumas I yang tinggal di dataran tinggi Mesir, itulah yang dalam bahasa Ibrani dinamakan : Ikhnukh, seorang nabi putra Yarid bin Mahlayil, bin Qinyan, bin Anusy bin Syits bin Adam. Dialah Idris seorang nabi yang telah disebutkan pada awal kitab.

Mereka mengatakan bahwa dialah

· orang pertama yang berbicara tentang alam langit dan gerakan bintang-bintang,

· orang pertama yang membangun candi dan mengagungkan Allah di dalamnya,

· orang pertama yang memperhatikan ilmu kedokteran

· orang yang mengarang kasidah pada zamannya dengan menggunakan wazan (timbangan) hal-hal yang ada di langit dan di bumi.

· Orang pertama yang mengingatkan akan bahaya banjir (thufan)

· Ia berpendapat bahwa bencana dari langit akan menimpa bumi berupa air dan api, sehingga ia takut akan hilangnya ilmu dan hasil karya lainnya, lalu membangun piramida dan spink di dataran tinggi Mesir. Ia gambarkan di sana kerajinan-kerajinan dan alatnya, ia gambarkan pula di sana tentang sifat-sifat ilmu pengetahuan karena dilatarbelakangi semangat mengabadikannya bagi generasi sesudahnya, ketika para ulamanya sudah tiada. Wallahu a’lam.

Dapat anda lihat bahwa yang dibawa oleh nabi Idris dalam kitabnya adalah berita-berita yang tidak didukung dengan catatan shahih, dan tidak dikuatkan pula oleh nash yang valid, yang kita bisa bersaksi di hadapan Allah bahwa hal ini adalah ciptaan-Nya untuk hamba dan nabi-Nya yang bernama Idris alaihissalam.

Semuanya adalah ungkapan yang dihimpun seperti orang yang mengumpulkan kayu bakar di tengah malam gelap.

Semua itu adalah pendapat yang boleh dikaji sebagaimana mengkaji sirah lainnya, yang terkadang lebih mirip kepada khurafat.

Para peneliti pada umumnya dan ahli sejarah klasik tidak menemukan dalam penerlitiannya apa yang dapat menguatkan berita ini. bahkan mereka menemukan yang membantahnya berupa nama-nama pembangun pyramid dan raja-raja pertama yang mendiami wilayah Mesir, mulai dari Mina, Khaufu, Munqari’, dll. Orang-orang yang membangun tempat-tempat ibadah dan menggali terowongan, mengukir di atasnya yang hari ini dianggap sebagai symbol. Dan semua itu dilakukan dengan tulisan tertentu, yang kemudian membaca dan menafsirkannya.

Sedangkan ahluttaurat, maka mereka tidak sedikitkpun mengetahui hal ini, kecuali bahwa Ikhnukh dikaruniai anak ketika berusia enam puluh lima tahun, dan hidup setelah tiu semala tiga ratus tahun, dan tidak ditemukan lagi, karena Allah telah mengambilnya. Wallahu a’lam.

([1]) أخرجه أحمد في مسنده : 5/ 447 ، 448.
([2]) البخاري : دج4 / 146 – باب المعراج ، وج 4 / 272 – باب ذكر إدريس
([3]) سورة مريم – الآية (57).
([4]) تفسير مجاهد : ج 1 / 287 .

No comments:

Post a Comment

Blog Archive