Selama sejarahnya, orang-orang Yahudi tidak pernah
mengetahui arti dari sebuah penghargaan terhadap perjanjian, kesepakatan,
ataupun menjaga hak-hak tetangga. Mereka pun tak pernah mengenal arti
persaudaraan dan interaksi yang dibangun atas kesucian dan kebersihan hati.
Begitu umat Islam memperoleh kemenangan sikap permusuhan orang Yahudi pun
langsung tampak dengan sangat jelas dan begitu terbuka. Hal ini terlihat pada
perbuatan maupun perkataan mereka. Nampak sekali bahwa beberapa kelompok Yahudi
yang hidup di tengah komunitas Arab ternyata bukanlah termasuk ahlul kitab.
Namun mereka adalah kelompok-kelompok yang memiliki ambisi pribadi dengan
menjadikan agama sebagai tameng yang melindungi kepentingan politis dan ekonomi
mereka. Ketika mereka sadar bahwa kepentingan tersebut mulai terancam, maka muncullah
permusuhan, kedengkian, dan konspirasi yang selama ini tersembunyi, yang
kesemuanya merupakan alasan untuk memerangi dan mengusir mereka dari kota Madinah.
LATAR BELAKANG PEPERANGAN
1. Pasca perang Badar, orang-orang Yahudi
tidak lagi segan untuk menganiaya umat Islam. Mereka pun tidak pernah kehabisan
energi untuk menghasut orang-orang Quraisy, mencari-cari kesalahan dan
kekurangan umat Islam, serta menjadi agen Quraisy dengan memberikan informasi
pergerakan umat Islam yang memberi dampak negatif bagi umat Islam.
2.
Mereka mengingkari perjanjian
dan kesepakatan yang telah buat bersama Rasulullah SAW. Mereka pun secara
melakukan permusuhan terhadap umat Islam secara terang-terangan, sampai kepada
derajat kelaliman terhadap kehormatan umat Islam. Suatu saat mereka melakukan
pelecehan terhadap seorang wanita anshor ketika ia sedang berada di pasar Bani
Qoiniqa untuk menjual perhiasannya. Orang-orang Yahudi ingin agar wanita
tersebut membuka cadarnya, namun ia menolak. Seorang tukang emas Yahudi pun
dengan sengaja menarik ujung pakainnya dan mengikatknya ke pundak wanita
tersebut. Ketika wanita itu berdiri aurat bagain belakangnya pun tersingkap.
Orang-orang Yahudi itu pun tertawa, sementara wanita itu berteriak. Seketika
itu ada seorang muslim yang langsung loncat dan menyerang tukang emas tersebut
hingga membunuhnya. Orang-orang Yahudi lainnya berang dan langsung membunuh
orang tersebut. Orang-orang muslim pun meneriaki mereka hingga terjadilah
kekacauan.
3.
Sikap congkak, menipu,
kewaspadaan mereka terhadap Rasulullah SAW. Rasulullah SAW pernah memanggil
para pemuka Yahudi dan meminta mereka untuk menghentikan aksi kekerasan
terhadap umat Islam serta komitmen terhadap kesepakatan damai. Rasulullah SAW
mengingatkan kepada mereka konsekuensi yang akan ditanggung apabila mereka
melanggar kesepakatan tersebut. Namun Banu Qoiniqa justru meremehkan peringatan
tersebut. Mereka berkata,”wahai Muhammad! Jangan tertipu! Engkau bertemu dengan
orang-orang yang tidak mengetahui cara berperang, lalu kau pergunakan
kesempatan tersebut. Demi Tuhan, sesungguhnya apabila kami memerangimu, niscaya
engkau akan tahu bahwa kami adalah orang yang sebenarnya!
AL QURAN MENJAWAB KLAIM YAHUDI
Melalui pernyataan tersebut sebenarnya orang-orang
Yahudi hanya ingin menakut-nakuti kaum mukminin dan menjatuhkan mental mereka.
Maka Allah SWT pun menurunkan firman Nya:
قُل
للذين كفروا ستُغلبون وتُحشرون إلى جهنم وبئس المهاد % قد كان لكم آية في فئتين التقتا فئة تُقاتل في سبيل الله وأخرى
كافرة يرونهم مثليهم رأي العين والله يؤيد بنصره من يشاء إن في ذلك لعبرة لأولي
الأبصار
”katakanlah kepada orang-orang yang kafir bahwa mereka
pasti akan dikalahkan dan digiring ke dalam neraka jahannam. Dan itulah tempat
kembali yang paling buruk. Sungguh bagi kalian terdapat satu pelajaran pada dua
kelompok yang saling bertemu. Kelompok yang satu berperang di jalan Allah dan
yang lain kafir. Kalian melihat mereka dua kali lipatnya atas dasar pandangan
mata. Dan Allah mengokohkan kemenangan kepada siapa yang Ia kehendaki.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang memiliki
pandangan (fikiran)”[1]
Al Quran ingin mengingatkan bahwa orang-orang Yahudi
tidak mengambil pelajaran dari apa yang telah menimpa orang Quraisy pada perang
Badar. Mereka tidak membaca dari kekalahan orang-orang yang menantang Allah SWT
dan rasul-Nya, dan setiap orang yang justru bangga dengan dosa dan
kesalahannya. Dan barang siapa yang melakukan hal tersebut, maka niscaya ia
akan kalah dan binasa. Hingga akhirnya ia harus mendekam di dalam jahannam
sebagai tempat tinggal yang paling buruk.
SIKAP UMAT ISLAM TERHADAP ALIANSI YAHUDI
Orang-orang Islam yang selama
ini menjalin kesepakatan dengan Yahudi lambat laun mengetahui semua perbuatan
mereka dan penghianatan mereka terhadap perjanjian yang telah disetujui.
Orang-orang Islam pun semakin sadar akan sikap keras kepala dan penganiayaan
verbal orang yahudi kepada Rasulullah SAW.
‘Ubadah bin Shamit, salah seorang pemuka Kazraj, akhirnya memutuskan
kesepakatan aliansi tersebut. Sebaliknya ‘Abdullah bin Ubai bin Salul justru
memuji aliansi tersebut. Ia berkata,
وتشبث بالحلف معهم عبد الله بن أبي بن
سلول ، وقال : إني رجل أخشى الدوائر
”aku adalah seorang yang
sangat mengkhawatirkan akan adanya bencana.” Maka Allah SWT pun menurunkan bara’ah
dengan mereka melalui firmannya,
يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا اليهود
والنصارى أولياء بعضهم أولياء بعض ومن يتولهم منكم فإنه منهم إن الله لا يهدي
القوم الظالمين % فترى الذين في قلوبهم مرض يسارعون فيهم يقولون نخشى أن تُصيبنا
دائرة فعسى الله أن يأتي بالفتح أو أمر من عنده فيصبحوا على ما أسروا في أنفسهم
نادمين
”wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kalian jadikan Yahudi dan Nasrani sebagai. Sebagian dari mereka
adalah wali bagi sebagian yang lainnya. Dan barang siapa diantara kalian yang
menjadikan mereka sebagai wali maka sesungguhnya dia adalah bagian dari mereka.
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. Maka engkau melihat
orang-orang yang di dalam hatinya terdapat panyakit berlomba-lomba kepada
mereka. Mereka berkata,’kami khawatir apabila kami tertimpa musibah. Maka
semoga Allah mendatangkan kemenangan atau urusan Nya sehingga mereka menyesal
atas apa yang selama ini mereka sembunyikan di dalam diri mereka.”[2]
RASULULLAH SAW MENDATANGI YAHUDI
Tidak ada yang pantas
dilakukan atas penghianatan dan penentangan terhadap Rasulullah SAW selain
memerangi mereka. Yahudi Bani Qoiniqo sendiri sudah bisa merasakan hal
tersebut. Mereka pun berlindung di balik benteng dan bersiap-siap menghadapi
umat Islam. Rasulullah SAW bersama orang-orang Madinah mendatanginya pada hadi
Sabtu, pertengahan syawwal pada tahun kedua Hijriah. Kali ini panji dibawa oleh
pamannya, Hamzah bin ‘Abdul Muththalib. Sementara beliau menugaskan Abu Lubabah
al Anshori untuk menjaga kota Madinah. Mereka pun mengepung benteng tersebut
selama lima belas hari.
POSISI YAHUDI SEMAKIN TERDESAK DAN LEMAH
Orang-orang Yahudi sadar bahwa
mereka tidak mampu menghadapi pasukan Rasulullah SAW dengan peperangan.
Sementara benteng tempat mereka berlindung tidak mungkin bisa menyelamatkan
mereka dari tangan umat Islam. Mereka pun semakin dihantui katakutan yang
teramat sangat. Mereka ingin lari secepatnya meninggalkan harta, senjata, dan
bahkan rumah mereka. Disinilah kita bertanya, dimanakah kecongkakan Yahudi
selama ini? Dimanakah perkataan mereka kepada Rasulullah SAW,”jika engkau memerangi
kami, niscaya engkau akan tahu bahwa kami adalah orang yang sebenarnya.”
EKSODUS BANI QOINIQA
Ketakukan orang-orang Yahudi
terhadap umat Islam yang mengepungnya sudah mencapai titik puncak. Akhirnya
mereka menyerahkan diri dan harta mereka kepada Rasulullah SAW. Mereka rela
terhadap apa yang akan dilakukan terhadap diri, istri, keturunan, dan harta
benda mereka. Maka datanglah ‘Abdullah bin Ubai, salah seorang yang bersekutu
dengan Yahudi, kepada Rasulullah SAW dan berkata,”wahai, Muhammad berbuat baiklah
kepada sekutuku, mereka adalah sekutu Kazraj. Rasulullah SAW pun
mengacuhkannya. Kemudian ia mengulanginya lagi. Namun Rasulullah SAW berpaling
darinya. ‘Abdullah bin Ubai pun
memasukkan tangannya ke dalam saku baju Rasulullah SAW. Seketika itu wajah Rasulullah
SAW berubah dan berkata,”biarkan aku!” beliau tampak begitu marah, sampai semua
orang dapat melihat perubahan di wajahnya. Beliau kembali berkata,”celaka
engkau! Biarkan aku!” ‘Abdullah bin Ubai berkata,”demi Allah aku tidak akan
membiarkanmu sampai engkau berbuat baik kepada sekutu-sekutuku. Empat ratus
orang tidak mengenakan baju besi, tiga ratus orang mengenakan baju besi, mereka
telah melindungiku. Aku adalah seorang yang benar-benar takut tertimpa
bencana.” Rasulullah SAW menjawab,”mereka adalah untukmu, dengan syarat mereka
harus keluar dari kota Madinah dan tidak berdampingan lagi dengan kami di kota
ini.” Rasulullah SAW pun memberikan waktu tiga malam kepada mereka, dan
menugaskan ‘Ubadah bin Shomit untuk mengawasinya.
Akhirnya Bani Qoiniqa pun
harus pergi dengan meninggalkan harta dan persenjataan mereka. Mereka berjalan hingga sampai di lembah al
Quro, di selatan Khaibar. Mereka tinggal di sana untuk beberapa waktu lamanya.
Kemudian mereka meneruskan perjalanan ke Adzri’at, di Syam. Di sanalah mereka
menetap. Namun belum berapa lama mereka tinggal, mereka binasa semuanya.[3] Dengan demikian kaum muslimin pun dapat
terbebas dari kelompok kelima di kota Madinah, yang selama ini telah
meresahkan umat Islam dan membantu memberikan informasi kepada orang-orang
musyrikin.
HASIL DARI PEPERANGAN INI
1.
Pembersihan kota Madinah dari Yahudi Bani Qoiniqa yang
selama ini selalu membuat keresahan di tengah komunitas umat Islam serta
kezaliman terhadap agama maupun kehormatan mereka.
2.
Terbebas kota Madinah dari kelompok kelima yang
selama ini menjadi agen informasi orang-orang musyrik.
3.
Menumbuhkan rasa takut pada
kabilah-kabilah Yahudi lainnya seperti Bani Nadhir dan Bani Quraidzah, agar tak
seorang pun dari mereka yang berani berbuat semena-mena terhadap umat Islam
ataupun berani menghianati perjanjian yang telah disepakati bersama Rasulullah
SAW.
4.
Bertambahnya rasa tsiqoh kaum
muslimin terhadap diri sendiri, kebanggaan terhadap agama ini, serta kemampuan
berperang dan mengantisipasi. Dengan demikian semakin tinggi pulalah posisi
umat Islam di mata masyrakat arab.
نتائج هذه الغزوة
كان لهذه الغزوة نتائج
مهمة أفادت المسلمين كثيراً منها :
1-
تطهير المدينة من يهود
بني قينقاع الذين كانوا لا يفترون عن التعرض للمسلمين وإيذائهم في دينهم وأعراضهم
.
2-
التخلص من الطابور الخامس
في المدينة الذي كان ينقل أخبار المسلمين إلى المشركين.
3-
إرهاب القبائل اليهودية
الأخرى مثل بني النضير وبني قريظة حتى لا يتمادى أحد من تلك القبائل في إيذاء
المسلمين، أو يجرؤ على نقض العهد مع رسول الله r .
4-
ازديادُ ثقة المؤمنين
بأنفسهم واعتزازهم بدينهم ، وذيوع مقدرتهم الحربية ، وقدرتهم على الردع ، فازدادت
بذلك مكانة المسلمين عند العرب في أنحاء الجزيرة.
العبر المستفادة من هذه
الغزوة :
1-
عدم تخلف وعد الله
للمؤمنين ووعيده للمشركين المغرورين حيث أخبر الله سبحانه أنهم سيغلبون قبل
المعركة بقوله سبحانه } قل للذين كفروا ستُغلبون وتُحشرون إلى جهنم وبئس المهاد . . . { .
2-
عاقبة البغي وخيمة ونتيجة
الفسادِ الخرابُ والضياعُ في الدنيا والآخرة .
أظهرت الغزوة أن جبن اليهود حقيقة مستقرة
على مدار التاريخ ، وأن غرورهم وادعاءهم القوة أمور دعائية يروجونها عن أنفسهم
يأباها الطبع اليهودي . وقد ظهر من هذه الغزوة ومن غيرها أن اليهود لا ترتعد
فرائصهم إلا من رجال الإيمان وأصحاب العقائد
HIKMAH DAN PELAJARAN DARI PEPERANGAN INI
1.
Janji Allah SWT kepada
orang-orang yang beriman dan ancaman Nya kepada orang-orang kafir akan selalu
ditepati. Allah SWT berjanji bahwa mereka pasti akan dikalahkan. “katakanlah
kepada orang-orang kafir bahwa mereka pasti akan dikalahkan dan digiring ke
neraka jahannam. Dan itulah tempat kembali yang paling buruk.”
2.
Akibat dari kesewenang-wenangan
adalah kenistaan. Dan akibat dari perusakan adalah kebinasaan di dunia dan
diakhirat.
3.
Peristiwa tersebut menunjukkan
sifat pengecut adalah sifat sejati orang Yahudi di sepanjang sejarah.
Kesombongan dan klaim bahwa mereka memiliki kekuatan hanyalah propaganda
belaka. Sesuatu yang mereka harap benar-benar menjadi sebuah realita, namun
kenyataan menolaknya. Dari peristiwa ini pula tampak bahwa orang Yahudi tidak
akan merasa gentar kecuali melalui tangan orang-orang yang beriman dan para
pembela akidah yang benar.
No comments:
Post a Comment