Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sunday, September 30, 2012

PERANG BANI NADLIR


Kaum muslimin menghadapi masalah yang pelik setelah kegagalan di Uhud yaitu dengan terjadinya peristiwa di Raji’ dan Sumur Mau’nah. Peristiwa ini membuat kegoncangan pada mereka, serta melunturkan wibawa dan kehebatan mereka selama ini. Hal itu dibuktikan dengan manuver-manuver yang dilakukan kaum munafik dan orang yahudi dan mereka yang sakit hatinya dari bangsa arab untuk merongrong kaum muslimin dan mereka semakin berani berbuat kurang ajar.
Mereka mulai mengobarkan perang urat syaraf untuk melumpuhkan kekuatan kaum muslimin dan menghancurkan barisannya dengan menyebarkan keraguan dan issu-issu negatif sampai-sampai orang-orang yahudi berani mau menghabisi nyawa Rasulullah saw.
Rasulullah saw menyadari kalau situasi politik kaum muslimin yang lemah inimendorong keberanian musuh-musuh islam untuk bersatu padu dan mematangkan strategi untuk menghancurkan kaum muslimin.
Maka Rasululullah menempuh satu langkah politik yaiotu dengan menguji motivasi kaum bani nadlir, untuk lebih memudahkan pergaulan dengan mereka.
Dari kebijakan politik inilah yang melatar belakangi terjadinya perang dengan mereka yaitu sebagai tast cash sekelompok yahudi –meskipun kekafiran itu kelompok yang satu- untuk mengetahui sejauh mana rencana busuk mereka dan apa saja rencana mereka dalam menyikapi islam dan Rasulullah saw. Yang pada akhirnya Allah jualah yang akan mengadzab mereka untuk menjadi pelajaran bagi kaum munafik dan musuh-musuh islam lainnya.


Waktu terjadinya perang bani Nadlir
Perang bani nadlir terjadi pada bulan Rabiu’l awwal tahun ke 4 hijriyah-setelah 6 bulan dari peristiwa perang uhud-. Dan Allah menepati janjinya dengan memberikan pertolongan kepada RasulNya dan kaum Muslimin dengan kemenangan yang gilang gemilang.

SEBAB TERJADINYA PERANG
1.      Sebab utama meletusnya perang ini adalah percobaan pembunuhan terhadap Rasulullah saw ketika rasulullah mengunjungi mereka untuk meminta pertanggung jawaban bersama dalam menanggung diyat dua orang yang terbunuh dari bani Amir.
2.      Penghinaan dan ejekan yqang dilakukan kaum yahudi terhadap kaum muslimin pasca kekalahan kaum muslimin di Uhud. Mereka melancarkan perang syaraf untuk menjatuhkan mental kaum muslimin dan penghancuran sendi-sendi islam
3.      Kekhawatiran kaum muslimin akan perpecahan intern yang akan berakibat fatal setelah kekalahan di Uhud. Hal ini membuka peluang bagi kabilah yang bertetangga dengan kota Madinah untuk melancarkan peperangan terhadap kaum muslimin yang dengan pasti mereka akan disokong orang munafik yang menyimpan dendam pada pasukan islam.

KRONOLOGIS PERANG BANI NADLIR


Rasulullah menguji kaum Yahudi
Rasulullah saw berkeingin untuk menyingkap kebusukan yahudi dan permusuhan mereka kepada islam dan kaum muslimin yang selama ini mereka rahasiahkan. Rasululah saw pergi menemui Bani Nadlir untuk sama-sama menanggung diyat bagi dua orang dari kaum Bani Amir yang dibunuh dengan tidak sengaja oleh sebagian kaum muslimin. Sementara bani nadlir adalah mengadakan perjanjian dengan bani Amir.
Rasulullah mnemui mereka dengan ditemani 10 orang sahabat senior di antaranya Abu Bakar, Umar bin Khathab serta Ali bin Abi Thalib.
Bani Nadlir pun merespon permintaan Rasulullah itu, para pembesar kaum menyambut kedatangan rasulullah dengan senang hati, akan tetapi Rasulullah mencium gelagat yang tidak baik di balik keramahan mereka. Rasululah menngendus kabar dari sebagian pembicaraan mereka akan konsfirasi busuk yang akan mereka jalankan. Dan kesempatan itupun ada di depan mata mereka.
Rasulullah sekelebatan melihat slah seorang dari mereka yaitu Amr bin Jahsy bin Ka’ab masuk ke rumah yang Rasulullah bersandar ke dinding rumah itu. Amr bermaksud membunuh rasulullah dengan melemparinya dengan batu dari atas rumah tersebut, sebelum rencana jahat itu dilakukan Rasululah keluar dari rumah itu dengan tenangnya meninggalkan para sahabat. Para sahabat menyangka kalau Rasulullah akan kembali.
Hancurlah sudah tipu busuk mereka, merekapun diliputi keheranan bercampur kejengkelan. Mereka takut akan akibat yang dihadapi jika membunuh salah seorang sahabat Rasulullah saw.
Lama sudah para sahabat menunggu  tapi Rasulullah tak kembali jua, mereka bergegas meninggalkan Bani Nadlir dan kembali ke Madinah. Mereka mendapati Rasulullah sudah langsung menuju masjid.

Peringatan atas Bani Nadlir dengan terang-terangan
Rasulullah saw berkumpul dengan para sahabatnya, beliau menceritakan keraguannya akan orang yahudi dan sifat mereka yang ingkar janji. Para sahabat membenarkan firasat Rasulullah saw dan wahyu yang Allah turunkan padanya. Dan mereka mengevaluasi pengetahuan mereka akan yahudi.
Rasulullah saw sebagai panglima, memutuskan untuk mengutus Muhammad bin Maslamah ke Bani Nadlir dengan membawa misi twerbatas, beliau katakan padanya: “Pergilah ke Yahudi Bni Nadlir dan katakan pada mereka: “Rasululullah mengutusku untuk menyampaikan pesan pada kalian untuk keluar dari tanah kalian, karena kalian telah mengkhianati janji yang telah kita sepakati, Aku beri tempo kalian selama 10 hari kalau ada yang menolak perintahku ini akan ku penggal lehernya”.
Inilah balasan bagi kaum pengingkar janji. Mereka menunggu dengan resah jeda waktu yang di berikan Rasulullah saw, akan tetapi pembesar munafik Abdullah bin Ubay mengompori mereka untuk tetap tinggal di tanah mereka, serta ia menjanjikan pertolongan.
Mereka mengadakan pertemuan untuk menyikapi ultimatum Rasulullah, sementara merekapun tahu apa yang dialami yahudi Bani Qoinuqa ketika berhadapan dengan Rasulullah saw. Syaithan menghembuskan kesombongan dan kecongkakkan pada para pembesar Bani Nadlir untuk tetap menetap dasn menghadapi atntangan Rasulullah saw. Mereka memutuskan untuk mengirim utusan untuk menemui Rasulullah saw menyampaikan kalau mereka akan bertahan di tanah mereka, dan mereka menantang Rasulullah untuk membuktikan ancamannya… keputusan mereka ini didasarkan atas kokohnya benteng pertahanan mereka serta persediaan logistik yang cukup untuk satu tahun dan berlimpahnya air di tanah mereka.

Kaum muslimin mengepung Bani Nadlir
Lewat sudah 10 hari, tenggat waktu yang diberikan Rasulullah kepada Bani Nadlir, tapi mreka tidak mau keluar dari perkampungannya. Kaum musliminpun mulai menyerang mereka dan peperanganpun berlangsung selama 20 hari. Ada pemandangan menarik dari peperangan ini, dimana ketika kaum muslimin berhasil menguasai sebagian tanah mereka dan memukul mundur pasukan yahudi, maka yahudi itu mundur dan bergabung dengan kelompok yang lain setelah membakar dan merusak apa yang mereka tinggalkan, menyikapi siasat ini maka Rasulullah mengeluarkan instruksi untuk menebang pohon-pohon kurma mereka dan membakarnya sebagai siasat untuk melemahkan mental kaum yahudi, dimana mereka tidak punya lagi harapan akan harta benda mereka dan sudah barang tentu mereka jadi kalut dan putus asa.
Kaum yahudi yang sedang dilanda kegalauan, mereka masih berharap datangya bantuan dari orang-orang munafik dan pertolongan lainya dari kaum musyrik tapi bantuan itupun tak kunjung datang,  kegalauan yang menyelimuti mereka menambah keyakinan mereka akan akibat buruk yang ada di depan mata kalau mereka terus saja memaksakan diri melawan pasukan Rasulullah saw yang gagah berani. Kaum yahudi mengajukan perdamaian kepada rasulullah dan minta jaminan keamanan bagi harta, keselamatan dan keluarga mereka sampai mereka meninggalkan madinah.

Kemenangan kaum muslimin
Rasulullah saw sang panglima, menerima permohonan mereka dan menjamin mereka sampai mereka keluar dari kampungnya. Rasulullah mempasilitasi bagi setiap 3 orang  seekor unta intuk membawa keperluan dan harta mereka apa saja yang mereka inginkan.
Kaum yahudi merasakan kehinaan yang nyata sebagai akibat dari perbuatan mereka yang suka ingkar janji dan khiyanat. Di antara mereka ada yang menuju Khaibar bersama Huyaiy bin Akhtab, ada juga yang meneruskan perjalanan ke Syam. Di lain pihak, kaum meslimin mengambil ghanimah yang banyak berupa tanah, rumah serta persenjataan dan barang berharga lainnya.
Rasulullah saw membagikan kapling tanah bani Nadlir kepada kaum muhajirin saja, karena bagi mereka tanah Bani Nadlir tidak termasuk tanah rampasan perang, dan Rasulullah menyisakan satu bagian yang dikhususkan bagi orang fakir dan miskin.
Peristiwa kemenangan ini diabadikan Al-Quran, demikian juga pengusiran bani nadlir, yang keduanya semata-mata hanyalah karunia Allah swt. Allah berfirman:
“Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah. Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka. Mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang berakal.”
“Dan Jikalau tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah telah mengadzab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka.”
“Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah, sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Q.S. Al-Hasyr : 2-4).

Kesimpulan dari perang Bani Nadlir
1-      Kemenangan besar berakibat besar akan kekuatan pemerintahan muslimin, sekaligus menghancurkan upaya-upaya fitnah yang diantaranya memprovokasi yahudi untuk menyerang kaum muslimin dan kesiapan mereka untuk membantunya.
2-      Kemenangan nyata hanyalah milik islam dan kaum muslimin, kaum muhajir dan Anshar bisa bernafas lega dan merekapun mulai menggarap perdagangan dan pertanian dengan suka cita
3-      Kaum muslimin bisa lebih berkonsentrasio menghadapi kaum Musyrikin Makkah. Sementara Abu Sufyan telah menyebarkan ancaman akan menyerang kaum muslimin pada tahun yang sama, maka pasukan kaum muslimin berangkat menuju Badar dan berkemah di sana selama 8 hari berturut-turut menunggu kedatangan kaum Quraisy sambil berdagang dan mencari keuntungan, tapi Abu Sufyan tidak bisa mewujudkan janjinya dan iapun menuai kritik dan menanggung malu yang tak terkira dan mengakibatkan kesan buruk di kalangan Arab yang bisa menghapuskan kenangan manis mereka di perang Uhud. Kemuliaanpun dituai kaum muslimin.
4-      Stabilnya kondisi ekonomi di Madinah, dengan melaksanakan perintah Allah yang termaktub dalam Al-Quran. Rasulullah membagikan Tanah Bani Nadlir kepada para muhajirin senior- ketika kondisi mereka fakir dan bekerja pada kaum Anshar- maka Muhajirin merasa cukup dengan apa yang mereka dapatkan dan Ansharpun merasa lega dengan apa yang Muhajirin dapatkan, di sini terjadilah keseimbangan ekonomi dan starata sosial dalam tatanan masyarakat islam.

Ibrah di balik peristiwa perang ini

1.      Allah SWT senantiasa menjaga Rasul-Nya dari kejahatan manusia, agar ia menyampaikan risalah Tuhannya, dan agar menunaikan kewajibannya dalam menegakkan agama Allah SWT.
2.      Seorang panglima tidak pantas bersikap dengan musuh dalam hal-hal yang prinsipil. Itulah yang Rasulullah lakukan.
3.      Pentingnya bersikap waspada terhadap orang Yahudi, karena rasa dengki mereka yang terpendam kepada risalah Rasulullah dan seluruh ummat Islam.
4.      Upaya keras menjaga keharmonisan internal umat islam adalah penopang utama ketentraman sekaligus upaya preventif terjadinya perang/konflik lokal yang sangat berbahaya.
5.      Upaya mewujudkan stabilitas internal umat islam adalah kekuatan utama untuk melawan musuh dan kelompok pembangkang.
6.      Yakin akan pertolongan haruslah menjadi senjata utama orang-orang mukmin. Karena benteng yang kokoh dan senjata saja tidaklah cukup untuk mewujud kemenangan.
7.      Kemajuan ekonomi memiliki pengaruh kuat dalam mewujudkan stabilitas sosial dan politik.
8.      Dalam kondisi krisis tidak boleh meminta bantuan kepada orang-orang munafik atau orang-orang yang menyimpan kebencian kepada islam di dalam hati.

No comments:

Post a Comment