Kaum muslimin menghadapi
masalah yang pelik setelah kegagalan di Uhud yaitu dengan terjadinya peristiwa
di Raji’ dan Sumur Mau’nah. Peristiwa ini membuat kegoncangan pada mereka,
serta melunturkan wibawa dan kehebatan mereka selama ini. Hal itu dibuktikan
dengan manuver-manuver yang dilakukan kaum munafik dan orang yahudi dan mereka
yang sakit hatinya dari bangsa arab untuk merongrong kaum muslimin dan mereka
semakin berani berbuat kurang ajar.
Mereka mulai mengobarkan
perang urat syaraf untuk melumpuhkan kekuatan kaum muslimin dan menghancurkan
barisannya dengan menyebarkan keraguan dan issu-issu negatif sampai-sampai
orang-orang yahudi berani mau menghabisi nyawa Rasulullah saw.
Rasulullah saw menyadari
kalau situasi politik kaum muslimin yang lemah inimendorong keberanian
musuh-musuh islam untuk bersatu padu dan mematangkan strategi untuk
menghancurkan kaum muslimin.
Maka Rasululullah
menempuh satu langkah politik yaiotu dengan menguji motivasi kaum bani nadlir,
untuk lebih memudahkan pergaulan dengan mereka.
Dari kebijakan politik inilah yang
melatar belakangi terjadinya perang dengan mereka yaitu sebagai tast cash
sekelompok yahudi –meskipun kekafiran itu kelompok yang satu- untuk mengetahui
sejauh mana rencana busuk mereka dan apa saja rencana mereka dalam menyikapi
islam dan Rasulullah saw. Yang pada akhirnya Allah jualah yang akan mengadzab
mereka untuk menjadi pelajaran bagi kaum munafik dan musuh-musuh islam lainnya.
Waktu terjadinya perang bani Nadlir
Perang bani nadlir terjadi pada
bulan Rabiu’l awwal tahun ke 4 hijriyah-setelah 6 bulan dari peristiwa perang
uhud-. Dan Allah menepati janjinya dengan memberikan pertolongan kepada
RasulNya dan kaum Muslimin dengan kemenangan yang gilang gemilang.
SEBAB TERJADINYA PERANG
1. Sebab utama meletusnya perang ini
adalah percobaan pembunuhan terhadap Rasulullah saw ketika rasulullah
mengunjungi mereka untuk meminta pertanggung jawaban bersama dalam menanggung
diyat dua orang yang terbunuh dari bani Amir.
2. Penghinaan dan ejekan yqang
dilakukan kaum yahudi terhadap kaum muslimin pasca kekalahan kaum muslimin di
Uhud. Mereka melancarkan perang syaraf untuk menjatuhkan mental kaum muslimin
dan penghancuran sendi-sendi islam
3. Kekhawatiran kaum muslimin akan
perpecahan intern yang akan berakibat fatal setelah kekalahan di Uhud. Hal ini
membuka peluang bagi kabilah yang bertetangga dengan kota Madinah untuk melancarkan peperangan
terhadap kaum muslimin yang dengan pasti mereka akan disokong orang munafik
yang menyimpan dendam pada pasukan islam.
KRONOLOGIS PERANG BANI NADLIR
Rasulullah menguji kaum Yahudi
Rasulullah saw berkeingin
untuk menyingkap kebusukan yahudi dan permusuhan mereka kepada islam dan kaum
muslimin yang selama ini mereka rahasiahkan. Rasululah saw pergi menemui Bani
Nadlir untuk sama-sama menanggung diyat bagi dua orang dari kaum Bani Amir yang
dibunuh dengan tidak sengaja oleh sebagian kaum muslimin. Sementara bani nadlir
adalah mengadakan perjanjian dengan bani Amir.
Rasulullah mnemui mereka
dengan ditemani 10 orang sahabat senior di antaranya Abu Bakar, Umar bin
Khathab serta Ali bin Abi Thalib.
Bani Nadlir pun merespon
permintaan Rasulullah itu, para pembesar kaum menyambut kedatangan rasulullah
dengan senang hati, akan tetapi Rasulullah mencium gelagat yang tidak baik di
balik keramahan mereka. Rasululah menngendus kabar dari sebagian pembicaraan
mereka akan konsfirasi busuk yang akan mereka jalankan. Dan kesempatan itupun
ada di depan mata mereka.
Rasulullah sekelebatan
melihat slah seorang dari mereka yaitu Amr bin Jahsy bin Ka’ab masuk ke rumah
yang Rasulullah bersandar ke dinding rumah itu. Amr bermaksud membunuh
rasulullah dengan melemparinya dengan batu dari atas rumah tersebut, sebelum
rencana jahat itu dilakukan Rasululah keluar dari rumah itu dengan tenangnya
meninggalkan para sahabat. Para sahabat
menyangka kalau Rasulullah akan kembali.
Hancurlah sudah tipu
busuk mereka, merekapun diliputi keheranan bercampur kejengkelan. Mereka takut
akan akibat yang dihadapi jika membunuh salah seorang sahabat Rasulullah saw.
Lama sudah para sahabat
menunggu tapi Rasulullah tak kembali
jua, mereka bergegas meninggalkan Bani Nadlir dan kembali ke Madinah. Mereka mendapati Rasulullah sudah langsung
menuju masjid.
Rasulullah saw berkumpul
dengan para sahabatnya, beliau menceritakan keraguannya akan orang yahudi dan
sifat mereka yang ingkar janji. Para sahabat membenarkan firasat Rasulullah saw
dan wahyu yang Allah turunkan padanya. Dan mereka mengevaluasi pengetahuan
mereka akan yahudi.
Rasulullah saw sebagai
panglima, memutuskan untuk mengutus Muhammad bin Maslamah ke Bani Nadlir dengan
membawa misi twerbatas, beliau katakan padanya: “Pergilah ke Yahudi Bni Nadlir
dan katakan pada mereka: “Rasululullah mengutusku untuk menyampaikan pesan pada
kalian untuk keluar dari tanah kalian, karena kalian telah mengkhianati janji
yang telah kita sepakati, Aku beri tempo kalian selama 10 hari kalau ada yang
menolak perintahku ini akan ku penggal lehernya”.
Inilah balasan bagi kaum
pengingkar janji. Mereka menunggu dengan resah jeda waktu yang di berikan
Rasulullah saw, akan tetapi pembesar munafik Abdullah bin Ubay mengompori
mereka untuk tetap tinggal di tanah mereka, serta ia menjanjikan pertolongan.
Mereka mengadakan pertemuan
untuk menyikapi ultimatum Rasulullah, sementara merekapun tahu apa yang dialami
yahudi Bani Qoinuqa ketika berhadapan dengan Rasulullah saw. Syaithan
menghembuskan kesombongan dan kecongkakkan pada para pembesar Bani Nadlir untuk
tetap menetap dasn menghadapi atntangan Rasulullah saw. Mereka memutuskan untuk
mengirim utusan untuk menemui Rasulullah saw menyampaikan kalau mereka akan
bertahan di tanah mereka, dan mereka menantang Rasulullah untuk membuktikan
ancamannya… keputusan mereka ini didasarkan atas kokohnya benteng pertahanan
mereka serta persediaan logistik yang cukup untuk satu tahun dan berlimpahnya
air di tanah mereka.
Lewat sudah 10 hari, tenggat waktu yang
diberikan Rasulullah kepada Bani Nadlir, tapi mreka tidak mau keluar dari
perkampungannya. Kaum musliminpun mulai menyerang mereka dan peperanganpun
berlangsung selama 20 hari. Ada pemandangan menarik dari peperangan ini, dimana
ketika kaum muslimin berhasil menguasai sebagian tanah mereka dan memukul
mundur pasukan yahudi, maka yahudi itu mundur dan bergabung dengan kelompok
yang lain setelah membakar dan merusak apa yang mereka tinggalkan, menyikapi
siasat ini maka Rasulullah mengeluarkan instruksi untuk menebang pohon-pohon
kurma mereka dan membakarnya sebagai siasat untuk melemahkan mental kaum
yahudi, dimana mereka tidak punya lagi harapan akan harta benda mereka dan
sudah barang tentu mereka jadi kalut dan putus asa.
Kaum yahudi yang sedang
dilanda kegalauan, mereka masih berharap datangya bantuan dari orang-orang
munafik dan pertolongan lainya dari kaum musyrik tapi bantuan itupun tak
kunjung datang, kegalauan yang
menyelimuti mereka menambah keyakinan mereka akan akibat buruk yang ada di
depan mata kalau mereka terus saja memaksakan diri melawan pasukan Rasulullah
saw yang gagah berani. Kaum yahudi mengajukan perdamaian kepada rasulullah dan
minta jaminan keamanan bagi harta, keselamatan dan keluarga mereka sampai
mereka meninggalkan madinah.
Rasulullah saw sang panglima,
menerima permohonan mereka dan menjamin mereka sampai mereka keluar dari
kampungnya. Rasulullah mempasilitasi bagi setiap 3 orang seekor unta intuk membawa keperluan dan harta
mereka apa saja yang mereka inginkan.
Kaum yahudi merasakan kehinaan yang nyata
sebagai akibat dari perbuatan mereka yang suka ingkar janji dan khiyanat. Di
antara mereka ada yang menuju Khaibar bersama Huyaiy bin Akhtab, ada juga yang
meneruskan perjalanan ke Syam. Di lain pihak, kaum meslimin mengambil ghanimah
yang banyak berupa tanah, rumah serta persenjataan dan barang berharga lainnya.
Rasulullah saw membagikan
kapling tanah bani Nadlir kepada kaum muhajirin saja, karena bagi mereka tanah
Bani Nadlir tidak termasuk tanah rampasan perang, dan Rasulullah menyisakan
satu bagian yang dikhususkan bagi orang fakir dan miskin.
Peristiwa
kemenangan ini diabadikan Al-Quran, demikian juga pengusiran bani nadlir, yang
keduanya semata-mata hanyalah karunia Allah swt. Allah berfirman:
“Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di
antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang
pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin
bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan)
Allah. Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak
mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka.
Mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan
orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran,
wahai orang-orang yang berakal.”
“Dan Jikalau tidaklah karena Allah telah
menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah telah mengadzab mereka
di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka.”
“Yang demikian itu, adalah karena
sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah,
sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Q.S. Al-Hasyr : 2-4).
1- Kemenangan besar berakibat besar
akan kekuatan pemerintahan muslimin, sekaligus menghancurkan upaya-upaya fitnah
yang diantaranya memprovokasi yahudi untuk menyerang kaum muslimin dan kesiapan
mereka untuk membantunya.
2- Kemenangan nyata hanyalah milik
islam dan kaum muslimin, kaum muhajir dan Anshar bisa bernafas lega dan
merekapun mulai menggarap perdagangan dan pertanian dengan suka cita
3- Kaum muslimin bisa lebih
berkonsentrasio menghadapi kaum Musyrikin Makkah. Sementara Abu Sufyan telah
menyebarkan ancaman akan menyerang kaum muslimin pada tahun yang sama, maka
pasukan kaum muslimin berangkat menuju Badar dan berkemah di sana selama 8 hari
berturut-turut menunggu kedatangan kaum Quraisy sambil berdagang dan mencari
keuntungan, tapi Abu Sufyan tidak bisa mewujudkan janjinya dan iapun menuai
kritik dan menanggung malu yang tak terkira dan mengakibatkan kesan buruk di
kalangan Arab yang bisa menghapuskan kenangan manis mereka di perang Uhud.
Kemuliaanpun dituai kaum muslimin.
4- Stabilnya kondisi ekonomi di
Madinah, dengan melaksanakan perintah Allah yang termaktub dalam Al-Quran.
Rasulullah membagikan Tanah Bani Nadlir kepada para muhajirin senior- ketika
kondisi mereka fakir dan bekerja pada kaum Anshar- maka Muhajirin merasa cukup
dengan apa yang mereka dapatkan dan Ansharpun merasa lega dengan apa yang
Muhajirin dapatkan, di sini terjadilah keseimbangan ekonomi dan starata sosial
dalam tatanan masyarakat islam.
Ibrah di balik peristiwa perang ini
1.
Allah SWT senantiasa menjaga Rasul-Nya dari kejahatan
manusia, agar ia menyampaikan risalah Tuhannya, dan agar menunaikan
kewajibannya dalam menegakkan agama Allah SWT.
2.
Seorang
panglima tidak pantas bersikap dengan musuh dalam hal-hal yang prinsipil. Itulah yang Rasulullah lakukan.
3.
Pentingnya bersikap waspada
terhadap orang Yahudi, karena rasa dengki mereka yang terpendam kepada risalah
Rasulullah dan seluruh ummat Islam.
4.
Upaya keras menjaga
keharmonisan internal umat islam adalah penopang utama ketentraman sekaligus
upaya preventif terjadinya perang/konflik lokal yang sangat berbahaya.
5.
Upaya mewujudkan stabilitas
internal umat islam adalah kekuatan utama untuk melawan musuh dan kelompok
pembangkang.
6.
Yakin akan pertolongan haruslah
menjadi senjata utama orang-orang mukmin. Karena benteng yang kokoh dan senjata
saja tidaklah cukup untuk mewujud kemenangan.
7.
Kemajuan ekonomi memiliki
pengaruh kuat dalam mewujudkan stabilitas sosial dan politik.
8.
Dalam kondisi krisis tidak
boleh meminta bantuan kepada orang-orang munafik atau orang-orang yang
menyimpan kebencian kepada islam di dalam hati.
No comments:
Post a Comment