Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Saturday, July 14, 2012

AHWALUL MUSLIM ALYAUM


Tema ini adalah suatu upaya untuk menggambarkan akan keadaan dunia Islam kontemporer (saat ini) dengan segala kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Kondisi umat Islam saat ini penuh dengan kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas intelektual dan problematika moral.

Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al Jahlu)

Kelemahan umat Islam yang terkait dengan kapasitas intelektual meliputi:

§  Dho’fut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan) 
 Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal (pengkaderan) sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan juga pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan mustahil melahirkan anasir-anasir dalam nadhatul umat (kebangkitan umat).

§  Dho’fut Tsaqofah (lemah dalam ilmu pengetahuan)
Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi umat Islam terasa tertinggal bila dibandingkan umat yang lainnya, ini disebabkan karena wawasan umat Islam yang sempit dan terbatas juga lemah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ini disebabkan kemauan umat untuk menuntut ilmu sangat rendah.

§  Dho’fut Takhthith (lemah dalam perencanaan-perencanaan)
Umat Islam sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas. Rencana perjuangannya penuh dengan misteri. Hal tersebut disebabkan umat Islam tidak diproduk dari pembinaan-pembinaan yang baik dan tidak memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang memadai.

§  Dho’fut Tanjim (lemah dalam pengorganisasian)
Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan yang mengibarkan bendera kebathilan, mereka membangun pengorganisasian yang solid sementara umat Islam lemah dalam pengorganisasian sehingga kebathilan akn diatas angin sedangkan umat Islam akan menjadi pihak yang kalah. Sesuai perkataan khalifah Ali ra “Kebenaran tanpa sistem yang baik akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisasi dengan baik”.
§  Dho’ful Amniyah (lemah dalam keamanan)
Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan kekayaan baik moril dan materil sehingga negeri-negeri muslim yang kaya akan sumber daya alam dirampok oleh negeri-negeri non muslim. Begitu pula dengan Iman, umat lslam tidak lagi menjaganya tidak ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi yang memadai.
§  Dho’fut Tanfidz (lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri)
Umat Islam dewasa ini tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak mensyukurinya. Jika umat Islam mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk syukur itu akan muncul kuatut tanfidz yaitu kekuatan untuk memobilisir diri dan sekarang umat Islam lemah sekali dalam memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas.

Kelemahan dalam problematika moral (Maradun Nafs)

       Kelemahan-kelemahan dalam problematika moral yang terjadi pada umat Islam sekarang yaitu:

·       Adamus Saja’ah (hilangnya keberanian)
Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip laa marhuba illalah (tiada yang ditakuti selain Allah) sehingga tidak memiliki keberanian seperti orang-orang terdahulu yakni Rasulullah dan para sahabatnya yang terkenal pemberani. Sekarang ini umat Islam mengalami penyakit Al Juban (pengecut). Rasa takut dan berani itu berbanding terbalik sehingga jika seorang umat Islam takut kepada Allah maka ia akan berani kepada selain Allah tetapi sebaliknya jika ia takut kepada selain Allah maka ia akan berani menentang aturan-aturan Allah SWT.
·       Adamus Sabat (hilangnya sikap teguh pendirian)
Umat Islam mulai memperlihatkan mudah mengalami penyimpangan-penyimpangan dan perjalanan hidupnya karena disebabkan oleh :
1.      termakan oleh rayuan-rayuan
2.      terserang oleh intimidasi atau teror-teror.
Salah satu illutrasi hilangnya sabat (keteguhan) ini adalah prinsif-prinsif hidup kaum muslimin tidak lagi dipegang hanya sering diucapkan tanpa dipraktekan. Sebagai contoh Islam mengajarkan kebersihan sebagian dari Iman tetapi di negari-negeri kaum muslim kondisinya tidak bersih menjadi pemandangan pada umumnya.
·       Adamut Dzikriyah (hilangnya semangat untuk mengingat Allah)
Dalam Islam lupa diri sebab utamanya ialah karena lupa kepad Allah. Umat Islam dzikirullah-nya lemah maka mereka kehilangan identitas mereka sendiri sebagai Al Muslimum. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al Hasyr ayat 19 “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”. 
·       Adamus Sabr (hilangnya kesabaran)
Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling pokok bagi keberhasilan seorang muslim, sesuai firman Allah Qs.2:153 “Hai orang-orang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.
Kesabaran meliputi:
1.     Ashabru bitha’at (sabar dalam ketaatan)
2.     Ashabru indal mushibah (ketaatan ketika tertimpa musibah)
3.     Ashabru anil ma’siat (sabar ketika menghadapi maksiat)
Sebagai umat Islam harus memiliki kesabaran ketiganya.

·       Adamul Ikhlas (hilangnya makna ikhlas)
Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya melakukan sesuatu tanpa perasaan terpaksa padahal bisa saja orang itu ikhlas walaupun ada perasaan terpaksa. Contohnya pada seseorang yang melakukan shalat subuh yang baru saja jaga malam sehingga sanat terasa kantuk tetapi karena shalat adalah suatu kewajiban perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya dsb.

·       Adamul Iltizam (hilangnya komitmen)
Dewasa ini kaum muslimin kebanyakan tidak istiqomah berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak sepenuhnya sadar bahwa Islam harus menjadi pengikat utama dalam hidupnya sehingga mereka banyak menggunakan isme-isme yang lain.


A.   Kelemahan kaum muslimin


·          Berbagai kelemahan muslim pada saat ini yang merupakan kelemahan utama dan prinsip adalah kelemahan aqidah dikalangan muslim. Aqidah muslim pada sebagian muslim telah tercemar dengan berbagai kepercayaan yang merusak aqidah sebenarnya. Kepercayaan kepada nenek moyang dengan mengamalkan amalan kepercayaan tradisi jahiliyah yang diwarnai oleh animisme dan dinamisme. Sebagian kepercayaan tersebut dipengaruhi oleh Hindu. Aqidah Islam juga di cemari oleh faham tareqat yang sesat dan kepercayaan syiah yang bertentangan dengan aqidah ahlus sunah wal jamaah. Aqidah yang di bawa oleh umat Islam tidak lagi tertanam secara baik di dada kaum muslimin, mereka mencampuri dengan kepercayaan kebendaan, keduniaan dan sebagainya yang menjelaskan aqidahnya kepada Allah SWT.

1.       Tarbiyah dikalangan ummat Islam masih sangat sedikit. Secara formal melalui sekolah-sekolah yang hanya beberapa jam saja. Sedangkan sekolah Islam sedikit. Keadaan ini masih kurang bila dibandingkan dengan kebutuhan saat ini. Sekolah Islam pun tidak semuanya dapat menyajikan Islam dan tarbiyah yang baik sehingga dapat merubah pribadi pelajar dan gurunya. Perlaksanaan tarbiyah secara informal juga belum banyak dilaksanakan dengan cukup memuaskan.
2.      Tsaqafah Islamiyah dikalangan muslim juga kurang seiring dengan kurang efektifnya peranan tarbiyah dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh umat Islam. Tsaqafah ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan wawasan ynag bersifat Islam atau umum. Kemampuan ini belum banyak dimiliki oleh muslim. Sebahagian menguasai tsaqafah Islam tetapi dalam masalah umum kurang menguasai (misalnya politik, ekonomi, kemasyarakan), begitupun sebaliknya kurang di dapati muslim yang mempunyai pemnguasaan bidang umum dan memiliki tsaqafah Islamiyah. Muslim yang mempunyai ilmu dan tsaqafah tidaklah banyak, dan masih kecil prosentasenya dibandingkan dengan jumlah muslim dan kebutuhan yang ada. Sebagian muslim yang mempunyai tsaqafah ini kurang sesuai dengan pemahaman aqidah Islamiyah, kurang merujuk kepada minhaj yang asal yaitu Al Qur’an dan sunnah. Masih banyak merujuk kepada nilai Barat yang bertentangan dengan Islam. Juga ada tsaqafah yang di suburkan oleh kepercayaan jahiliyah seperti ashabiyah, nasionalisme, sekuler, kapitalisme dan komunisme.
3.      Da’wah Islam pun nampaknya terkena gangguan. Banyak yang hidup segan dan mati tak mau. Da’wah sebagian ummat yang berjalan pun mungkin perlu dipertanyakan ghayah (sasaran akhir) yang akan dituju dan cara (langkah) yang dilakukannya. Hasil da’wah sekarang ini belum dapat di banggakan bahkan keadaan sekarang ini menunjukkan bahawa da’wah tidak berjalan karena tidak nampak bertambahnya pengikut atau pengikut yang ada pun semakin berkurangan. Da’wah Islam tidak berkesan karena sebahagian sudah hilang tujuan akhir yang sebenarnya kerana sudah terpengaruh oleh berbagai pendekatan yang kurang Islamiyah. Da’wah kurang berkesan disebabakan menjadikan da’wah sebagai organisasi kekauman atau kumpulan elite atau pun perkumpulan yang tidak berdasarkan kepada nilai-nilai Islam. Da’wah yang tidak berjalan adalah satu masalah sendiri yang sedang berjalanpun perlu dilihat bagaimana keadaan yang sebenarnya adakah sesuai dengan minhaj atau tidak. Mereka yang tidak berda’wah juga merupakan masalah besar kerana mereka dijadikan sebagai mangsa yang sangat senang di makan oleh pihak musuh.
4.      Tanzim atau organisasi yang di kendalikan oleh Islam perlu dipertanyakan sejauuh mana mereka mengamalkan Islam dalam dalam tanzimnya. Tanzim dapat dibagi-bagi kepada tanzim berupa jamaah yang komitmen pesertanya melalui bai’ah, organisasi Islam yang terbuka dengan menjalankan beberapa keperluan dan aktiviti Islam secara terbuka, atau organisasi Islam yang berwarna syarikat, pertubuhan, NGO dan yang lainnya. Bagaimanapun tanzin ini perlu dilihat semula kerana keadaan ini mungkin juga sama dengan keadaan umat Islam yang sedang sakit. Apabila pengendali sedang sakit maka ada kemungkianan yang di bawanya pun menjadi sakit.
·          Akhlak sebagai cermin muslim sudah di cemari oleh berbagai akhlak jahiliyah yang dilandasi oleh budaya dan gaya hidup masyarakat jahiliyah. Banyak didapati muslim yang secara statusnya masih sebagai muslim tetapi tidak mencerminkan lagi akhlak Islam yang susah di bezakan dengan mereka yang bukan muslim. Akhlak remaja sangat kentara merupakan wujud yang salah. Akhlak muslim tidak mewarnai diri muslim secara keseluruhan. Muslim lupa kepada akhlak sebenar yang mesti dimiliki. Keadaan demikian tidaklah mustahil mengingat ghazwul fikri yang sangat kuat dan hizbusyetan menguasai dunia saat ini.

  1.   Perbaikan dengan mewujudkan da’wah harakiah syaamilah

Realiti yang ada sekarang ini memerlukan suatu harakah inkaz(gerakan penyelamatan) untuk merubah keadaan umat Islam menjadi lebih baik dan terlepas dari segala penyakit yang membawa kita kepada kematian. Da’wah dan harakah yang mempunyai harapan kejayaan mesti mempunyai beberapa cirri-ciri yang dipenuhi diantaranya adalah raabaniyah, minhajiyah, marhaliyah dan ulawiyah serta sesuai dengan reality dan seimbang.
·          Raabaniyah di dalam Al Qur’an mempunyai cirri pribadi yang senantiasa mengajarkan Islam dan juga mempelajari nilai Islam. Selain itu cirri rabbani adalah mereka yang tidak merasa duka cita, hina dan lemah di dalam menjalankan da’wah IslamHarakah dan da’wah Islam yang rabani mesti mempunyai ahli dan system yang demikian . Ahlinya tidak diam begitu saja tetapi ia bergerak dan senantiasa,berda’wah,dalam menjalankan da’wahnya mereka tidak putus asa tetapi berterusan dan selalu berjalan dengan komitmen yang kuat dan kukuh.
·           Da’wah Islam mesti mengikuti minhaj yang benar dengan kesedaran yang jelas dan bersih.. Minhaj dengan basirah ini tentunya merujuk kepada Al qur’an dan sunah serta merujuk kepada sirah nabawiyah. Kemudian dari panduan ini kita mempertimbangkan keadaan tempatan seperti situasi, kondisi, keadaan, peristiwa dan sikap yang muncul sehingga muncul fiqhud da’wah yang dapat dijalankan di tempat tertentu. Minhaj yang jelas akan membawa ke jalan yang jelas dan juga akan membawa kita kepada tujuan yang benar sehingga Allah meredhainya.
·          Da’wah dan harakiyah  mesti mengikuti marhalah sesuai dengan marhalah kesediaan, penerimaan, pengetahuan, kemampuan dan penguasaan mad’u atau aktivis harakah tersebut. Dengan marhalah ini maka da’wah dapat berjalan dengan baik dan berkesan. Ahli yang membawa da’wah akan mengalami ketenangan tanpa paksaan dan sesuai dengan kemampuan atau marhalah yang ada pada dirinya. Marhalah ini diperlukan di dalam da’wah dan harakah karena nabi SAW mengamalkan dan menyebarkan da’wah mengikuti dan memperhatikan marhalah ini. Misalnya da’wah pada marhalah tabligh yang mengajak kepada manusia secara umum, kemudian diteruskan kepada da’wah secara taklim dengan suasana pengajaran, kemudian diteruskan kpada da’wah marhalah takwin yang lebih kepada latihan dan pembntukan, kemudian ditingkatkan kepada marhalah tanzim dan tanfiz.
·          Da’wah dan harakah juga memperhatikan keutamaan dari kerja-kerja yang akan dilakukan. Perlu memfokus kepada suatu isu dan aktiviti yang dapat memberikan sumbangn kepada ummat Islam sehingga da’wah dapat tampil ditengah masyarakat dengan kehadiran yang dialu-alukan. Misalnya keutamaan tarbiyah adalah suatu keutamaan bagi mana-mana da’wah dan harakah karena tanpa tarbiyah ini tidak akan dapat meneruskan da’wah. Tarbiyah akan menciptakan kader dan generasi penerus da’wah itu sendiri. Keutamaan lainnya yang menjadikan keutamaan adalah melihat isu semasa dan mencari jalan keluar yang dapat mengembangkan pengaruh ditengah masyarakat misalnya tampil da’wah dalam mengatasi kemiskinan, pengangguran, khidmat perubatan dan pendidikan yang membawa kearah kejayaan.
·          Da’wah yang sesuai dengan reality ini merupakan sunnah dan minhaj da’wah Islamiyah. Da’wah mesti membumi dimana ia berpijak jangan melangit sehingga tidak dapat diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari mad’u. Keadaan yang mempertimbangkan reality ini secara berkesan di contohkan oleh nabi di dalam berda’wah di Mekah ataupun Madinah. Jahiliyah dimasa itu yang sangat kuat memungkinkan untuk menghancurkan Islam secar cepat tetapi da’wah Nabi secra bertahap dan pasti memulainya dengan sir dan kemudian cepat mempersiapkan keadaan di Madinah. Da’wah secara kotroversial adalah pendekatan yang dibawa oleh Nabi sebagai pendekatan hasil pembacaannya diatas reliti yang ada di persekitaran. Banyak lagi contoh lainnya yang dijadikan pelajaran oleh umat Islam saat ini.
·          Da’wah yang seimbang bermaksud da’wah yang memperhatikan semua keperluan al akh dan Islam secara keseluruhan dan memenuhinya secara seimbang. Aktivis juga menghendaki keperluan pribadi dan keluarganya terpenuhi maka da’wah perlu memberikan peluang kepada aktivis ini memelihara dan menjaga keperluannya. Pelajar memerlukan waktu belajar dan mesti mendapatkan markah yang tinggi, ia pun perlu bertemu dengan ibu bapak di kampumg. Keperluan di dalam menjalankan da’wah seperti keperluan ruhiyah, aqliyah dan amaliyah. Keseimbangan ini sesuai dengan prinsip keseimbangan yang Allah terapkan kepada mahlukNya. Dengan seimbang ini maka setiap aktivis merasakan senang dan bahagia.

Dalil
·          3:79;…. Hendaklah kamu menjadi rabbani yang kamu mengajarkan kitab dan kamu membacanya.
·          79.  Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku Sesungguhnya Aku Telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan Aku Telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat".
·          3:146; Beberapa banyaknya nabi yang berperang bersama orang rabbani. Mereka iti tidak pengecut, kerana bahaya yang menimpa mereka pada jalan Allah dan tiada Irmah dan tiada pula tunduk dan Allah mengasihi orang-orang yang sbar.
·          146.  Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah Karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.
·          12:108; Katakanlah: Inilah jalanku, aku seru kepada Allah, aku atas keterangan yang jelas (minhaj yang jelas) dan orang yang mengikuti aku. Mahasuci Allah dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mempersekutukannya.
108.  Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".


Ringkasan
·          Kondisi kaum muslimin hari ini dilihat dari kelemahan-kelemahan kaum muslimin yaitu:aqidah,tarbiyah,tsaqafah, da’wah, pengorganisasian akhlak harusdiperbaiki dengan: da’wah harakyah yang integral: bersifat rabaniyah, minhajiyah, marhaliyah, ulawiyah
·          Sesuai dengan reality, seimbang.


12.AMRUD UMMAH FI DA’WAH

Keadaan umat di dalam da’wah Islamiyah menunjukan sesuatu yang kurang menggembirakan. Perkara ini dibuktikan dengan banyaknya umat yang mengalami kekosongan jiwa dan kehilangan pegangan hidup sehingga menampilkan da’wah yang dibawanya ssesuatu yang tidak efektif. Pengenalan kepada penyakit yang menjangkit umat di dalm dida’wah bermaksud agar dapat menyedarkan kita kepada keadaan yang sebenarnya dan memerlukan kita untuk memakan ubat walaupun pahit dan tidak sedap agar da’wah dapat berjalan dengan baik. Penyakit ummat di dalam berda’wahsecara dasarnya disebabkan oleh penyakit peribadi da’i yaitu da’wah bersendirian (infiradiyah). Infiradiyah ini dibahagikan  kepada maknawiyah(mental) seperti keadaan emosi, da’wah yang berorientasi kepada tokoh, da’i merasa hebat dan banyak pengagum, mempunyai kecenderungan merendahkan orang lain. Infiradi juga dilihat dari segi aktiviti, diantaranya penyakit yang munkinmenjangkit aktiviti ini adalah da’wah yang asal-asalan dan tidak beraturan, da’wah dilakukan secata parsial tidak menyeluruh, da’wah yang sebahagian, tradisional dan tambal sulam.
Keadaan pribadi aktivis da’wah prlu diubati dengan menjalankan amal jama’i. Amal jama’I ini menumbuhkan kesedaran yang bersumber dari pengetahuan, berorientasi yang Islami, peribadi yang rendah hati, bersifat adil adil, berfikiran dan berwawasan yang menyeluruh, menggunakan pendekatan dan wasail yang modern, mempunyai konsep dan berorientasi kepada minhaj untuk merubah secara total.

Penjelasan Rasmul bayan :

1.      Penyakit ummat
             Penyakit ummat di dalam berda’wah setelah diagnosis di dapati banyak yang berda’wah secara bersendirian tidak berjamaah dan bersama-sama. Senang dan seronok da’wah bersendiri yang di jalankan oleh sebagaian dai dan usztad hanyalah bersifat sementara. Mereka akan menyedaari setelah da’wah yang dilaksanakan dengan ikhlas ini tidak membawa banyak hasil, diantaranya adalah da’wah yang dilaksanakan dengan ikhlas ini tidak membawa banyak hasil, diantaranya adalah da’wah amal jamai dan tarbiyah nuqbawiyah. Da’wah tablig adalah da’wah yang sering dilakukan ustadz seperti da’wah di surau, masjid, perairan dan ceramah-ceramah umum. Wujud infiradiyah ini sebagai masalah utama di kalangan dai yang berda’wah.

2.  Infiradiyah
Infiradiyah yaitu bersendirian. Selain tidak akan munculnyada’wah yang besar dengan menyelesaikan da’wah yang besar, da’wah dengan gaya bersendirian ini akan memunculkan suasana perpecahan di kalangan ummat khususnya diantara dai yang membawa fikrah berbeda dan pendekatan berlainan. Da’wah Nabi SAW mengajarkan kepada kita agar bersama-sama. Sunnahnya bersama-sama ini adalah sesuai dengan keadaan alam dan manusia yang diciptakan Allah. Mahlik pun dalam menjalankan aktivitasnya selalu bersama-sama. Mereka tidak akan pernah lepas dari kebersamaan. Sunnatullah yang mengajarkan demikian mestilah menjalankan da’wah secara bersama. Selain permasalahan da’wah infiradiyah ini disebabkan oleh maknawinya juga oleh aktiviti yang diamalkan

3.   Secara maknawiyah
a.         Peribadi dai yang infiradiyah cenderung mempunyai sifat yang emosional dan tidak bertanggung jawab, mereka cenderung berda’wah mengikuti emosi dan kurang dapat menerima keadaan sebenarnya sehingga da’wah yang tidak berdasarkan rancangan dan tanggung jawab yang benar akan mewarnai da’wah infiradiyah.

b.         Peribadi infiradi cenderung bekerja sendiri dan mereka mempunyai kecenderungan untuk dikenal oleh masyarakat. Dengan pendekatan ketokohan dan kehebatan yang dimilikinya untuk dimilikinya mereka merasa puas dan cukup untuk mengamalkan da’wah tablig yang di sokong oleh banyak pengikut umum.

c.         Mengkultuskan dai yang infiradi sulit ditengah mengingat keadaan ini didasari oleh emosi dan perasaan yang kemudian wujud kharisma secara pribadi. Keadaan ini bukan wujud kerana amal atau program tetapi lebih peribadi yang membawa da’wah.

a.         Perasaan diri hebat juga keadaan maknawiyah dai yang cenderung infiradiyah. Kehebatan ini disebabkan kerana kerjanya sendiri dan tidak ada yang mencuba menasehati apabibila mengalami kesalahan dan tidak ada yang menegurnya. Hebat dengan ukuran banyak njemputan dkawak dan banyak orang yang mendengarkan ceramahnya adalah standard yang berorientasikan kepada duniawi dan lebih kepada pengaruh jahiliyah. Standard ini juga yang dugunakan oleh iblis ketika enggan tunduk kepada Nabi Adam AS.

b.         Meremehkan orang lain juga suatu akibat dari perasaan hebat dan merasa dirinya baik dan pandai.Keadaan ini yang memungkinkan peribadi dai menjadikan meremehkan orang lain dan merendahkan kemampuan yang ada di antara dai. Dialah seorang yang hebat dan yang lain kurang apabila dibandingkan dengan kepakaran menyampaikan da’wah.


1.      Secara amaliyah
Penjelasan :
a.         Dai yang infiradi cenderung da’wah yang dilakukannya secara sembarangan tidak mengikuti cara dan tidak mengikuti msistem kecuali system yang dibuatnya sndiri dan juga bergantung kepada peribadi. Bahaya infiradi dalam berda’wah adalah da’wah yang tidak jelas kemana akan di bawadan kemana orientasi serta natiujah yang dicapai. Da’wah secara infiradi yang penting berda’wah dan masyarakat senang kemudian memanggilnya kembali pada saat berikutnya.
b.        Da’wah secara parsial yaitu da’wah sebahagian dan tidak sempurna yang juga merupakan akibat dari da’wah infiradiyah. Kemampuannya terbatas kerana tidak bersama-sama sehingga da’wah hanya disampaikan yang sesuai kemampuannya sedangkan da’wah itu sendiri bersifat luas dan integral yang tidak mungkin dikerjakan secara bersendirian. Kelemahan peribadi kerana infiradi ini memungkinkan peribadi dai menjadi letih kerana kerja sendiri.
c.         Pendekatan yang tradisioanal biasanya dibawa oleh dai infiradi. Alasan yang perlu dikemukakan kerana dai tradisional yang meluli pendekatan kitab kuning biasanya tidak mengenal da’wah beramal jamai. Ilmu yang diperolehnya adalah bagaimana ilmu itu di kembangkan kepada orang lain. Mereka kurang memahami bagaimana da’wah secara bersama. Da’wah tradisional biasnya berorientasikan kepada buku dan kemudian disyarahkan tanpa melihat keadaan sekitar atau isu-isu semasa.
d.        Da’wah tambal sulam adalah da’wah yang melakukan pendekatan tidak sempurna dan tidak mempunyai minhaj sehingga da’wah ini hanya berorientasikan kepada perminyaan mad’u dan mengikuti kemahuan pelanggan. Selian itu da’wah tambal sulam ini berjalan mengikuti persoalan semasa yang di buat oleh orang lain, sedangkan kesibukan da’wah kita ini menjadikan kita lupa kemana daakwah kita yang sebenarnya dan bagaimana da’wah berjalan.

5. Solusi (ilaj)
Penjelasan
Solusi   atas penyakit da’wah infiradi ini adalah da’wah dengan cara beramal jamai. Beramal jamai memerlukan indivivu tersebut mempunyai kesadaran yang bersumber kepada pengetahuan ; berorientasikan kepada Islamiyah bukan jahiliyah infiradiyah; mesti menjadi peribadi yang rendah hati sebagai bekal neramal jamai;bersikap adil kerana nantinya akan bekerja sma dan merasakan kesusahan dan kebahagiaan bersama; da’wah yang perlu dibawa mesti menyeluruh tidak sebagian dan membagikan tugasa ini secara bersama untuk mencapai tujuan bersama; pendekatan yang moden tidak tradisional yaitu dengan menggunakan berbagai fasiliti dan wasilah seperti komputer atau pendekatan yang menarik; da’wah yang di bawa mempunyai konsep yang canggih dalam menjawab permasalahan ummat masa kini dan minhaj yang berorientasi kepada perubahan dan pembentukan ummat.

Amal jamai
Penjelasan
Amal jamai ini merupakan sunnahnya mahluk hidup terhadap perlaksanaan aktiviti kehidupan untuk meneruskan kehidupannya secara sempurna sebagai mahluk. Tanpa amal jamai, maka masalah tidak akan diselesaikan dan da’wah semakin terbantut. Keadaan yang membawa kepada da’wah amal jamai mesti menjalnkan prinsip-prinsip Islam dengan dai atau ahli yang mempunyai berbagai kesamaan aqidah, fikrah dan amal. Sunatullah beramal jamai ini dapat dilihat bagaimana semut beramal jamai, burung-burung yang hidup bersamaa, pookok dan juga lam semesta dengan usrah bumi, bulan, mars, matahari dan beberapa planet lainnya seperti Pluto senantiasa berjamaah dan beramal jamai dengan pusingan yang saling berkaitan dan taawum diantaranya. Dalam keadaan ini matahari sebagai masul yang bertanggung jawab dan planet ynag menjadi pusat bagi planet di sekitarnya.

Ringkasan
a.       Penyakit ummat pangkalnya adaah: infiradiyah: 1. Secara maknawiyah(mentl): emosional, berorientasi tookoh, merasa hebat, merendahkan orang lain. 2. Secara aktivi: asal-asalan, parsial, sebahagian-sebahagian, tradisional, tambal sulam.
b.      Diilaj dengan  amal jamai melalui : kesedaran yang bersumber dari pengetahuan, brorientasi Islami, rendah hati, adil, menyeluruh. Modern, konsep dan minhaji merubah secara total.

Sasaran
a.           Memahami permasalahan umat Islam yang dihadapi seorang dai dan dapat menyebutkan penyebab
b.          Memahami bahawa tarkiz dari penyelesaian permasalahan tersebut adalah membentuk syakhsiyah Islamiyah dan umat Islam
c.           Menyedari peranan sikap komitmen terhadap akhlak dan tsaqafah Islamiyah dalam membentuk syakhsiyah Islamiyah mutakamilah

Sinopsis
Setelah perbincangan masalah umat di dalam da’wah yang memfokuskan infiradi sebagai bahagian penting dan isu utama di dalam keadaan da’wah saat ini. Persoalan da’wah yang berlaku secara umumnya da[at dibahagikan kepada persoalan yang senantiasa ada pada manusia dan mungkin berterusan ada kerana perkara ini tidak mengkin terlepas dari keadaan da’wah secara umumnya. Beberapa keadaan ini adalah di sebabkan kerana kejiwaan manusia dengan kecenderungannya, watak, syahwat dan instink.

Sedangkan persoalan berikutnya adalah berkaitan dengan persoalan semasa yang juga bergantung kepada keadaan tempatan negara Islam tersebut berada seperti persoalan yang di sebabkan oleh sisa-sisa masa penyelewengan seperti: dengan raja/penguasa dictator, adanya kebaikan yang berpenyakit, peninggalan para penyeru ke neraka jahanam, bekas penjajah yang meninggalkan hokum sampai ditinggalkannya sholat. Perkara-perkara diatas menyebabkan kaum muslimin jahil terhadap Islam. Persoalan lainnya adalah penyakit-penyakit hasil penjajahan seperti: wujudnya berbagai lembaga kekufuran, akibat penjajahan yang akhirnya keterbelakangan iptek, masyarakat Islam yang cara berfikirnya salah, kejiwaan ummat yang salah seperti rendah diri. Keadaan ini menyebabkan adanya dominasi musuh-musuh terhadap ummat. Kemudian persoalan lainnya yang wujud adalah terdapatnya kekuatan yang menantang seperti: musuh yang menyusn aktivitinya dengan perencanaannya, dengan penyusunannya dan dengan sarananya yang canggih. Mereka melkukan perang jahiliyah yang tersusun dengan rapi.Akibatnya ummat Islam seperti buih(hadist) yang ringan timbangannya dan mengikut arus.

Jalan keluar dari masalah yang dihadapi ummat demikian adalah mesti betul-betul bersedia dan berda’wah secara serius. Beberapa jalan keluarnya adalah muslim mesti memiliki ilmu pengetahuan, melaksanakan pembinaan/tarbiyah dan juga jihad. Penumpuan jihad hendaknya membangun syakhsiyah Islamiyah.

Hasyiah
1.Persoalan ummah
Syarah
d.                                            Persoalan ummah disebabkan kerana da’wah yang tidak berjalan atau kurang berkesan. Da’wah dan jihad ini adalah sebagai penyokong dan atap bagi akhlak dan ibadah yang akan di bangun secara baik sehingga rumah Islam ini dapat di bangun secara baik  Tanpa da’wah maka permasalahan akan bermunculan secara bertahap dan kemudian memuncak keatas diri ummat Islam. Masalah ummat kerana da’wah tidak berkesan tidak di sebabkan oleh permasalah pembawa da’wah itu sendiri yang senantiasa ada mengiringi da’wah dan persoalan yang di sebabkan oleh keadaan semasa sebagai respon dan kesan keadaan sebelumnya dan keadaan akan dating.
e.                                                 Persoalan yang senantiasa ada
Syarah
f.                                             Persoalan yang selalu muncul adalah persoalan mengnai manusia, persoalan ini selalu ada selama manusia ini tetap hidup dan bersama da’wah. Dari zaman Nabi Adam hingga sekarang, keadaan manusia adalah isu permasalahan utama yang tidak pernah habis dan tak kunjung padam.Masalah yang perlu dihadapi adalah bagaimana kita menghadapi keadaan manusia ini dengan baik dan dapat mengatasi pernasalahan sebagai sarana meningkatkan keupayaan dan ketahan diri. Beberapa persoalan manusia ini adalah masalah kejiwaan manusia yang unik dan mudah berubah mengikuti keadaan dan suasana, kecenderungan peribadi ke arah tertentu, masalah watak yang beragam, pengaruh syahwat dan keadaan instink manusia.
g.                                                 Persoalan kontemporer
Syarah
h.                                            Keadaan semasa yang merupakan masalah yang ada pada reality saat ini berdasarkan kepada persoalan-persoalan sebelumnya seperti akibat dari sisa masa penyelewengan, penyakit dari penjajah dan adanya kekuatan yang menantang. Dari permasalahn ini akan mewarnai bagaimana keadaan dan masalah ummat sekarng ini. Pertimbangn kepada isu semasa ini merupakan suatu yang penting bagi menjalankan da’wah yang benar dan baik di tengah kancah perjuangan yang banyak dipengaruhi banyak factor.

4. Sisa masa penyelewengan
Syarah
·          Sebahagian dari negara dan masyarakat Islam barulah lepas dari keadaan yang dikuasai oleh dictator yang kejam dan raja yang tidak menjalankan Islam, juga berbagai keadaan yang muncul sebelum seperti pengaruh aliran sesat atau da’wah yang membawa kehancuran seperti da’wah yang berorientasikan kepada jihad senjata, da’wah sebelumnya yang membawa kesan dan imej yang negatif, dan kekuasaan yang menjadikan muslim tidak mengerjakan amalan Islam termasuk sholat.
·          Persoalan manusia yang selalu menyertai da’wah ini dan persoalan semasa akan menjadikan ummat bodoh kepada Islam.

5.Penyakit akibat penjajahan
Syarah
·          Penyakit yang juga diambil kira sebagai sebab munculnya suatu kekalahan dan kehancuran Islam adalah berbagai lembaga-lembaga kekufuran seperti mahkamah, hokum jahiliyah, system pentadbiran dan juga berbagai aturan yang dilembagakan seperti industrial court; penjajah juga meninggalkan keterbelakangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang sengaja diciptakan oleh penjajah sehingga menjadikan umat semakin bodoh; penjajah juga menjadikan ummatsalah berfikir atau mempunyai pemikiran yang tidak betul dan kejiwaan yang menyertainya tidak normal seperti rasa rendah diri dan tidak percaya diri.
·          Keadaan ini menjadikan ummat Islam di dominasi oleh musuh-musuh Islam.

6.Kekuatan yang menentang
Syarah
·          Kekuatan-kekuatan yang menentang terhadap da’wah Islam sangat banyak di dalam masyarakat sekuler saat ini. Kepentingan-kepentingan sekuler merasa tidak terjaga apabila Islam berjaya.Keinginan hawa nafsu mereka tidak akan tersalurkan dengan tegaknya da’wah Islam sehingga mereka berusaha mati-matian menentang kekuatan Islam dan memadamkan da’wah Islam. Kekuatanyang menentang ini dirancang dengan perencanaannya dan sarana yang bak.Mereka melakukan perang jahiliyah yang disusun rapi.
·          Akibat kekuatan ini adalah ummat Islam seperti buih yang ringan timbangannya dan mengikuti arus.

7.Jalan keluar
Syarah
·          Jalankeluar dari permasalahan ini adalah masyarakat muslim mesti berilmu sehingga dengan ilmu ini tidak akan terpengaruh sesat dan umat Islam mempunyai benteng yang kuat.Ilmu yang benar tsaqafah yang luas perlu dipelihara dan diamalkan dengan menjalankan tarbiyah atau pembinaan. Kemudian jihad menjadi penegak dan pemeliharaan masalah walaupun demikian jihad yang dimaksudkan adalah lebih kepada da’wah untuk membangun syaksiyah Islamiyah.

Ringkasan dalil
·          Persoalan da’wah :1. Persoalan yang senantiasa ada : kejaiwaan manusia dengan kecenderungan, watak, syahwat dan instink. 2. Persoaalan semasa:A.sisa-sisa mesa penyelewengan dengan:Raja/penguasa dictator, kebaikan yang berpenyakit, para penyeru ke neraka jahanam, ditinggalkannya hukumsampai ditinggalkannya sholat. Dua perkara diatas menyebabkan kaum muslimin jahil terhadap Islam. B. penyakit penyakit hasil penjajahan : berbagai lembaga kekufuran, keterbelakangan iptek, cara berfikir yang salah, kejiwaan yang salah. Hal ini menyebabkan adanya dominasi musuhh-musuh terhadap ummat. C. Kekuatan yang menantang: dengan perencanaannya, dengan penyusunannya dan dengan sarananya. Mereka melakukan perang jahiyah yang tersusun rapi.
·          Akibat ummat Islam seperti buih(yang ringan timbangannya dan mengikuti arus.
·          Jalan keluarnya adalah ilmu pengetahuan, pembinaan/tarbiyah: dan jihad. Penumpuan jihad hendaknya membangun syakhsiyah Islamiyah.

No comments:

Post a Comment