Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Monday, December 17, 2012

SABAR, TSABAT DALAM MENGHADAPI RINTANGAN DAKWAH


Ikhwati fillah….
Marilah kita renngkan dan tadabburi ayat ini;

 (مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً) (الأحزاب  23:
Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka diantara mereka ada yang gugur dan diantara mereka ada pula yang menunggu  dan mereka tidak merubah janjinya.
Imam Syahid Berpesan :
Senantiasa kita bergerak dan berjihad serta bersabar hingga kita meraih kemenangan meskipun tujuan masih jauh dan membutuhkan waktu bertahun tahun sampai ajal menjemput  Dan janganlah kita merubah janji kita  (wama badalu tabdila ) .
Akhi fillah
            Dalam kehidupan sehari-hari, banyak didapati kejadian-kejadian yang membutuhkan kesabaran. Karena memang hidup itu sendiri merupakan perjuangan yang tidak lepas dari segala macam tantangan. Dan sikap yang terbaik untuk menghadapinya adalah bersabar dan tidak gegabah sebagaimana hadis rasulullah

: " إنَ لِلَهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى ، وكُلُ شَيِءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًى ، فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ "
Sesungguhnya Allah berhak mengambil dan memberi ( hidup tidak lepas dari segala macam tantangan ) dan segala sesuatu itu ada batasnya hendaknya ia bersabar dan mengharap pahala dari Allah.
Begitulah  Sabar atau tsabat timbul karena adanya tantangan. Sejauh seseorang dapat bersabar, sejauh itu pula ia berhasil menghadapi suatu tantangan. Dengan kata lain, bahwa kesabaran adalah buah kemenangan yang dicapai oleh seseorang dalam bertempur menghadapi tantangan. Hal ini sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW. Bahwa orang yang kuat adalah orang yang dapat menundukkan dirinya ketika ia hendak marah, mampu bersabar mengekang hawa nafsunya.
قال : " ليس الشديد بالصرعة ، إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب " متفق عليه.
            Manusia yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini sejak dari  nabi Adam as. telah dipertemukan oleh Allah dengan pokok tantangan yaitu syaitan, yang juga sebagai musuh utama manusia. Hal demikian dimaksudkan oleh Allah untuk memilih dari seluruh menusia yang diciptakan-Nya, manusia-manusia yang akan menjadi Khalifahnya di muka bumi. Tugas Khalifah, tugas untuk memimpin dan mengatur dunia inilah yang dibebankan oleh Allah kepada manusia. Karena tugas Khalifah di muka bumi ini merupakan tugas yang berat dan besar maka Allah menghendaki Khalifahnya yang mengemban tugas tersebut, adalah mereka yang mampu menghadapi tantangan-tantangannya dan mampu bertahan, sabar dan tetap berpegang teguh pada tali-tali ajaran-Nya.
 “Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: “kami telah beriman “ sedang mereka tidak diuji lagi, dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang belum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang –orang yang dusta”.
            Syaitan sebagai musuh bebuyutan manusia selalu menggodanya melalui nafsunya, akalnya bahkan agamanya sekalipun.
Disinilah terjadinya tantangan dan pergolakan dalam diri manusia. Hanya manusia-manusia yang tetap tegak,sabar , tsabatt dan istiqamah dalam garis-garis Allah, yang akan memperoleh kemenangan.

Akhi fillah…….
 Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah contoh kongkrit.
Risalah dakwah adalah risalah yg sesuai dengan fitrah manusia sehingga
 akan diterima dengan mudah oleh umat manusia. Memang demikianlah halnya bagi orang-orang yang suci hatinya. Bersih dari penyakit kekufuran, kedengkian dan kebencian. Dengan segala lapang dada mereka menerima risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Hal ini bisa dilihat pada orang-orang terdekatnya, Khodijah binti Khuwailid, Abu Bakar Shiddiq, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqas sdb. Tetapi sunnatullah dalam berdakwah, menyiarkan kebenaran, menunjukan kenyataan lain.
Ketika Rasulullah mulai bergerak menyiarkan dakwahnya secara terang-terangan di bukit sofa, justru tantangan pertama kali datang dari paman beliau, Abu Lahab yang mengatakan kepada Rasulullah: “Celakalah engkau wahai Muhammad, hanya untuk inikah kiranya engkau mengumpulkan kami.”
Tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah SAW tidak berhenti sampai disitu, orang-orang Quraisy mengingkari dakwah Rasulullah dengan dalih bahwa mereka tidak bisa meninggalkan agama warisan nenek moyang mereka yang telah mendarah daging. Semakin lama Rasulullah SAW. Menyiarkan risalahnya dan semakin tampak cahaya benderang, semakin gencar pula tantangan yang dihadapinya. Para sahabat beliaupun tidak luput dari gangguan orang musyrikin Quraisy.
Satu contoh ketabahan dan tsabat, dapat kita temui pada Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah sedang berjalan di sebuah lorong kota Makkah. Datanglah ejekan bahkan penghinaan dari beberapa orang.
Mereka menaburkan pasir di atas kepala Rasulullah SAW. Beliau meneruskan perjalanan sampai kembali ke rumahnya dan kepala Rasulullah SAW, masih kotor dengan pasir. Melihat yang demikian, salah seorang putri Rasulullah beranjak hendak membersihkan pasir tersebut sambil menangis. Dengan penuh ketabahan Rasulullah SAW. Berkata kepada putrinya: “Wahai putriku, janganlah engkau menangis, karena sesungguhnya Allah yang akan melindungi bapakmu.
                                                                 
Disamping Rasulullah sabar menghadapi segala cobaan ujian dan penganiyaan, beliau juga tetap, tsabat, terus menekuni tugas sucinya (menyampaikan risalah) dengan berbagai macam usaha, berdakwah siang dan malam, secara sembunyi dan terang-terangan, mendatangi para kaum ke tempat-temapat perkumpulan mereka. Pada setiap musim haji Rasulullah secara aktif menyampaikan kegiatan dakwahnya, menyampaikan kalimat Allah yang haq kepada setiap orang yang ditemuinya besar kecil, kaya miskin, hamba sahaya dan orang merdeka, mengajak mereka untuk menjadi pembela ajarannya, dan bagi mereka yang mau mengikuti Rasulullah dijanjikan belasan syurga
Setiap Rasulullah SAW berhadapan dengan tantangan dakwah, beliau selalu menunjukan sikapnya yang tetap tabah dan tsabat. Orang-orang Quraisy telah melakukan segala cara menghalangi dakwah Rasulullah SAW, tetapi semuanya tidak menunjukan hasil yang mereka inginkan, semuanya berakhir dengan sia-sia. Ketika mereka hendak membujuk Rasulullah, melaluiAbu Thalib, meminta tolong agar Abu Thalib bisa mempengaruhi Rasulullah untuk meninggalkan dakwahnya. Rasulullah SAW menjawab dengan tegas.

Ketegaran dan ketabahan Rasulullah SAW, dalam menghadapi segala tantangan dakwah ini, tercermin pula pada diri para sahabatnya. Bilal bin Rabah, diterlentangkan di bawah terik sinar matahari dan perutnya ditimbun dengan batu yang besar, dipaksa disuruh menyembah Latta dan Uzza dan meninggalkan ajaran Muhammad, Bilal menolak, dan tetap mengatakan :”Ahad, ahad” isyarat bahwa ia enggan menyembah, kecuali Tuhan yang satu/Tunggal. Ammar bin Yasir dan keluarganya disiksa ditengah padang pasir yang sangat panas oleh kaum musyrikin. Ketika Rasulullah mendapati mereka, beliau berkata: Bersabarlah wahai keluarga Yasir, Samiyyah yang dibunuh oleh Abu Jahal, karena menolak segala permintaannya, kecuali satu, yaitu Islam.
Sebenarnya, para musuh dakwah tersebut tidak mengingkari akan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Rasulullah. Tetapi karena adanya rasa dengki dan  hasad dalam hati, mereka dengan segala cara berusaha menghalangi perjalanan dakwah Rasulullah.

 Sabar dan Tsabat mutlak diperlukan dalam dakwah.
           
Kehidupan dunia yang sangat komplek dan sarat dengan berbagi ragam keadaan, membuat manusia tidak pernah sepi dari kemungkinan adanya bencana yang akan menimpanya. Berapa banyak manusia yang kandas cita-citanya, terserang penyakit, kehilangan harta dan seterusnya. Ini merupakan sunnatullah di dunia yang penuh keanekaragaman
            Kalaulah sunnatullah dalam kehidupan dunia dan pada diri manusia menghendaki demikian. Maka para pengemban dakwah, akan lebih besar kemungkinannya untuk tertimpa kesusahan. Mereka adalah orang-orang yang mengajak kepada ajaran Allah. Dalam waktu yang sama mereka akan mendapatakan perlawanan dari kaum thaghut. Mereka mengajak kepada kebenaran, maka musuhnya adalah orang-orang yang mengajak berbuat batil. Ketika mereka menyuruh kepada hal-hal yag ma’ruf, mereka akan berhadapan dengan penyeru kemungkaran. Sunnatullah menghendaki terciptanya Adam dengan Iblis, Nabi Ibrahim dan raja Namrud, Musa dan Fir’aun, Muhammad SAW dan Abu Jahal. Allah menegaskan dalam firmannya”

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia, dan dari jenis jin, sebagai mereka membisikan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan indah untuk menipu”. (QS Al-An’am :112)
Begitulah keadaan para Nabi, para pewarisnya dan siapa saja yang berdakwah melewati jalanya.
Namun orang-orang yang mukmin yang yakin, yang mengetahui umurnya di dunia yang sangat pendek, yang menyadari sunnatullah pada para rasul dan nabi serta para pengemban dakwah yang mengikuti jalanya, merekalah orang-orang yang akan sabar menghadapi cobaan, tabah menerima ujian. Seperti disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Mereka yakin sepenuhnya, bahwa segala apa yang menimpanya, adalah sesuai dengan kadar yang telah tercatat. Segala cobaan yang menimpanya, mereka pandang sebagai pelajaran yang berharga, pendidikan yang akan membuat jiwa dan keimanan semakin matang Walhasil, ketika mereka baru keluar dari penjara umpamanya, bagaikan emas yang baru disepuh.
            Maka hendaknya demikianlah halnya para pengembang dakwah, tidak akan pernah putus asa dan kehilangan harapan. Didalam dirinya tertanam akidah yang kuat dan sejuta simpanan sebagai bekal dakwah dan senjata untuk menghadapi pergolakan hidup yang penuh tantangan. Wallahu a’lam bishshawab.


BAHAN BACAAN


1.      Fiqh Sirah, Dr Moh. Sa’id Ramadhan Al Buty
2.      Fiqh Siran, Syeikh Muhammad Ghazali
3.      Mukhtaashar Minhaj Al-Qasidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisi
4.      Al-Imam Wal Hayat, Dr. Yusuf Qardhawi
5.      Add’wah Al-Islamiyah, Ilman wa amalan, Syeikh Ibrahim, Dasuqi Mar’a
            

No comments:

Post a Comment

Blog Archive