Tema ini adalah suatu upaya untuk
menggambarkan akan keadaan dunia Islam kontemporer (saat ini) dengan segala
kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Kondisi umat Islam saat ini penuh
dengan kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas
intelektual dan problematika moral.
Kelemahan dalam
kapasitas intelektual (Al Jahlu)
Kelemahan umat Islam yang terkait
dengan kapasitas intelektual meliputi:
§ Dho’fut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan)
Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan
informal (pengkaderan) sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan juga
pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan mustahil melahirkan anasir-anasir
dalam nadhatul umat (kebangkitan umat).
§ Dho’fut Tsaqofah (lemah dalam ilmu
pengetahuan)
Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi umat Islam terasa tertinggal bila
dibandingkan umat yang lainnya, ini disebabkan karena wawasan umat Islam yang
sempit dan terbatas juga lemah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ini
disebabkan kemauan umat untuk menuntut ilmu sangat rendah.
§ Dho’fut Takhthith (lemah dalam
perencanaan-perencanaan)
Umat Islam sekarang ini tidak
memiliki strategi yang jelas. Rencana perjuangannya penuh dengan misteri. Hal
tersebut disebabkan umat Islam tidak diproduk dari pembinaan-pembinaan yang
baik dan tidak memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang memadai.
§ Dho’fut Tanjim (lemah dalam
pengorganisasian)
Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan
yang mengibarkan bendera kebathilan, mereka membangun pengorganisasian yang
solid sementara umat Islam lemah dalam pengorganisasian sehingga kebathilan akn
diatas angin sedangkan umat Islam akan menjadi pihak yang kalah. Sesuai
perkataan khalifah Ali ra “Kebenaran tanpa sistem yang baik akan dikalahkan
oleh kebathilan yang terorganisasi dengan baik”.
§ Dho’ful Amniyah (lemah dalam keamanan)
Masa kini umat Islam lengah dalam
menjaga keamanan diri dan kekayaan baik moril dan materil sehingga
negeri-negeri muslim yang kaya akan sumber daya alam dirampok oleh
negeri-negeri non muslim. Begitu pula dengan Iman, umat lslam tidak lagi
menjaganya tidak ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan
serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi yang memadai.
§ Dho’fut Tanfidz (lemah dalam
memobilisasi potensi-potensi diri)
Umat Islam dewasa ini tidak
menyadari bahwa begitu banyak nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak
mensyukurinya. Jika umat Islam mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk
syukur itu akan muncul kuatut tanfidz yaitu kekuatan untuk memobilisir
diri dan sekarang umat Islam lemah sekali dalam memobolisir diri apalagi
memobilisir secara kolektifitas.
Kelemahan dalam
problematika moral (Maradun Nafs)
Kelemahan-kelemahan dalam problematika moral
yang terjadi pada umat Islam sekarang yaitu:
·
Adamus
Saja’ah (hilangnya
keberanian)
Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip laa
marhuba illalah (tiada yang ditakuti selain Allah) sehingga tidak memiliki
keberanian seperti orang-orang terdahulu yakni Rasulullah dan para sahabatnya
yang terkenal pemberani. Sekarang ini umat Islam mengalami penyakit Al Juban
(pengecut). Rasa takut dan berani itu berbanding terbalik sehingga jika seorang
umat Islam takut kepada Allah maka ia akan berani kepada selain Allah tetapi
sebaliknya jika ia takut kepada selain Allah maka ia akan berani menentang
aturan-aturan Allah SWT.
·
Adamus Sabat (hilangnya sikap teguh pendirian)
Umat Islam mulai memperlihatkan
mudah mengalami penyimpangan-penyimpangan dan perjalanan hidupnya karena
disebabkan oleh :
1. termakan oleh rayuan-rayuan
2.
terserang oleh intimidasi atau teror-teror.
Salah satu illutrasi hilangnya sabat
(keteguhan) ini adalah prinsif-prinsif hidup kaum muslimin tidak lagi
dipegang hanya sering diucapkan tanpa dipraktekan. Sebagai contoh Islam
mengajarkan kebersihan sebagian dari Iman tetapi di negari-negeri kaum muslim kondisinya
tidak bersih menjadi pemandangan pada umumnya.
·
Adamut Dzikriyah (hilangnya semangat untuk mengingat
Allah)
Dalam Islam lupa diri sebab utamanya
ialah karena lupa kepad Allah. Umat Islam dzikirullah-nya lemah maka
mereka kehilangan identitas mereka sendiri sebagai Al Muslimum.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al Hasyr ayat 19 “Dan janganlah kamu
seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa
kepada diri mereka sendiri. Mereka
itulah orang-orang yang fasik”.
·
Adamus
Sabr (hilangnya kesabaran)
Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling
pokok bagi keberhasilan seorang muslim, sesuai firman Allah Qs.2:153 “Hai
orang-orang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.
Kesabaran meliputi:
1. Ashabru bitha’at (sabar dalam ketaatan)
2. Ashabru indal mushibah (ketaatan ketika tertimpa musibah)
3. Ashabru anil ma’siat (sabar ketika menghadapi maksiat)
Sebagai umat Islam harus memiliki kesabaran ketiganya.
·
Adamul
Ikhlas (hilangnya makna
ikhlas)
Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya melakukan
sesuatu tanpa perasaan terpaksa padahal bisa saja orang itu ikhlas walaupun ada
perasaan terpaksa. Contohnya pada seseorang yang melakukan shalat subuh yang
baru saja jaga malam sehingga sanat terasa kantuk tetapi karena shalat adalah
suatu kewajiban perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya dsb.
·
Adamul
Iltizam (hilangnya komitmen)
Dewasa ini kaum muslimin kebanyakan tidak
istiqomah berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak sepenuhnya sadar bahwa Islam
harus menjadi pengikat utama dalam hidupnya sehingga mereka banyak menggunakan
isme-isme yang lain.
A. Kelemahan kaum muslimin
·
Berbagai kelemahan muslim pada
saat ini yang merupakan kelemahan utama dan prinsip adalah kelemahan aqidah dikalangan muslim. Aqidah muslim
pada sebagian muslim telah tercemar dengan berbagai kepercayaan yang merusak
aqidah sebenarnya. Kepercayaan kepada nenek moyang dengan mengamalkan amalan
kepercayaan tradisi jahiliyah yang diwarnai oleh animisme dan dinamisme.
Sebagian kepercayaan tersebut dipengaruhi oleh Hindu. Aqidah Islam juga di
cemari oleh faham tareqat yang sesat dan kepercayaan syiah yang bertentangan
dengan aqidah ahlus sunah wal jamaah.
Aqidah yang di bawa oleh umat Islam tidak lagi tertanam secara baik di dada
kaum muslimin, mereka mencampuri dengan kepercayaan kebendaan, keduniaan dan
sebagainya yang menjelaskan aqidahnya kepada Allah SWT.
1.
Tarbiyah dikalangan ummat Islam masih
sangat sedikit. Secara formal melalui sekolah-sekolah yang hanya beberapa jam
saja. Sedangkan sekolah Islam sedikit. Keadaan ini masih kurang bila
dibandingkan dengan kebutuhan saat ini. Sekolah Islam pun tidak semuanya dapat
menyajikan Islam dan tarbiyah yang baik sehingga dapat merubah pribadi pelajar
dan gurunya. Perlaksanaan tarbiyah secara informal juga belum banyak
dilaksanakan dengan cukup memuaskan.
2.
Tsaqafah Islamiyah dikalangan muslim juga kurang seiring
dengan kurang efektifnya peranan tarbiyah dan sekolah-sekolah yang
diselenggarakan oleh umat Islam. Tsaqafah ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan
dan wawasan ynag bersifat Islam atau umum. Kemampuan ini belum banyak dimiliki
oleh muslim. Sebahagian menguasai tsaqafah Islam tetapi dalam masalah umum
kurang menguasai (misalnya politik, ekonomi, kemasyarakan), begitupun
sebaliknya kurang di dapati muslim yang mempunyai pemnguasaan bidang umum dan
memiliki tsaqafah Islamiyah. Muslim yang mempunyai ilmu dan tsaqafah tidaklah
banyak, dan masih kecil prosentasenya dibandingkan dengan jumlah muslim dan
kebutuhan yang ada. Sebagian muslim yang mempunyai tsaqafah ini kurang sesuai
dengan pemahaman aqidah Islamiyah, kurang merujuk kepada minhaj yang asal yaitu
Al Qur’an dan sunnah. Masih banyak merujuk kepada nilai Barat yang bertentangan
dengan Islam. Juga ada tsaqafah yang di suburkan oleh kepercayaan jahiliyah
seperti ashabiyah, nasionalisme, sekuler, kapitalisme dan komunisme.
3.
Da’wah Islam pun nampaknya terkena gangguan. Banyak yang
hidup segan dan mati tak mau. Da’wah sebagian ummat yang berjalan pun mungkin
perlu dipertanyakan ghayah (sasaran akhir) yang akan dituju dan cara (langkah)
yang dilakukannya. Hasil da’wah sekarang ini belum dapat di banggakan bahkan
keadaan sekarang ini menunjukkan bahawa da’wah tidak berjalan karena tidak
nampak bertambahnya pengikut atau pengikut yang ada pun semakin berkurangan.
Da’wah Islam tidak berkesan karena sebahagian sudah hilang tujuan akhir yang
sebenarnya kerana sudah terpengaruh oleh berbagai pendekatan yang kurang
Islamiyah. Da’wah kurang berkesan disebabakan menjadikan da’wah sebagai
organisasi kekauman atau kumpulan elite atau pun perkumpulan yang tidak
berdasarkan kepada nilai-nilai Islam. Da’wah yang tidak berjalan adalah satu
masalah sendiri yang sedang berjalanpun perlu dilihat bagaimana keadaan yang
sebenarnya adakah sesuai dengan minhaj atau tidak. Mereka yang tidak berda’wah
juga merupakan masalah besar kerana mereka dijadikan sebagai mangsa yang sangat
senang di makan oleh pihak musuh.
4.
Tanzim atau organisasi yang di kendalikan oleh Islam
perlu dipertanyakan sejauuh mana mereka mengamalkan Islam dalam dalam
tanzimnya. Tanzim dapat dibagi-bagi kepada tanzim berupa jamaah yang komitmen
pesertanya melalui bai’ah, organisasi Islam yang terbuka dengan menjalankan
beberapa keperluan dan aktiviti Islam secara terbuka, atau organisasi Islam
yang berwarna syarikat, pertubuhan, NGO dan yang lainnya. Bagaimanapun
tanzin ini perlu dilihat semula kerana keadaan ini mungkin juga sama dengan
keadaan umat Islam yang sedang sakit. Apabila pengendali sedang sakit maka ada
kemungkianan yang di bawanya pun menjadi sakit.
·
Akhlak sebagai cermin muslim
sudah di cemari oleh berbagai akhlak jahiliyah yang dilandasi oleh budaya dan
gaya hidup masyarakat jahiliyah. Banyak didapati muslim yang secara statusnya
masih sebagai muslim tetapi tidak mencerminkan lagi akhlak Islam yang susah di
bezakan dengan mereka yang bukan muslim. Akhlak remaja sangat kentara merupakan
wujud yang salah. Akhlak muslim tidak mewarnai diri muslim secara keseluruhan.
Muslim lupa kepada akhlak sebenar yang mesti dimiliki. Keadaan demikian
tidaklah mustahil mengingat ghazwul fikri yang sangat kuat dan hizbusyetan
menguasai dunia saat ini.
- Perbaikan dengan mewujudkan da’wah
harakiah syaamilah
Realiti
yang ada sekarang ini memerlukan suatu harakah inkaz(gerakan penyelamatan)
untuk merubah keadaan umat Islam menjadi lebih baik dan terlepas dari segala
penyakit yang membawa kita kepada kematian. Da’wah dan harakah yang mempunyai
harapan kejayaan mesti mempunyai beberapa cirri-ciri yang dipenuhi diantaranya
adalah raabaniyah, minhajiyah, marhaliyah dan ulawiyah serta sesuai dengan
reality dan seimbang.
·
Raabaniyah di dalam Al Qur’an
mempunyai cirri pribadi yang senantiasa mengajarkan Islam dan juga mempelajari
nilai Islam. Selain itu cirri rabbani adalah mereka yang tidak merasa duka
cita, hina dan lemah di dalam menjalankan da’wah IslamHarakah dan da’wah Islam
yang rabani mesti mempunyai ahli dan system yang demikian . Ahlinya tidak diam
begitu saja tetapi ia bergerak dan senantiasa,berda’wah,dalam menjalankan
da’wahnya mereka tidak putus asa tetapi berterusan dan selalu berjalan dengan
komitmen yang kuat dan kukuh.
·
Da’wah Islam mesti mengikuti minhaj yang benar
dengan kesedaran yang jelas dan bersih.. Minhaj dengan basirah ini tentunya
merujuk kepada Al qur’an dan sunah serta merujuk kepada sirah nabawiyah.
Kemudian dari panduan ini kita mempertimbangkan keadaan tempatan seperti
situasi, kondisi, keadaan, peristiwa dan sikap yang muncul sehingga muncul
fiqhud da’wah yang dapat dijalankan di tempat tertentu. Minhaj yang jelas akan
membawa ke jalan yang jelas dan juga akan membawa kita kepada tujuan yang benar
sehingga Allah meredhainya.
·
Da’wah dan harakiyah mesti mengikuti marhalah sesuai dengan
marhalah kesediaan, penerimaan, pengetahuan, kemampuan dan penguasaan mad’u
atau aktivis harakah tersebut. Dengan marhalah ini maka da’wah dapat berjalan
dengan baik dan berkesan. Ahli yang membawa da’wah akan mengalami ketenangan
tanpa paksaan dan sesuai dengan kemampuan atau marhalah yang ada pada dirinya.
Marhalah ini diperlukan di dalam da’wah dan harakah karena nabi SAW mengamalkan
dan menyebarkan da’wah mengikuti dan memperhatikan marhalah ini. Misalnya
da’wah pada marhalah tabligh yang mengajak kepada manusia secara umum, kemudian
diteruskan kepada da’wah secara taklim dengan suasana pengajaran, kemudian
diteruskan kpada da’wah marhalah takwin yang lebih kepada latihan dan
pembntukan, kemudian ditingkatkan kepada marhalah tanzim dan tanfiz.
·
Da’wah dan harakah juga
memperhatikan keutamaan dari kerja-kerja yang akan dilakukan. Perlu memfokus
kepada suatu isu dan aktiviti yang dapat memberikan sumbangn kepada ummat Islam
sehingga da’wah dapat tampil ditengah masyarakat dengan kehadiran yang
dialu-alukan. Misalnya keutamaan tarbiyah adalah suatu keutamaan bagi mana-mana
da’wah dan harakah karena tanpa tarbiyah ini tidak akan dapat meneruskan
da’wah. Tarbiyah akan menciptakan kader dan generasi penerus da’wah itu
sendiri. Keutamaan lainnya yang menjadikan keutamaan adalah melihat isu semasa
dan mencari jalan keluar yang dapat mengembangkan pengaruh ditengah masyarakat
misalnya tampil da’wah dalam mengatasi kemiskinan, pengangguran, khidmat
perubatan dan pendidikan yang membawa kearah kejayaan.
·
Da’wah yang sesuai dengan
reality ini merupakan sunnah dan minhaj da’wah Islamiyah. Da’wah mesti membumi
dimana ia berpijak jangan melangit sehingga tidak dapat diamalkan di dalam
kehidupan sehari-hari mad’u. Keadaan yang mempertimbangkan reality ini secara
berkesan di contohkan oleh nabi di dalam berda’wah di Mekah ataupun Madinah.
Jahiliyah dimasa itu yang sangat kuat memungkinkan untuk menghancurkan Islam
secar cepat tetapi da’wah Nabi secra bertahap dan pasti memulainya dengan sir
dan kemudian cepat mempersiapkan keadaan di Madinah. Da’wah secara kotroversial
adalah pendekatan yang dibawa oleh Nabi sebagai pendekatan hasil pembacaannya
diatas reliti yang ada di persekitaran. Banyak lagi contoh
lainnya yang dijadikan pelajaran oleh umat Islam saat ini.
·
Da’wah yang seimbang bermaksud
da’wah yang memperhatikan semua keperluan al akh dan Islam secara keseluruhan
dan memenuhinya secara seimbang. Aktivis juga menghendaki keperluan pribadi dan
keluarganya terpenuhi maka da’wah perlu memberikan peluang kepada aktivis ini
memelihara dan menjaga keperluannya. Pelajar memerlukan waktu belajar dan mesti
mendapatkan markah yang tinggi, ia pun perlu bertemu dengan ibu bapak di
kampumg. Keperluan di dalam menjalankan da’wah seperti keperluan ruhiyah,
aqliyah dan amaliyah. Keseimbangan ini sesuai dengan prinsip keseimbangan yang
Allah terapkan kepada mahlukNya. Dengan seimbang ini maka setiap aktivis
merasakan senang dan bahagia.
Dalil
·
3:79;…. Hendaklah kamu menjadi rabbani yang kamu
mengajarkan kitab dan kamu membacanya.
·
79. Maka
Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku Sesungguhnya Aku
Telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan Aku Telah memberi nasehat
kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat".
·
3:146; Beberapa banyaknya nabi
yang berperang bersama orang rabbani. Mereka iti tidak pengecut, kerana bahaya
yang menimpa mereka pada jalan Allah dan tiada Irmah dan tiada pula tunduk dan
Allah mengasihi orang-orang yang sbar.
·
146. Dan berapa banyaknya nabi yang
berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa.
mereka tidak menjadi lemah Karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah,
dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai
orang-orang yang sabar.
·
12:108; Katakanlah: Inilah
jalanku, aku seru kepada Allah, aku atas keterangan yang jelas (minhaj yang
jelas) dan orang yang mengikuti aku. Mahasuci Allah dan bukanlah aku termasuk
orang-orang yang mempersekutukannya.
108.
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci
Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
Ringkasan
·
Kondisi kaum muslimin hari ini dilihat dari
kelemahan-kelemahan kaum muslimin yaitu:aqidah,tarbiyah,tsaqafah, da’wah,
pengorganisasian akhlak harusdiperbaiki dengan: da’wah harakyah yang integral:
bersifat rabaniyah, minhajiyah, marhaliyah, ulawiyah
·
Sesuai dengan reality, seimbang.
12.AMRUD UMMAH FI DA’WAH
Keadaan umat di dalam da’wah
Islamiyah menunjukan sesuatu yang kurang menggembirakan. Perkara ini dibuktikan
dengan banyaknya umat yang mengalami kekosongan jiwa dan kehilangan pegangan
hidup sehingga menampilkan da’wah yang dibawanya ssesuatu yang tidak efektif.
Pengenalan kepada penyakit yang menjangkit umat di dalm dida’wah bermaksud agar
dapat menyedarkan kita kepada keadaan yang sebenarnya dan memerlukan kita untuk
memakan ubat walaupun pahit dan tidak sedap agar da’wah dapat berjalan dengan
baik. Penyakit ummat di dalam berda’wahsecara dasarnya disebabkan oleh penyakit
peribadi da’i yaitu da’wah bersendirian (infiradiyah). Infiradiyah ini
dibahagikan kepada maknawiyah(mental)
seperti keadaan emosi, da’wah yang berorientasi kepada tokoh, da’i merasa hebat
dan banyak pengagum, mempunyai kecenderungan merendahkan orang lain. Infiradi
juga dilihat dari segi aktiviti, diantaranya penyakit yang munkinmenjangkit
aktiviti ini adalah da’wah yang asal-asalan dan tidak beraturan, da’wah
dilakukan secata parsial tidak menyeluruh, da’wah yang sebahagian, tradisional
dan tambal sulam.
Keadaan pribadi aktivis
da’wah prlu diubati dengan menjalankan amal jama’i. Amal jama’I ini menumbuhkan
kesedaran yang bersumber dari pengetahuan, berorientasi yang Islami, peribadi
yang rendah hati, bersifat adil adil, berfikiran dan berwawasan yang
menyeluruh, menggunakan pendekatan dan wasail yang modern, mempunyai konsep dan
berorientasi kepada minhaj untuk merubah secara total.
Penjelasan Rasmul bayan :
1. Penyakit ummat
Penyakit ummat di dalam berda’wah
setelah diagnosis di dapati banyak yang berda’wah secara bersendirian tidak
berjamaah dan bersama-sama. Senang dan seronok da’wah bersendiri yang di
jalankan oleh sebagaian dai dan usztad hanyalah bersifat sementara. Mereka akan
menyedaari setelah da’wah yang dilaksanakan dengan ikhlas ini tidak membawa
banyak hasil, diantaranya adalah da’wah yang dilaksanakan dengan ikhlas ini
tidak membawa banyak hasil, diantaranya adalah da’wah amal jamai dan tarbiyah
nuqbawiyah. Da’wah tablig adalah da’wah yang sering dilakukan ustadz seperti
da’wah di surau, masjid, perairan dan ceramah-ceramah umum. Wujud infiradiyah ini
sebagai masalah utama di kalangan dai yang berda’wah.
2. Infiradiyah
Infiradiyah
yaitu bersendirian. Selain tidak akan munculnyada’wah yang besar dengan
menyelesaikan da’wah yang besar, da’wah dengan gaya bersendirian ini akan
memunculkan suasana perpecahan di kalangan ummat khususnya diantara dai yang
membawa fikrah berbeda dan pendekatan berlainan. Da’wah Nabi SAW mengajarkan
kepada kita agar bersama-sama. Sunnahnya bersama-sama ini adalah sesuai dengan
keadaan alam dan manusia yang diciptakan Allah. Mahlik
pun dalam menjalankan aktivitasnya selalu bersama-sama. Mereka tidak akan
pernah lepas dari kebersamaan. Sunnatullah yang mengajarkan demikian mestilah
menjalankan da’wah secara bersama. Selain permasalahan da’wah infiradiyah ini
disebabkan oleh maknawinya juga oleh aktiviti yang diamalkan
3. Secara maknawiyah
a.
Peribadi dai yang infiradiyah
cenderung mempunyai sifat yang emosional dan tidak bertanggung jawab, mereka
cenderung berda’wah mengikuti emosi dan kurang dapat menerima keadaan
sebenarnya sehingga da’wah yang tidak berdasarkan rancangan dan tanggung jawab
yang benar akan mewarnai da’wah infiradiyah.
b.
Peribadi infiradi cenderung
bekerja sendiri dan mereka mempunyai kecenderungan untuk dikenal oleh
masyarakat. Dengan pendekatan ketokohan dan kehebatan yang dimilikinya untuk
dimilikinya mereka merasa puas dan cukup untuk mengamalkan da’wah tablig yang
di sokong oleh banyak pengikut umum.
c.
Mengkultuskan dai yang infiradi
sulit ditengah mengingat keadaan ini didasari oleh emosi dan perasaan yang kemudian
wujud kharisma secara pribadi. Keadaan ini bukan wujud kerana amal atau program
tetapi lebih peribadi yang membawa da’wah.
a.
Perasaan diri hebat juga
keadaan maknawiyah dai yang cenderung infiradiyah. Kehebatan ini disebabkan
kerana kerjanya sendiri dan tidak ada yang mencuba menasehati apabibila
mengalami kesalahan dan tidak ada yang menegurnya. Hebat dengan ukuran banyak
njemputan dkawak dan banyak orang yang mendengarkan ceramahnya adalah standard
yang berorientasikan kepada duniawi dan lebih kepada pengaruh jahiliyah.
Standard ini juga yang dugunakan oleh iblis ketika enggan tunduk kepada Nabi
Adam AS.
b.
Meremehkan orang lain juga
suatu akibat dari perasaan hebat dan merasa dirinya baik dan pandai.Keadaan ini
yang memungkinkan peribadi dai menjadikan meremehkan orang lain dan merendahkan
kemampuan yang ada di antara dai. Dialah seorang yang hebat dan yang lain
kurang apabila dibandingkan dengan kepakaran menyampaikan da’wah.
1. Secara amaliyah
Penjelasan :
a.
Dai yang infiradi cenderung da’wah yang dilakukannya
secara sembarangan tidak mengikuti cara dan tidak mengikuti msistem kecuali
system yang dibuatnya sndiri dan juga bergantung kepada peribadi. Bahaya
infiradi dalam berda’wah adalah da’wah yang tidak jelas kemana akan di bawadan
kemana orientasi serta natiujah yang dicapai. Da’wah secara infiradi yang
penting berda’wah dan masyarakat senang kemudian memanggilnya kembali pada saat
berikutnya.
b.
Da’wah secara parsial yaitu da’wah sebahagian dan
tidak sempurna yang juga merupakan akibat dari da’wah infiradiyah. Kemampuannya
terbatas kerana tidak bersama-sama sehingga da’wah hanya disampaikan yang
sesuai kemampuannya sedangkan da’wah itu sendiri bersifat luas dan integral
yang tidak mungkin dikerjakan secara bersendirian. Kelemahan peribadi kerana
infiradi ini memungkinkan peribadi dai menjadi letih kerana kerja sendiri.
c.
Pendekatan yang tradisioanal biasanya dibawa oleh
dai infiradi. Alasan yang perlu dikemukakan kerana dai tradisional yang meluli
pendekatan kitab kuning biasanya tidak mengenal da’wah beramal jamai. Ilmu yang
diperolehnya adalah bagaimana ilmu itu di kembangkan kepada orang lain. Mereka
kurang memahami bagaimana da’wah secara bersama. Da’wah tradisional biasnya
berorientasikan kepada buku dan kemudian disyarahkan tanpa melihat keadaan
sekitar atau isu-isu semasa.
d.
Da’wah tambal sulam adalah da’wah yang melakukan
pendekatan tidak sempurna dan tidak mempunyai minhaj sehingga da’wah ini hanya
berorientasikan kepada perminyaan mad’u dan mengikuti kemahuan pelanggan.
Selian itu da’wah tambal sulam ini berjalan mengikuti persoalan semasa yang di
buat oleh orang lain, sedangkan kesibukan da’wah kita ini menjadikan kita lupa
kemana daakwah kita yang sebenarnya dan bagaimana da’wah berjalan.
5. Solusi (ilaj)
Penjelasan
Solusi atas penyakit da’wah infiradi ini adalah
da’wah dengan cara beramal jamai. Beramal jamai memerlukan indivivu tersebut
mempunyai kesadaran yang bersumber kepada pengetahuan ; berorientasikan kepada
Islamiyah bukan jahiliyah infiradiyah; mesti menjadi peribadi yang rendah hati
sebagai bekal neramal jamai;bersikap adil kerana nantinya akan bekerja sma dan
merasakan kesusahan dan kebahagiaan bersama; da’wah yang perlu dibawa mesti
menyeluruh tidak sebagian dan membagikan tugasa ini secara bersama untuk
mencapai tujuan bersama; pendekatan yang moden tidak tradisional yaitu dengan
menggunakan berbagai fasiliti dan wasilah seperti komputer atau pendekatan yang
menarik; da’wah yang di bawa mempunyai konsep yang canggih dalam menjawab
permasalahan ummat masa kini dan minhaj yang berorientasi kepada perubahan dan
pembentukan ummat.
Amal jamai
Penjelasan
Amal jamai ini
merupakan sunnahnya mahluk hidup terhadap perlaksanaan aktiviti kehidupan untuk
meneruskan kehidupannya secara sempurna sebagai mahluk. Tanpa
amal jamai, maka masalah tidak akan diselesaikan dan da’wah semakin terbantut.
Keadaan yang membawa kepada da’wah amal jamai mesti menjalnkan prinsip-prinsip
Islam dengan dai atau ahli yang mempunyai berbagai kesamaan aqidah, fikrah dan
amal. Sunatullah beramal jamai ini dapat dilihat bagaimana semut beramal jamai,
burung-burung yang hidup bersamaa, pookok dan juga lam semesta dengan usrah
bumi, bulan, mars, matahari dan beberapa planet lainnya seperti Pluto
senantiasa berjamaah dan beramal jamai dengan pusingan yang saling berkaitan dan
taawum diantaranya. Dalam keadaan ini matahari sebagai masul yang bertanggung
jawab dan planet ynag menjadi pusat bagi planet di sekitarnya.
Ringkasan
a.
Penyakit ummat pangkalnya
adaah: infiradiyah: 1. Secara maknawiyah(mentl): emosional, berorientasi tookoh,
merasa hebat, merendahkan orang lain. 2. Secara aktivi: asal-asalan, parsial, sebahagian-sebahagian, tradisional, tambal sulam.
b.
Diilaj dengan amal jamai melalui : kesedaran yang bersumber
dari pengetahuan, brorientasi Islami, rendah hati, adil, menyeluruh. Modern,
konsep dan minhaji merubah secara total.
Sasaran
a.
Memahami permasalahan umat
Islam yang dihadapi seorang dai dan dapat menyebutkan penyebab
b.
Memahami bahawa tarkiz dari
penyelesaian permasalahan tersebut adalah membentuk syakhsiyah Islamiyah dan
umat Islam
c.
Menyedari peranan sikap
komitmen terhadap akhlak dan tsaqafah Islamiyah dalam membentuk syakhsiyah
Islamiyah mutakamilah
Sinopsis
Setelah
perbincangan masalah umat di dalam da’wah yang memfokuskan infiradi sebagai
bahagian penting dan isu utama di dalam keadaan da’wah saat ini. Persoalan
da’wah yang berlaku secara umumnya da[at dibahagikan kepada persoalan yang
senantiasa ada pada manusia dan mungkin berterusan ada kerana perkara ini tidak
mengkin terlepas dari keadaan da’wah secara umumnya. Beberapa keadaan ini
adalah di sebabkan kerana kejiwaan manusia dengan kecenderungannya, watak,
syahwat dan instink.
Sedangkan
persoalan berikutnya adalah berkaitan dengan persoalan semasa yang juga
bergantung kepada keadaan tempatan negara Islam tersebut berada seperti
persoalan yang di sebabkan oleh sisa-sisa masa penyelewengan seperti: dengan
raja/penguasa dictator, adanya kebaikan yang berpenyakit, peninggalan para
penyeru ke neraka jahanam, bekas penjajah yang meninggalkan hokum sampai
ditinggalkannya sholat. Perkara-perkara diatas menyebabkan kaum muslimin jahil
terhadap Islam. Persoalan lainnya adalah penyakit-penyakit hasil penjajahan
seperti: wujudnya berbagai lembaga kekufuran, akibat penjajahan yang akhirnya
keterbelakangan iptek, masyarakat Islam yang cara berfikirnya salah, kejiwaan
ummat yang salah seperti rendah diri. Keadaan ini menyebabkan adanya dominasi
musuh-musuh terhadap ummat. Kemudian persoalan lainnya yang wujud adalah
terdapatnya kekuatan yang menantang seperti: musuh yang menyusn aktivitinya
dengan perencanaannya, dengan penyusunannya dan dengan sarananya yang canggih.
Mereka melkukan perang jahiliyah yang tersusun dengan rapi.Akibatnya ummat
Islam seperti buih(hadist) yang ringan timbangannya dan mengikut arus.
Jalan
keluar dari masalah yang dihadapi ummat demikian adalah mesti betul-betul
bersedia dan berda’wah secara serius. Beberapa jalan keluarnya adalah muslim
mesti memiliki ilmu pengetahuan, melaksanakan pembinaan/tarbiyah dan juga
jihad. Penumpuan
jihad hendaknya membangun syakhsiyah Islamiyah.
Hasyiah
1.Persoalan ummah
Syarah
d.
Persoalan ummah disebabkan kerana da’wah yang tidak
berjalan atau kurang berkesan. Da’wah dan jihad ini adalah sebagai penyokong
dan atap bagi akhlak dan ibadah yang akan di bangun secara baik sehingga rumah
Islam ini dapat di bangun secara baik
Tanpa da’wah maka permasalahan akan bermunculan secara bertahap dan
kemudian memuncak keatas diri ummat Islam. Masalah ummat kerana da’wah tidak
berkesan tidak di sebabkan oleh permasalah pembawa da’wah itu sendiri yang
senantiasa ada mengiringi da’wah dan persoalan yang di sebabkan oleh keadaan
semasa sebagai respon dan kesan keadaan sebelumnya dan keadaan akan dating.
e.
Persoalan yang senantiasa ada
Syarah
f.
Persoalan yang selalu muncul adalah persoalan
mengnai manusia, persoalan ini selalu ada selama manusia ini tetap hidup dan
bersama da’wah. Dari zaman Nabi Adam hingga sekarang, keadaan manusia adalah
isu permasalahan utama yang tidak pernah habis dan tak kunjung padam.Masalah
yang perlu dihadapi adalah bagaimana kita menghadapi keadaan manusia ini dengan
baik dan dapat mengatasi pernasalahan sebagai sarana meningkatkan keupayaan dan
ketahan diri. Beberapa persoalan manusia ini adalah masalah kejiwaan manusia
yang unik dan mudah berubah mengikuti keadaan dan suasana, kecenderungan
peribadi ke arah tertentu, masalah watak yang beragam, pengaruh syahwat dan
keadaan instink manusia.
g.
Persoalan kontemporer
Syarah
h.
Keadaan semasa yang merupakan masalah yang ada pada
reality saat ini berdasarkan kepada persoalan-persoalan sebelumnya seperti
akibat dari sisa masa penyelewengan, penyakit dari penjajah dan adanya kekuatan
yang menantang. Dari permasalahn ini akan mewarnai bagaimana keadaan dan
masalah ummat sekarng ini. Pertimbangn kepada isu semasa ini merupakan suatu
yang penting bagi menjalankan da’wah yang benar dan baik di tengah kancah
perjuangan yang banyak dipengaruhi banyak factor.
4. Sisa masa penyelewengan
Syarah
·
Sebahagian dari negara dan masyarakat Islam barulah
lepas dari keadaan yang dikuasai oleh dictator yang kejam dan raja yang tidak
menjalankan Islam, juga berbagai keadaan yang muncul sebelum seperti pengaruh
aliran sesat atau da’wah yang membawa kehancuran seperti da’wah yang
berorientasikan kepada jihad senjata, da’wah sebelumnya yang membawa kesan dan
imej yang negatif, dan kekuasaan yang menjadikan muslim tidak mengerjakan
amalan Islam termasuk sholat.
·
Persoalan manusia yang selalu menyertai da’wah ini
dan persoalan semasa akan menjadikan ummat bodoh kepada Islam.
5.Penyakit akibat penjajahan
Syarah
·
Penyakit yang juga diambil kira sebagai sebab
munculnya suatu kekalahan dan kehancuran Islam adalah berbagai lembaga-lembaga
kekufuran seperti mahkamah, hokum jahiliyah, system pentadbiran dan juga
berbagai aturan yang dilembagakan seperti industrial court; penjajah juga
meninggalkan keterbelakangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang sengaja
diciptakan oleh penjajah sehingga menjadikan umat semakin bodoh; penjajah juga
menjadikan ummatsalah berfikir atau mempunyai pemikiran yang tidak betul dan
kejiwaan yang menyertainya tidak normal seperti rasa rendah diri dan tidak
percaya diri.
·
Keadaan ini menjadikan ummat Islam di dominasi oleh
musuh-musuh Islam.
6.Kekuatan yang menentang
Syarah
·
Kekuatan-kekuatan yang
menentang terhadap da’wah Islam sangat banyak di dalam masyarakat sekuler saat
ini. Kepentingan-kepentingan sekuler merasa tidak terjaga apabila Islam
berjaya.Keinginan hawa nafsu mereka tidak akan tersalurkan dengan tegaknya
da’wah Islam sehingga mereka berusaha mati-matian menentang kekuatan Islam dan
memadamkan da’wah Islam. Kekuatanyang menentang ini dirancang dengan
perencanaannya dan sarana yang bak.Mereka melakukan perang jahiliyah yang
disusun rapi.
·
Akibat kekuatan ini adalah
ummat Islam seperti buih yang ringan timbangannya dan mengikuti arus.
7.Jalan keluar
Syarah
·
Jalankeluar dari permasalahan
ini adalah masyarakat muslim mesti berilmu sehingga dengan ilmu ini tidak akan
terpengaruh sesat dan umat Islam mempunyai benteng yang kuat.Ilmu yang benar
tsaqafah yang luas perlu dipelihara dan diamalkan dengan menjalankan tarbiyah
atau pembinaan. Kemudian jihad menjadi penegak dan pemeliharaan masalah
walaupun demikian jihad yang dimaksudkan adalah lebih kepada da’wah untuk
membangun syaksiyah Islamiyah.
Ringkasan dalil
·
Persoalan da’wah :1. Persoalan yang senantiasa ada :
kejaiwaan manusia dengan kecenderungan, watak, syahwat dan instink. 2.
Persoaalan semasa:A.sisa-sisa mesa penyelewengan dengan:Raja/penguasa dictator,
kebaikan yang berpenyakit, para penyeru ke neraka jahanam, ditinggalkannya
hukumsampai ditinggalkannya sholat. Dua perkara diatas menyebabkan kaum
muslimin jahil terhadap Islam. B. penyakit penyakit hasil penjajahan : berbagai
lembaga kekufuran, keterbelakangan iptek, cara berfikir yang salah, kejiwaan
yang salah. Hal ini menyebabkan adanya dominasi musuhh-musuh terhadap ummat. C.
Kekuatan yang menantang: dengan perencanaannya, dengan penyusunannya dan dengan
sarananya. Mereka melakukan perang jahiyah yang tersusun rapi.
·
Akibat ummat Islam seperti buih(yang ringan
timbangannya dan mengikuti arus.
·
Jalan keluarnya adalah ilmu pengetahuan,
pembinaan/tarbiyah: dan jihad. Penumpuan jihad hendaknya membangun syakhsiyah
Islamiyah.
No comments:
Post a Comment