Ringkasan :
Tarbiyah Islamiyah yang
dibawa oleh Rosul dan Islam adalah untuk memperbaiki manusia. Keadaan jahiliyah
yang dikenal dengan ummat jahiliyah di zaman Rosul mempunyai ciri-ciri bodoh,
hina, lemah, miskin, dan berpecah-belah. Keadaan ini boleh berlaku pada saat
ini dan juga mungkin terdapat di kalangan muslim sendiri. Kejahiliyahan ini
membawa kita kepada kesesatan yang nyata. Allah SWT melalui RasulNya memberikan
tarbiyah dan Islam adalah tarbiyah kepada manusia.
Al Qur’an menjelaskan
berbagai marhalah dan metode tarbiyah. Tarbiyah memiliki tiga marhalah yaitu
tilawah, tazkiyah, mengajarkan dan mempelajari kitab dan hikmah. Di antara
pentingnya kita mengikuti tarbiyah adalah karena Al Qur’an dan hadits menyuruh
kita untuk belajar, berilmu, dan mengikuti pendidikan seumur hidup dan juga
karena banyaknya keuntungan yang diperoleh dari tarbiyah ini. Beberapa
keuntungan tarbiyah yang kita rasakan adalah mendapat petunjuk dari Allah SWT
untuk memperoleh pengetahuan, harga diri (prestise), kekuatan, dan persatuan. Keseluruhannya akan membentuk khairu ummah.
Penjelasan rasmul Bayan
1. Umat Jahiliyah
·
Umat jahiliyah
adalah umat yang ada di zaman sebelum nabi Muhammad SAW. Walaupun demikian
ciri-ciri jahiliyah ini juga didapati pada masyarakat saat ini. Keadaan
masyarakat jahiliyah adalah keadaan yang menggambarkan kerusakan dan kebodohan.
Mereka secara pendidikan, teknologi, dan kemahiran termasuk tinggi tetapi
peradaban, budaya, serta tingkah laku yang tercermin pada budaya, seperti
binatang. Memperturutkan hawa nafsu adalah ciri kehidupan jahiliyah dan inilah
yang menjadikannya sama dengan binatang, serta kehidupan seksual yang
dimotivasi oleh faham hedonisme dan sebagainya. Mereka tidak menyambut baik apa
yang didatangkan oleh Allah SWT, bahkan disikapinya dengan ekspresi wajah yang
muram, sebagaimana tergambar dalam firman Allah SWT :
Al Jahlu:
·
Masyarakat
jahiliyah mempunyai berbagai ciri, di antara ciri-cirinya adalah bodoh. Mereka bodoh karena tidak menerima hidayah. Abu Jahal (Bapak
Kebodohan) yang diberi gelar oleh ummat Islam bukan karena dia bodoh ilmu,
tetapi bodoh hidayah, sedangkan ia diberi gelar oleh kaumnya dengan julukan abu
hakam (Bapak Pengadil). Tingkah laku yang mencerminkan kebodohan tidak
menyadari bahwa tingkah lakunya menghancurkan dirinya. Pribadi jahiliyah tidak
menyadari hakikat hidupnya, ia melihat kebaikan padahal merupakan keburukan dan
sebaliknya. Keadaan jahiliyah akan menghancurkan peradaban dan kebudayaan.
Karena itu mereka adalah orang-orang yang merugi sebagaimana firman Allah SWT :
·
Ummat jahiliyah dengan kebodohannya akan menjadikan dirinya hina. Kehinaan yang menimpa dirinya adalah karena ia
sendiri yang menjadikan dirinya hina. Hina tidak terhormat karena kebanggaan
yang diciptakannya melekat di status, di kereta, di rumah, di jawatan, dan
sebagainya. Kehormatan yang bersifat materi ini sementara dan kebanggaan
jahiliyah akan menjauhkan ia menuju ke derajat yang lebih rendah. Kehinaan
terjadi apabila mereka tidak menghargai dirinya sebagai manusia yang mulia.
Tindakan bodoh akan menjadikannya hina, walaupun tindakan tersebut dihiasi
dengan berbagai kebanggaan, tetapi pada hakikatnya menipu. Kehinaan mereka
dikarenakan mereka lebih senang dengan sesuatu yang bernilai rendah daripada
yang bernilai mulia yang datang dari sisi Allah SWT, sebagaimana kebodohan Bani
Isra’il dalam firman Allah SWT :
·
Lemah sebagai akibat kejahiliahan. Kelemahan karena masa dihabiskan untuk hawa nafsu dan kepakaran digunakan
untuk sementara dan kerusakan. Kelemahan ini terjadi karena individu jahiliyah
tidak dapat menghargai dirinya sehingga ia tidak boleh mengaktualkan
potensinya. Tidak adanya iman atau jahiliyah menjadikan dirinya tidak ada
dukungan dan tidak mempunyai energi.
·
Berpecah belah adalah ciri umat jahiliyah dimana pegangan mereka tidak
jelas dan pegangan tersebut hanyalah hawa nafsu. Hawa nafsu tidak mempunyai kekuatan, ia
senantiasa bergerak mengikuti angin dan hawa nafsu pun tidak ada muara sehingga
hawa nafsu senantiasa berubah dan tidak mempunyai arah. Pegangan hawa nafsu
akan menjadikan kita tidak mempunyai panduan yang jelas bahkan akan
menyesatkan. Perpecahan muncul karena tidak ada yang dapat dipegang,
kesepakatan atau perjanjian akan mudah berubah sesuai dengan ciri hawa
nafsunya.
Dalil
·
39:64 ;
Katakanlah (wahai Muhammad kepada orang-orang musyrik itu setelah jelas
dalil-dalil Allah yang demikian), patutkah kamu menyuruhku menyembah atau
memuja selain daripada Allah, hai orang-orang yang jahil?”
·
25:63 ; Dan hamba-hamba Ar Rahman (yang
diridhoiNya), ialah mereka yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, dan
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang
baik.
·
33:72 ;
Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh.
·
95:4-5 ;
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka).
·
4:28 ; Allah hendak memberikan keringanan
kepadamu, dan manusia dijadikannya lemah.
·
35:14 ; Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu dan kalau
kamu mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di
hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat
memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui
·
3:103 ; Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan
janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang bersaudara, dan kamu telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
2.
Berada di dalam kesesatan yang nyata
·
Allah SWT menyebutkan bahwa mereka sebelum kedatangan Rosul dalam kondisi
jahiliyah (kesesatan yang nyata). Kesesatan ini mempunyai berbagai ciri dan
akibat yang jelas. Kesesatan berarti dipengaruhi oleh syetan dan menjadikan
syetan sebagai kawan serta bertingkah laku yang berlawanan dengan nilai Islam.
Kesesatan juga berarti mengamalkan sesuatu yang dilarang. Akibat kejahiliyahan
itulah sehingga mereka berada dalam kesesatan yang nyata.
Dalil
·
62:2 ; Dialah
yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan
kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
3. Allah SWT melalui rasul-Nya memberikan tarbiyah
·
Turunnya Islam
dengan kedatangan rasul adalah cara untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah
masyarakat jahiliyah. Allah SWT menurunkan ayatNya dan diterima rasul yang kemudian
disampaikan kepada manusia melalui tarbiyah yang merupakan gerakan penyelamatan
atas kerusakan yang disebabkan oleh masyarakat jahiliyah di masa itu. Namun
demikian peranan tarbiyah di saat itu masih sangat diutamakan mengingat keadaan
jahiliyah terdapat kesamaan.
Dalil
·
2:151 ; Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan
nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan
kepadamu Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui.
·
3:164 ; Sesungguhnya Allah telah memberikan
karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka
seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan di antara mereka
ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan rasul) itu, mereka
adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
· 62:2 ; Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul
di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan
mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan
sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
4. Tarbiyah
·
Nabi Muhammad SAW
memperbaiki ummat jahiliyah dengan melaksanakan tarbiyah. Tarbiyah memuat
ayat-ayat Allah sehingga dengan tarbiyah ini akan menghasilkan masyarakat yang
sadar dan menjadikan Allah sebagai ilah. Tarbiyah yang dilakukan rasul adalah
tarbiyah Qur’aniyah, yaitu tarbiyah dengan melakukan pendekatan Qur’an.
Tarbiyah Imaniyah juga tumpuan utama tarbiyah rasul.
·
Beberapa cara
rasul SAW melakukan tarbiyah adalah dengan cara tilawah, tazkiyah, mengajarkan
Al Kitab dan Al Hikmah (minhaj).
Dalil
·
96:1 ; Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan.
·
2:121 ;
Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya
dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa
yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
·
91:7-10 ; Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya.
·
92:17-21 ; Dan kelak akan
dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu. Dan menafkahkan hartanya (di
jalan Allah) untuk membersihkannya. Padahal tidak ada seorangpun memberikan
suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhoan Tuhannya Yang Maha
Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.
·
3.79 ; Tidak
wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah, dan
kenabian, lalu dia berkata kepada manusia,”Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan enyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata):
“Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al
Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
·
2:269 ; Allah menganugerahkan al hikmah
(kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan baeangsiapa yang
dianugerahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang
banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran
(dari firman Allah).
5. Kenikmatan yang besar
·
Individu dan masyarakat
yang mengikuti tarbiyah dirinya akan dibimbing, dibangun, dan dipelihara oleh
nilai-nilai Islam yang mulia. Dirinya akan
jauh dari kejahiliyahan. Bebas dari jahiliyah maka ia akan mengikatkan dirinya
kepada Allah SWT sehingga ikatan ini akan meninggikan status dari derajatnya di
sisi Allah. Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan juga di akhirat.
·
Hasil tarbiyah
adalah kenikmatan yang besar yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan, dan persatuan. Dengan ilmu yang benar yang kita dapati melalui tarbiyah boleh
menjadikan kita manusia yang berilmu dan sadar atas tingkah laku yang kita
lakukan. Mempunyai ‘izzah Islam berarti mengembalikan dirinya hanya kepada
Allah, bukan kepada benda-benda yang tidak bernilai. Dengan ‘izzah ini juga
terdapat kekuatan Islam karena semangat yang ditumbuhkan melalui tarbiyah dapat
membangkitkan suasana kecintaan dan perjuangan. Akhirnya melalui tarbiyah kita
dapat disatukan dengan fikrah dan amal.
·
Banyak kenikmatan
yang diperoleh melalui tarbiyah, selain tarbiyah ini adalah sunnah nabi ataupun
arahan dari Allah, maka tarbiyah ini mengandung banyak manfaat bagi diri,
keluarga, masyarakat dan juga bangsa. Dengan tarbiyah pribadi manusia menjadi
jauh dari kebodohan yang kemudian ia dapat menaikkan harga dirinya kepada
derajat mulia dan iapun boleh mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
·
Tanpa tarbiyah
maka syetan senantiasa mengganggu dan menjadikan kita sesat. Tanpa tarbiyah
kita akan mudah sesat dan kita akan dijauhkan dari Islam. Dengan tarbiyah maka
tawasau bil haq dan bish shobr akan berjalan sehingga dengan tarbiyah akan
tercegah kemungkinan syetan membawa kita kepada kesesatan.
·
Suatu kerugian apabila kita meninggalkan tarbiyah. Tanpa tarbiyah kita tidak mendapat kejayaan.
Hadirnya tarbiyah untuk menyelamatkan ummat jahiliyah adalah suatu hal yang
beriringan dengan turunnya Islam.
·
Tarbiyah yang tidak dapat membentuk kenikmatan ini bukan tarbiyahnya yang
tidak benar, tarbiyah sebagai wasilah rabbaniyah yang benar dan perlu diamalkan
tetapi kemungkinan manusia yang membawanya ke arah yang benar atau tidak
mengikuti minhaj sehingga tarbiyah tidak berkesan.
Dalil
·
93:7 ; Dan dia mendapatimu sebagai orang yang
bingung, lalu Dia memberikan petunjuk
·
49:17 ;Mereka
merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keimanan mereka. Katakanlah,”Jangan
kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah,
Dialah yang memberikan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan
jika kamu adalah orang-orang yang benar.”
·
96:5 ; Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
·
93:8 ; Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
·
21:90 ; Maka Kami
memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan
istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa
kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’
kepada Kami.
Khairu Ummah
·
Ummat jahiliyah
berubah menjadi ummat Islam. Ummat Islam yang berdakwah dan senantiasa peduli
dengan keadaan sosial, ummat, dan agamanya, maka ia disebut ummat yang baik.
Ummat yang baik adalah ummat yang menjalankan amar ma’ruf dan nahyi munkar.
Dalil
·
3:104 ; Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang
yang beruntung.
Ringkasan
·
Ummat jahiliyah
(39:64; 25:63) ciri-cirinya adalah bodoh (33:72), hina (95:4-5); lemah (4:28);
miskin (35:14); berpecah belah (3:103).
·
Berada dalam kesesatan yang nyata (62:2)
·
Allah SWT melalui
RasulNya memberikan tarbiyah (2:151; 3:164; 62:2)
·
Tarbiyah memiliki
3 marhalah, yaitu tilawah (96:1; 2:121, hadits), tazkiyah (91:7-10; 92:17-21);
mengalimkan tentang al kitab (3:79)dan al hikmah (2:269, hadits)
·
Hasilnya adalah
kenikmatan yang besar yaitu petunjuk (93:7; 49:17) seperti pengetahuan (96:5),
harga diri (63:8), kekuatan (hadits), kekayaan (93:8), persatuan (21:90).
Kesemuanya membentuk kkairu ummah (3:104).
No comments:
Post a Comment