Telah kita
ketahui dan telah kita pelajari cara-cara kaum musyrikin dalam melawan dakwah
Islam pada bagian pertama.
Dan ketika
semua cara pengalihan yang mereka sampaikan kepada Rasulullah saw. mereka
mengambil cara tawar menawar, yaitu dengan cara Nabi Muhammad saw. menyembah
tuhan mereka sehari, dan mereka menyembah Tuhannya Muhammad sehari. Akan tetapi
Allah swt. menjelaskan kepada mereka bahwa agama ini berbeda dengan agama
mereka secara total, bagi mereka agama mereka seperti yang telah mereka buat
sendiri, dan bagi Muhammad agamanya yang datang dari Yang Maha Bijak dan Maha
Memberitahukan.
Demikianlah
Allah menggagalkan teror, tipuan, dan tawar menawar di hadapan gelombang dakwah
di jalan Allah swt. Mereka gagal memadamkan cahaya iman dan tauhid. Kaum
Quraisy yakin bahwa tujuannya sama sekali tidak mencapai sasaran. Karena Allah
terus membela Rasul-Nya.
Maka kaum
Quraisy kembali menggunakan cara kekerasan dan penindasan kepada kaum muslimin
dengan perlakuan yang tidak tertahankan manusia kecuali mereka yang beriman.
Rasulullah saw. yang melihat penderitaan para sahabatnya itu, dan sama sekali
tidak bisa melawan, menyuruh mereka untuk meninggalkan kampung halamannya itu,
dilandasi oleh semangat menyelamatkan, maka terjadilah hijrah ke Habasyah,
seperti yang kita bahas terdahulu.
Kaum Quraisy
melihat sahabat Rasulullah saw. telah berangkat ke Habasyah mendapatkan
keamanan dan kenyamanan di sana .
Raja Habasyah melindungi para sahabat Nabi di sana . Pada waktu yang sama Umar bin Khaththab
masuk Islam, maka Umar dan Hamzah bin Abdul Muththalib menjadi pendamping
Rasulullah saw, sekaligus menjadi simbol penyebaran Islam di kabilah-kabilah
Arab.
1.
MOTIVASI KAUM QURAISY DALAM MELAWAN
DAKWAH
Tidak
diragukan lagi bahwa penyebab semua ini adalah rasa iri (hasad) dan kesombongan
tanpa argumentasi seperti yang dilakukan oleh Al-Walid bin Al-Mughirah, yang
mengatakan:
أَيَنْزِلُ
عَلَى " مُحَمَّدٍ " وَأُتْرَكُ أناَ كَبِيْرُ قُرَيْشٍ وَسَيِّدُهَا وَيُتْرَكُ
أَبُوْ مَسْعُوْدٍ، وَنَحْنُ عَظِيْمَا الْقَرْيَتَيْنِ ؟
“Bagaimana mungkin diturunkan kepada Muhammad, tidak kepadaku,
sedangkan aku yang menjadi pembesar dan pemimpin suku Quraisy, tidak diberikan
kepada Abu Mas’ud, sedang kami berdua
yang menjadi para pembesar dua negeri.”
Maka Allah turunkan ayat 31-32 surah Az Zukhruf:
“Dan mereka
berkata: "Mengapa Al Quran Ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari
salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini [1]? Apakah
mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian
mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan.”
Dan inilah Muhammad saw.
membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, menjelaskan kepada mereka bahwa
Tuhannya terus mengawasinya, bahwa mereka semua akan dibangkitkan di hari
kiamat menjadi makhluk baru, dan bahwa amal merekalah satu-satunya yang akan
menolongnya. Maka kaum musyrikin semakin berani menyiksa kaum muslimin dan
penganut Islam. Mereka mencari cara lain untuk memukul Islam dengan pukulan
yang tidak bisa bangkit kembali.
2. PEMBOIKOTAN
TOTAL
Kaum musyrikin berkumpul untuk menetapkan cara
efektif menghentikan Islam dan Nabinya. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan
untuk menulis selembar kesepakatan pemutusan hubungan total dengan Bani Hasyim
dan Bani Abdil-Muththalib. Pengumuman itu berisi:
- Barang
siapa yang setuju dengan agama Muhammad, berbelas kasihan kepada salah
seorang pengikutnya yang masuk Islam, atau memberi tempat singgah pada
salah seorang dari mereka, maka ia dianggap sebagai kelompoknya dan
diputuskan hubungan dengannya.
- Tidak boleh menikah dengannya atau
menikahkan dari mereka
- Tidak boleh berjual beli dengan
mereka
Kemudian mereka gantung pengumuman ini di salah satu sudut Ka’bah untuk
menegaskan kekuatan isinya.
Dan ketika Rasulullah saw. mengetahui lembar pengumuman ini, ia doakan
penulisnya.
3. PERTOLONGAN ALLAH KEPADA KAUM MUKMININ
Di tengah penderitaan inilah Allah swt.
menundukkan sebagian orang Quraisy untuk membantu kaum muslimin yang terisolir.
Di antara mereka itu adalah
Hisyam bin Amr, seorang yang dimuliakan kaumnya. Hisyam membawa untanya penuh
makanan di malam hari ke Bani Hasyim dan Bani Muththalib. Begitu sampai di
dekat lembah ia lepaskan kendali untanya kemudian dihentikannya unta itu.
Demikian juga ketika untanya itu membawakan pakaian. Untuk meringankan
penderitaan kaum muslimin yang terisolir.
Di tengah isolasi total ini Bani Hasyim dan Bani
Muththalib ikut bergabung baik yang muslim maupun yang kafir kepada Rasulullah
saw, mereka masuk ke syi’b (lembah) Bani Hasyim. Mereka yang kafir bergabung
dengan motivasi kesukuan dan kekerabatan, sedang yang muslim dengan motivasi
akidah. Selain Abu Lahab, yang berada bersama kafir Quraisy mendukung
permusuhannya dengan kaumnya.
Keadaan ini
berlangsung selama tiga tahun, kaum Quraisy. Kaum Quraisy semakin memperketat
isolasinya kepada kaum muslimin sehingga mereka tidak memiliki bekal makanan. Kesulitan mereka sampai pada kondisi hanya
makan dedaunan.
Anak-anak kaum Muslimin menangis kelaparan, dan
tangisan mereka terdengar dari balik lembah. Kaum Muslimin tetap sabar dan
tegar dari tekanan yang mencelakakan ini dengan terus mengharapkan pertolongan
Allah.
4. DI ANTARA BENT UK
KEMARAHAN DAN PENINDASAN
Perhatikanlah bentuk kemarahan yang sampai ke
puncaknya. Ketika datang kafilah datang ke Mekah, dan salah seorang sahabat
Nabi datang ke pasar untuk membeli makanan bagi keluarganya, maka Abu Lahab
seketika itu mengumumkan kepada para pedagang:
يَا
مَعْشَرَ التُجَّارِ غَالُوْا عَلَى أصْحَابِ " مُحَمَّد " حَتَّى لاَ يُدْرِكُوْا
مَعَكُمْ شَيْئاً، وَقَدْ عَلِمْتُمْ مَالِي وَعَلِمْتُمْ كَذَلِكَ وَفَاءَ ذِمَّتِي،
فَأنَا ضَامِنٌ، وَلاَ خَسَارَةَ عَلَيْكُمْ
“Wahai para pedagang! Naikkan hargamu kepada sahabat-sahabat Muhammad
sehingga mereka tidak bisa membeli apapun, kalian semua sudah mengetahui
kekayaanku, dan kalian sudah tahu bahwa saya akan menepati janjiku, saya akan
mengganti kalian semua, tidak akan ada kerugian atas kalian.”
Maka para pedagang itu menaikkan harganya
berlipat-lipat, dan ketika sahabat itu pulang kembali ke rumahnya, anak-anaknya
menangis kelaparan, dan tangannya kosong tidak membawa makanan yang bisa mereka
konsumsi.
Kemudian pedagang itu datang ke rumah Abu Lahab,
membayar makanan dan pakaian yang mereka bawa, sehingga kaum mukminin mengalami
kelaparan.
5. PEMBATALAN LEMBAR PENGUMUMAN
Allah swt. tidak akan pernah melupakan Nabi
pilihan-Nya dan orang-orang yang beriman bersamanya. Maka Allah jadikan hati
orang-orang masih punya kasih sayang berbelas kasihan kepada mereka. Hal ini
jelas sejak Hisyam bin Amr yang membawa untanya dengan perbekalan makanan lalu
diarahkan ke Syi’b, mengantarkan makanan kepada kaum muslimin yang terisolir.
Hisyam din Amr kemudian menghubungi Zuhair bin Abi
Umayyah bin Al Mughirah, ia sampaikan kepadanya, “Wahai Zuhari, relakah kamu
makan makanan, berpakaian, dan menikah, sementara paman dan bibimu dalam
keadaan yang kamu tahu, tidak boleh jual beli, tidak boleh menikah atau
dinikahi. Sedang aku bersumpah dengan nama Allah: Bahwa kalau paman bibinya
Abul Hakam bin Hisyam (Abu Jahal), kau ajak seperti yang aku sampaikan
kepadamu, mereka tidak akan pernah mau menerimanya.
Zuhair berkata: “Celaka sekali wahai Hisyam, lalu
apa yang bisa kita lakukan? Aku hanya seorang diri. Demi Allah, jika ada orang lain bersama dengan
kami, maka kami akan cabut isolasi ini, aku batalkan embargo ini.”
Hisyam bin Amr menjawab, “Aku menemukan orang lain.”
Kata Zuhair bin Abi Umayyah, “Siapa dia?”
Kata Hisyam, “Saya.”
Kata Zuahair, “Cari seorang lagi, sehingga kita bertiga.”
Kemudian Hisyam menemui Muth’im bin Adiy,
menceritakan seperti yang disampaikan kepada Zuhair bin Umayyah
Kata Muth’im, ”Carilah orang ke empat.”
Kemudian
Hisyam menemui Abul Buhturiy bin Hisyam, ia sampaikan seperti yang ia sampaikan
kepada Muth’im bin Adiy
Abul Buhturiy bertanya, “Adakah
orang lain yang membantu hal ini?”
Kata Hisyam, “Ada .”
Kata Abu Buhturiy, “Siapa dia.”
Kata Hisyam, “Zuhair
bin Umayyah, Muth’im bin Adiy, dan aku bersamamu
Kata Al Buhturiy, “Carilah orang kelima.”
Kemudian Hisyam menemui Zam’ah bin Al-Aswad bin
Al-Muththalib, ia sampaikan kepadanya tentang kedekatan hubungan keluarganya
dan hak mereka.
Zam’ah menanyakan, “Apakah urusan yang kau
sampaikan kepadaku ini ada orang lain?”
Kata Hisyam, “Ada ,” kemudian ia sebutkan orang-orang yang
telah ia temui.
Kemudian
mereka bersepakatan untuk bertemu malam hari di sebuah bukit di Mekah.
Di sanalah
mereka berkumpul dan bersepakat untuk membatalkan pengumuman pembokiotan. Dan
ketika datang pagi hari mereka pergi ke tempat pertemuannya. Zuhair bin Umayyah
thawaf di Ka’bah tujuh kali putaran. Kemudian berdiri menghadapkan wajahnya
kepada para hadirin dan mengatakan:
Wahai warga Mekah, apakah kita
makan makanan, memakai pakaian sementara Bani Hasyim mati kelaparan, tidak
boleh jual beli, demi Allah saya tidak akan duduk sehingga pengumuman embargo
yang zhalim ini dirobek.
Abu Jahal
berkata –ada di salah satu sudut masjid, “Bohong kamu, demi Allah, pengumuman
itu tidak boleh dirobek.”
Zam’ah bin Al-Aswad:
Engkau, demi Allah, lebih pendusta, kami tidak pernah menyetujuinya sejak
engkau menulisnya.
Abul Buhturiy
berkata, “Benar Zam’ah, kami tidak setuju tulisan itu dan tidak pernah
mengakuinya.”
Al-Muth’im bin
Adi berkata, “Kalian berdua benar, dan bohong orang yang mengatakan selain yang
kalian berdua katakan. Kami berlepas diri darinya dan tulisan yang ada di
dalamnya.”
Hisyam bin Amr berkata seperti
yang dikatakan Al-Muth’im bin Adiy
Abu Jahal berkata, “Ini pasti sudah diputuskan di
malam hari, kalian telah bermusyawarah tentang hal ini di luar tempat ini.”
Abu Thalib saat itu berada di salah satu sudut
masjid menyaksikan pertarungan yang terjadi di antara mereka.
Kemudian Muth’im bin Adiy berdiri ke tempat
ditempelkannya pengumuman itu untuk merobeknya, dan ternyata pengumuman itu
sudah dimakan tanah kecuali kalimat ‘Bismikallahumma’ yang menjadikan kebiasaan
orang Arab menulis surat.
Perhatikanlah, bagaimana Allah swt. menundukkan
mereka ini untuk membantu Islam dan kaum muslimin, berdiri di sisi yang benar.
Tidak diragukan lagi bahwa yang mendorong hal ini adalah pertolongan Allah swt.
pada rasul-Nya, dan kaum mukminin yang ada.
Kemudian
perhatikan pula, tanah yang makan pengumuman itu, kecuali nama Allah Yang Maha
Agung. Hal ini menjadi bukti yang sempurna bahwa Allah swt. Maha Suci dari
seluruh ucapan orang-orang zhalim.
6. DAMPAK EMBARGO
Embargo ini
berdampak baik bagi Islam dan kaum muslimin, antara lain:
` Kaum
muslimin dapat mengambil pelajaran langsung tentang kesabaran dan daya tahan.
Mereka menyadari bahwa kehilangan keuntungan dan hancuran sarana-sarana
kebaikan tertentu adalah kewajiban pertama yang harus diberikan dalam
pengorbanan di jalan aqidah. Tekanan-tekanan
itu tidak akan membunuh para da’i bahkan semakin memperkuat akar dan dahannya.
` Bahwa ketika Allah swt. menghendaki salah
seorang hamba-Nya menfokuskan diri pada da’wah, kebaikan, dan perbaikan, akan
diletakkan di hatinya rasa tidak senang dengan apa yang dialami masyarakatnya,
yang berupa kerusakan dan kesesatan.
` Orang-orang Quraisy tidak pernah
membayangkan bahwa suatu hari nanti, cepat atau lambat, fajar baru akan terbit,
Mekah akan bersih dari berhala, Adzan berkumandang di seluruh sudutnya, dan orang-orang
yang pernah diboikot itu akan menjadi pemegang kendali, para pemimpin yang
memutuskan persoalan, dan mereka menjadi tawanan yang mengharapkan ampunan. Mereka hanya meyakini bahwa hari ini dan
nanti adalah milik mereka, akan tetapi Allah balikkan harapannya, dan
memberikan kemenangan besar kepada pembawa kebenaran.
“Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah
orang-orang yang beriman. Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang
dikehendaki-Nya.” (Arrum: 4-5).
7. PELAJARAN BERHARGA
- Motivasi
akidah adalah satu-satunya motivasi kaum muslimin untuk memeluk Islam,
meskipun menghadapi tekanan keras, dan tidak ada motivasi lain, apalagi
yang bersifat materi.
- Di antar
cara bijak para da’i menghadapi ahlul batil adalah dengan argumentasi dan
bukti, serta mendakwahinya dengan berangkat dari realitas yang mereka
alami, tidak boleh menyikapi siksaan dengan siksaan, makian dengan makian.
- Seorang
muslim tidak boleh tunduk dan bertahan dengan gangguan jika mampu
membalasnya, atau ada orang yang membantunya menangkis siksaan itu.
Seperti yang dilakukan kaum muslimin ketika Hamzah dan Umar masuk Islam,
serta bantuan keluarga seperti Abu Thalib
- diperbolehkan
bagi seorang muslim untuk menangkis ahlil batil, mengungkapkan kepalsuan
akidahnya, penyimpangan fikrahnya dengan serangan tidak membahayakan diri
da’i dan teman-temannya dari jebakan musuh
- Seorang
pemimpin sukses adalah yang mampu mencerahkan pasukan dan potensinya untuk
menghindari gangguan, dan beralih kepada peperangan terbuka melawan
musuhnya pada waktu, tempat yang baik bagi da’wah.
- Hijrah
kaum muslimin ke Habasah adalah buah dari hubungan baik antara Islam dan
Nasrani, serta kesepakatan untuk melawan kaum musyrikin, optimalisasi
kekuatan yang tidak mengganggu dan memusuhi Islam dengan terbuka.
- Jika
seorang muslim komitmen dengan akidah yang lurus, maka akan mengusir
kebimbangan hatinya, menguatkan cahaya keyakinan hatinya.
- Kaum
kafir melakukan pemutusan total dengan Rasulullah dan kaum muslimin karena
Islam mulai menggoncang sendi-sendi aqidah mereka yang batil dan
eksistensi spiritualnya dengan kuat. Mereka hanya mengikuti agama nenek
moyang dan para pendahulunya.
- Para
pemimpin simbolis yang mendapatkan keuntungan materi, status sosial adalah
orang-orang pertama yang memusuhi Islam, dan akan terus memusuhinya karena
ia takut kehilangan posisi dan popularitas diri. Kehilangan kekuasaan dan
kedudukan.
- Masuk
Islamnya Umar dan Hamzah adalah masuk Islamnya pemimpin yang akan berperan
banyak dalam keseimbangan haq (benar) dan batil (salah)
- Kaum muslim memanfaatkan semangat
kesukuan dalam mencabut embargo
- Para
da’i ilallah keluar dari ujian dan penderitaan yang menimpanya dalam
keadaan lebih tangguh, lebih kaya pengalaman, lebih mampu bergerak
mencapai sasarannya, ketika mereka dapat mengambil buah ujian itu.
- Tsiqah
yang utuh dengan janji Allah yang akan memberi pertolongan dan tsiqah yang
utuh kepada pemimpin dibarengi dengan harapan pahala di sisi Allah
- Berkorban
dengan jiwa dan yang paling berharga adalah ciri para da’i yang mengharapkan
balasan dari Allah
- Pertolongan
itu pasti datang jika sifat-sifat kelayakan untuk mendapatkan pertolongan
itu terpenuhi
- Ahlul
batil mengeluarkan hartanya untuk meninggikan kebatilannya, maka menjadi
kewajiban ahlul haq untuk membelanjakan yang mahal dan mulia dalam rangka
meninggikan kalimatul haq (kebenaran)
- Bangsa
Arab meski dalam jahiliyah memiliki janji dan kesepakatan yang tidak bisa
dilanggar kecuali jika menyatakan dengang terbuka pembatalah janji itu.
Dari itulah mereka tidak bisa keluar dari isi pengumuman itu sebelum
pengumuman itu dirobek
- Allah
swt menjaga kaum muslimin, dan menundukkan tokoh-tokoh kafir untuk membela
mereka dan memecah barisan kaum musyrikin
- Allah
memiliki beberapa pasukan, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah yang
bekerja untuk membantuk kaum muslimin, seperti yang dilakukan tanah
terhadap lembar pengumuman embargo.
[1]
Mereka mengingkari wahyu dan kenabian Muhammad
saw. Karena menurut pikiran mereka, seorang yang diutus menjadi Rasul itu
hendaklah seorang yang kaya raya dan berpengaruh.
No comments:
Post a Comment