dan berapa
banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut
(nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa
mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh).
Allah menyukai orang-orang yang sabar.( 3: 146 )
Akhi fillah bahwa
Pengikut yang Bertakwa
adalah . Mereka yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di
jalan Allah dan tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh Allah dan Allah menyukai orang-orang yang bersabar
Akhi Fillah…..…ada
fenomena futur dalam dimensi akidah dan umumnya terjadi karena pergeseran orientasi itijah hidup.kepada orientasi
materi duniawi an sich. Dan ada juga dalam dimensi ibadah dengan lemahnya
indhibath terhadap amaliyah ubudiyah yaumiyah.adapun dalam dimensi fikriyah
terlihat dengan lemahnya semangat meningkatkan ilmu .disisi lain pergeseran
adab islami menyelimuti akhlak mereka
belum lagi rasa jenuh dalam mengikuti aktifitas tarbawiyah dan hubungan
yang terlalu longgar antar lawan jenis merupakan kegagalan dimensi tarbawiyah.Sementara futur tanzimi terlihat
dengan lemahnya ruhul istijabah dan lemahnya ,masuliyah…
Akhi
Fillah….
Dalam hidup akan banyak ditemui bermacam jalan. Kadang datar,
kadang menurun. Kadang pula meninggi.
Begitu pula dalam perjalanan dakwah. Ada
saatnya para Muharrik (orang yang bergerak) menemui jalam yang lurus dan mudah.
Namun tidak jarang menjumpai onak dan duri. Hal demikian juga terjadi pada
muharrik. Satu saat ia memiliki kondisi iman yang tinggi. Di saat lain, iapun
dapat mengalami degradasi iman. tabiat manusia memang menggariskan demikian.
Dalam
kondisi iman yang turun ini, para mutaharrik kadang terkena satu penyakit yang
membahayakan kelangsungan harakah. Yaitu penyakit futur.
Akhi Fillah …..
Futur berarti
putusnya kegiatan setelah kontinyu bergerak. atau diam setelah bergerak. Atau :
malas, lamban dan santai setelah sungguh-sungguh.
Terjadinya
futur bagi muharrik, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Asal saja tidak
mengakibatkan terlepasnya muharrik dari harokah dan jamaahnya. Hanya malaikat
yang mampu kontinyu mengabdi kepeda Allah dengan kualitas terbaik.
Firman Allah : “dan
kepunyaan-Nyalah segala apa yang dilangit dan di bumi dan malaikat-malaikat
yang di sisiNya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembahNya dan
tidak pula mersa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada hentinya”
(QS. Al-Anbiya:19-20).
Karena itu Rasulallah sering
berdoa:
Artinya:”Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku akhirnya. Ya
Allah,jadikanlah sebaik-baik amalku keridloan-Mu. Ya Allah,jadikahlah
sebaik-baik hariku saat bertemu dengan-Mu”.
Penyebab Futur
Walaupun
futur merupakan hal yang mungkin terjadi bagi muharrik, ada beberapa penyebab
yang dapat menyegerakan timbulnya :
1.
berlebihan dalam din ( Bersikap keras dan
berlebihan dalam beragama )
berlebihan
pada suatu jenis amal akan berdampak kepada terabaikannya kewajiban-kewajiban
lainnya. Dan sikap yang dituntut pada kita dalam beramal adalah sedang dan
tengah-tengah agar tidak terperangkap dalam ifrath dan tafrith ( mengabaikan
kewajiban yang lain ).
Dalam hadits yang lain Rasul bersabda:
“ Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah
seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan”. (HR. Muslim )
Karena itu, amal yang paling di sukai
Allah adalah yang sedikit dan kontinyu.
2.
Belebih-lebihan
dalam hal yang mubah. ( Berlebihan dan melampaui batas dalam mengkonsumsi
hal-hal yang diperbolehkan )
Mubah adalah sesuatu yang
dibolehkan. Namun para sahabat sangat menjaganya. Mereka lebih memilih untuk
menjauhkan diri dari hal yang mubah karena takut terjatuh pada yang haram.
Berlebihan dalam makanan menyebabkan seseornag menjadi gemuk. Kegemukan akan
memberatkan badan. Sehingga orang menjadi malas. Malas membuat seseorang
menjadi santai. Dan santai mengakibatkan kemunduran. Karena itu secara
keseluruhan hal ini menghalangi untuk berharakah.
3. Memisahkan diri dari jamaah ( Mengedepankan hidup menyendiri dan
berlepas dari jama’ah )
jauhnya seseorang dari jamaah
membuatnya mudah didekati syaitan. Rasul bersabda : “ Syaitan itu akan menerkam manusia yang menyendiri, seperti serigala
menerkam domba yang terpisah dari kawanannya”. (HR. Ahmad)
Jika syaitan telah
memasuki hatinya, maka tak sungkan hatinya akan melahirkan zhon ( prasangka )
yang tidak pada tempatnya kepadajamaah dan harakah. Jika berlanjut ,hal ini
menyebabkan hilangnya siqoh (kepercayaan) kepada jamaah dan harakah.
Dengan jamaah, seseorang
akan selalu mendapatkan adanya kegiatanyang selalu baru. Ini terjadi karena
jamaah merupakan kumpulan pribadi, yang masing-masing memilii gagasan dan ide
baru. Sedang tanpa jamaah seseorang dapat terperosok kepada kebosanan yang
terjadi akibat kerutinan. Karena itu imam Ali berkata : “ sekeruh-keruh hidup
berjamaah, lebih baik dari bergemingnya hidup sendiri”.
4.
Sedikit
mengingat akhirat (Lemah dalam
mengingat kematian dan kehidupan akhirat )
Banyak mengingat kehidupan
akhirat membuat seseorang giat beramal. Selalu diingat akan adanya hisab atas
setiap amalnya. Kebalikannya, sedikit mengingat kehidupan akhirat menyulitkan
seseorang untuk giat beramal. Ini disebabkan tidak adanya pemacu amal berupa
keinginan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah pada hari yaumul hisab
nanti. Karena itu Rasulullah bersabda : “jika
sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak
menangis dan sedikit tertawa”.
5.
Melalaikan
amalan siang dan malam ( Tidak
memiliki komitmen yang baik dalam mengamalkan aktifitas ‘ubudiyah harian )
Pelaksanaan ibadah secara tekun,
membuat seseorang selalu ada dalam perlindungan Allah. Selalu tejaga komunikasi
sambung rasa antara ia dengan Allah. ini membuatnya mempersiapkan kondisi
ruhiyah yang baik sebagai dasar untuk berharakah. Namun sebaliknya, kelalaian
untuk melaksanakan amalan, berupa rangkaian ibadah baik yang wajib maupun sunnah, dapat membuat seseorang
terjerumus untuk dikit demi sedikit merenggangkan hubungannya dengan Allah.
jika ini terjadi, maka sulit baginya menjaga kondisi ruhiyah dalam keadaan taat
kepada Allah. kadang hal ini juga berkaitan dengan kemampuan untuk berbicara
kepada hati. Harakah yang benar, selalu memulainya dengan memanggil hati
manusia, sementara sedikitnya pelaksanaan ibadah membuatnya sedikit memiliki
cahaya.
Allah
berfiman : “Barang siapa tidak diberi
cahaya (petunjuk) Oleh Allah, tiadalah ia mempunyai cahaya sedikitpun”. (QS.
24:40)
Barang siapa tidak memiliki (ruh),
maka ia tidak dapat memberi.
6.
Masuknya
barang haram ke dalam perut ( Mengkonsumsi
sesuatu yang syubhat, apalagi haram.)
7.
Tidak
mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan. ( Tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai
rintangan dan tantangan da’wah.)
Setiap perjuangan
sunnatullaNya selalau menghadapi tantangan. Al Haq dan Al Bathil selalu
berusaha untuk memperbesar pengaruhnya masing-masing. Akan selalu ada
orang-orang Pendukung islam. Di lain pihak akan selalu tumbuh orang-orang
pendukung hawa nafsu. Dan dalam waktu yang Allah kehendaki akan bertemu dalam
suatu “fitnah”. Dalam bahasa arab, kata “fitnah” berasal dari kata yang
digunakan untuk menggambbarkan proses penyaringan emas dari batu-batu lainnya.
Karena itu “fitnah” merupakan sunnatullah yang akan mengenai para muharrik.
Dengan “fitnah” Allah juga menyaring siapa hamba yang masuk golongan shodiqin
dan siapa yang kadzib (dusta). Dan jika fitnah itu datang, sementara iatidak
siap menerimanya, besar kemungkinan akan terjadi pengubahan orientasi dalam
harakahanya. Dan itu membuat futur. Allah Berfiman :
“ Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya
diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka
hati-hatilah kamu terhadap mereka.” (QS. 64:14)
8.
Bersahabat
dengan orang-orang yang lemah ( Berteman
dengan orang-orang yang buruk dan bersemangat rendah.)
Kondisi lingkungan (biah),
dapat menentukan kualitas seseorang. Teman yang baik akan melahirkan lingkungan
yang baik. Akan tumbuh suasana ta’awun dan saling menasehatkan. Sementara teman
yang buruk dapat melunturkan hamazah (kemauan) yang semula telah menjadi tekad.
Karena itu Rasulullah bersabda :
“Seseorang atas diri sahabtnya, hendaklah melihat salah seorang
diantara kalian siapa ia berteman”. (HR. Abu Daud).
9.
Spontanitas
dalam beramal ( Tidak ada
perencanaan yang baik dalam beramal, baik dalam skala fardi maupun jama’i )
Amal yang tidak terencana – tidak memiliki tujuan
sasaran dan sarana yang jelas tidak dapat melahirkan hasil yang diharapkan.
Hanya akan timbul kepenatan dalam berharakah, sementara hasil yang ditunggu tak
kunjung datang. Karena itu setiap amal harus memiliki minhajiatul amal (
Sistematika kerja ). Hal ini akan membuat ringan dan mudahnya suatu amal.
10. Terjatuh ke dalam kemaksiatan ( Meremehkan dosa dan maksiat ).
Pebuatan maksiat membuat
hati tertutup dengan kefasikan. Jika kondisi ini terjadi, sulit diharapkan
seorang muharrik mampu beramal untuk jamaahnya. Bahkan untuk menjaga diri
sendiripun sulit.
Pengobatannya
Untuk
mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan beberapa resep.
1.
Jauh dari
kemaksiatan
Kemaksiatan akan
mendatangkan kemungkaran Allah. Dan pada akhirnya membawa kepada kesesatan.
Allah berfirman :
“Dan janganlah
kamu melampaui batas yang menyebabkan kemurkaan –Ku menimpamu. Dan barang siapa
di timpa musibah oleh kemurkaan-Ku, makabinasalah ia”. (QS. 20;81)
Jauh dari kemaksiatan akan
mendatangkan hidup yang akan lebih berkah. Dengan keberkahan ini orang dapat
terhindar dari penyakit futur. Allah berfirman :
“ Jikalau
penduduk negri-negri beriman dan bertaqwa, pastilah kami melimpahkan kepada
mereka keberkahan dari langit dan dari bumi”. (QS. 7:96)
2.
Tekun
mengamalkan amalan siang dan malam
Amalan sian dan malam
dapat melindungi dan menjaga muharrik untuk selalu berhubungan dengan Allah
WST. Hal ini dapat menjauhkannya dari perbuatan yang tidak mendapat restu dari
Allah.
Allah berfirman ;
“ Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu, ialah
orang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang (mengandung) keselamatan. Dan
orang-orang yang melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Robb
mereka”. (QS. 25:63-64).
3.
Mengintai
waktu-waktu yang baik
Dalam
banyak hadits rosulullah banya menginformasikan adanya waktu-waktu tertentu
dimana Allah lebih memperhatikan do’a hambanya. Sepertiga malam terakhir, bulan
ramadhan dan bulan dzulqoidah, zulhijjah, muharram dan rajab. Waktu-waktu itu
memiliki keistimewaan yang dapat mengangkat derajat seseorang dihadapan Allah.
4.
Menjauhi hal-hal yang
berlebihan.
Berlebihan dalam kebaikan bukan merupakan tindakan bijaksana. Apalagi berlebihan
dalam keburukan. Allah
memerintah manusia sesuai dengan kemampuannya.
Firman
Allah :
“ Maka bertaqwalah kamu kepada Allah sesuai
dengan kesanggupanmu !”
(QS. 64:61)
Islam adalah Din tawazun
(keseimbangan). Disuruhnya pemeluknya memperhatikan akhirat, namun jangan
melupakan kehidupan dunia. Seluruh anggota tubuh dan jiwa mempunyai haknya
masing-masing yang harus ditunaikan. Dalam ayat lain Allah berfiman :
“ Demikianlah kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat pertengahan
(adil) dan pilihan”. (QS. 2:143).
5.
Melazimi
Jamaah
“ Jamaah itu rahmat, Firqoh (pengelompokan)
azad ” demikian sabda Rasulullah. Dalam hadits yang lain “Barangsiapa yang menghendaki tengahnya
syurga, hendaklah ia melazimi jamaah”. Dengan jamaah seorang
muharrik akan selalu berada dalam majlis dzikir dan pikir. Hal ini membuatnya
selalu terikat dengan komitmennya semula. Juga jamaah dapat memberikan program
dan kegiatan yang variatif. Sehingga terhindarlah ia dari kebosanan dan
kerutinan.
6. Mengenal
kendala yang akan menghadang
Pengetahuan akan tabiat jalan
yang hendak dilalui serta rambu-rambu yang ada, niscaya membuat seorang
muahrrik siap, minimal tidak gentar, untuk menjalani rintangan yang akan
datang. Allah berfirman :
“ Dan
beberapa banyak Nabi yang berpernag bersama mereka sebagian besar karena
bencana yang menimpa di jalan Allah, dan tidak pula lesu dan tidak pula
menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang orang yang sabar”. (QS. 3:146)
7.
Teliti dan Sistematik dalam kerja.
Dengan perencanaan yang baik, Pembagian tugas yang jelas, serta
kesadaran akan tanggung jawab yang diemban, dapat membuat harakah menjadi
harakatunnatijah (harakah yang berhasil). Perencanaan akan menyadarkan
muaharrik, bahwa jalan yang ditempuh amat panjang. Tujuan yang akan dicapai
amat besar. Karena itu juga dibutuhkan waktu, amal dan percobaan yang besar.
Jika ini semua telah dimengerti insaya Allah akan tercapai sasaran-sasaran yang
telah ditentukan.
8.
Memilih teman yang shalih
9.
Menghibur diri dengan hal yang mubah
Bercengkerama dengan keluarga,
mengambil secukupnya kegiatan rekreatif sertamemeberikan hak badan secara cukup
mampu membuat diri menjadi segar kembali untuk melanjutkan amal yang sedang
dikerjakan.
10. Mengingat
mati, syurga dan neraka
11. Muhasabah
(menghisab) diri
Akhi Fillah : ketahuilah futur menyebabkan jalan yang harus di tempuh dakwah menjadi panjang sebab tidak mendapatkan maiyatullah dan daya
intilaq kita menjadi berat baik dari borosnya biaya dan hilangnya para aktivis..
Wallahu alam bisshowab mudah –mudahan Allah selalu menjaga kita Amin
No comments:
Post a Comment