Kehidupan selalu ditandai dengan konflik dan
pertentangan. Pertentangan ini mungkin bukan pertentangan yang bersifat fisik
dan anarkis. Pertentangan juga bisa berupa situasi dimana dua orang atau lebih
memiliki pandangan yang sama sekali berbeda, keinginan-keinginan yang berbeda,
atau tujuan-tujuan yang tidak sama dan masing-masing berusaha untuk mendapatkan
apa yang mereka ingini.
Sebagaimana dalam sebuah pertempuran, setiap prajurit
harus tahu senjata apa yang ia miliki, dan kapan harus memanfaatkannya. Namun,
senjata bukan segala-galanya. Ingat ungkapan the man behind the gun. Senjata
tanpa kemampuan atau kompetensi orang di belakangnya dapat amat berbahaya. Kita
perlu memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri kita dan
mendesakkannya terhadap kelemahan-kelemahan lawan. Jangan kita masuk dalam
situasi dimana kita hanya dimanfaatkan oleh kekuatan lawan.
Ada sebuah ungkapan menarik dari J. Robert Parkinson,
seorang ahli organisasi dan manajemen yang menegaskan, “Jangan pernah menendang
seekor kangguru”. Dalam soal tendang-menendang, seekor kangguru tentu jauh
lebih baik dari kita. Karena itu, bila kita ikut kontes tendang-menendang
dengan seekor kangguru, tentu kita akan kalah; sama sekali tidak masuk akal.
Hal itu bukan berarti kita menghindari konflik atau pertentangan. Itu hanya
berarti kita harus tahu lebih baik daripada sekedar memilih tendangan sebagai
senjata. Pilih, rencanakan, dan pikirkan sebelumnya, agar kita dapat menentukan
aturan mainnya, maka kita tidak akan terpaku pada permainan tanding-menendang
dengan seekor kangguru.
Ikhwah fillah ....
Beberapa hal yang harus diketahui,agar komunikasi lebi efektif.
1. Mempengaruhi
orang lewat perjumpaan (negosiasi)
Sebelum merencanakan
taktik dan strategi dalam mempengaruhi, hal yang sangat penting harus dilakukan
adalah menyatakan dengan sejelas-jelasnya apa yang kita inginkan. Paksa diri
kita untuk menulisnya. Kita mungkin bisa membohongi diri sendiri, tapi kita tak
dapat berbohong pada kertas putih. Tanpa ada tujuan yang jelas, kita tak
mungkin mengetahui apakah kita sudah mencapainya atau belum. Kita juga sulit
menentukan strategi apa yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Ibarat
mengendarai sebuah mobil. Jika kita tidak memiliki tujuan yang pasti, maka
sebenarnya tidak ada bedanya jalan manapun yang kita lalui dan seberapa cepat
kita mengendarai mobil tersebut. Kita hanya akan menghamburkan banyak waktu,
tenaga, dan bahan bakar. Kita tidak akan mencapai apa-apa. Mulai sekarang kita
harus berprinsip “apapun yang kita lakukan, lakukan hal itu atas dasar tujuan”.
Kebiasaan salah yang kerap dilakukan dalam proses negosiasi adalah terlalu luas
dan general dalam menentukan tujuan. Karena luasnya, hingga tujuan tersebut
tidak dapat dijalankan. Ingatlah ungkapan, “Setiap perjalanan ribuan kilometer
harus dimulai dengan satu langkah pertama”. Ketika kita menggambarkan tujuan
yang kita ingin capai, anggap pernyataan itu seakan-akan sebagai satu langkah,
dan bukan seluruh perjalanan itu. Kita perlu menentukan apa yang ingin kita
capai sekarang, dengan orang tertentu, pada pertemuan tertentu
ini, dalam pembicaraan ini.
Ikhwah fillah....
Dalam melangsungkan pertemuan untuk bernegosiasi, ada beberapa saran pokok
yang kiranya penting dijadikan perhatian.
Pertama, bayangkan
pertemuan tersebut di benak kita. Persiapkan sebelumnya dengan menuliskan
skenario yang mungkin kita masuki, tapi jangan terlalu kaku berpegang padanya
kata demi kata. Kalau kita terlalu kaku, kita akan dihadapkan pada kebingungan
jika lawan memberikan tanggapan yang lain dari yang kita skenariokan. Lebih
baik kita memikirkan pokok-pokok perkara yang kiranya akan dikemukakan oleh
pihak lain (lawan) dalam memberikan reaksi dan kemudian memberikan urutan
perkara yang ingin kita kemukakan. Setelah itu cobalah untuk mem-visualisasikan
dimana pertemuan itu berlangsung. Apakah kita akan berdiri di podium? Duduk di
meja? Di kantor pribadi atau di kantor lawan bicara kita?. Cobalah bayangkan!
Pikirkan dalam-dalam cara yang kita maui dan situasi yang kita masuki sebelum
kita mempraktekkannya dalam perjumpaan
riil. Kendalikan pertemuan tersebut sesuai dengan rencana yang kita buat.
Dengan begitu, kita dapat memenangkan menit-menit atau detik-detik pertama yang
amat penting dalam pertemuan tersebut. Amat mungkin bahwa lawan kita tidak
melakukan proses mental semacam itu, sehingga situasi aktualnya akan merupakan
sesuatu yang benar-benar baru baginya, maka kita akan lebih diuntungkan.
Kedua, rencanakan
factor-faktor kebetulan. Contoh sederhana, suatu saat kita membayangkan bertemu
seorang pria, namun kenyataannya ia adalah seorang wanita. Karena itu, ketika
mengembangkan sebuah rencana, pastikan bahwa rencana itu mencakup hal-hal
kebetulan yang mungkin akan terjadi tetati belum dapat anda prediksi. Tegasnya,
“Jangan membiarkan apapun ditentukan oleh faktor kebetulan. Jangan mengandaikan
apa-apa tanpa kita selidiki dan persiapkan terlebih dahulu”.
Ketiga, Santailah !
Ketika pertemuan tiba, bisa jadi kita merasa adanya tekanan, stress,
ketegangan, dan selusin perasaan serupa. Itu merupakan hal yang lumrah. Dalam
keadaan seperti itu, adrenalin mengalir dalam sistem tubuh dan jantung terpacu. Kita tidak dapat
mengontrol aliran adrenalin itu tapi kita dapat mengendalikan pengaruhnya. Pada
saat itu, bagian tubuh yang pertama bereaksi adalah kaki kita dengan mengikuti
“Sindroma melawan atau lari”. Tolak dorongan uuntuk melarikan diri dan
berkonsentrasilah pada upaya untuk mengendalikan kaki kita. Jika kita sedang berdiri,
berdirilah tegak dengan dua kaki menapak kuat di atas lantai dan sedikit
renggang. Usahakan berat badan terbagi rata pada kedua kaki. Jangan mengalihkan
berat badan dari kaki satu ke kaki yang lain. Jangan pula bergoyang-goyang.
Berdirilah tegak dengan sikap tenang. Jika kita duduk, lupakan kursi memiliki
sandaran, duduklah tegak dengan tatapan ke depan. Jangan menggeser-geser kaki
jika tidak diperlukan. Ingat, kendalikan adrenalin lewat kontrol pada kaki
anda. Dengan sikap tenang tanpa terburu-buru. Lakukan gerakan-gerakan dengan
tenang. Bentuklah kesan bahwa kita Atentif (penuh perhatian), Aktif, Waspada,
dan Agresif (AAWA). Konsentrasi! Jadikanlah hal itu sebagai prioritas utama dan
berusahalah keras untuk itu.
Keempat, cari
“petunjuk” sebagai senjata. Terkadang kita dihadapkan oleh situasi yang sangat
kaku dan dingin, atau situasi yang membuat kita terpojok. Salah satu kiat
mengatasinya adalah dengan mengalihkan perhatian pada hal-hal yang bisa
mencairkan suasana. Lawan kita pasti memiliki hobby atau kesenangan. Terkadang
kita dapat menemukannya degan cepat di ruangannya. Lukisan, hiasan atau lainnya
dapat kita gunakan sebagai petunjuk. Asal daerah terkadang perlu juga kita
tanyakan. Mungkin kita dapat mencairkan suasana dengan mencoba membuai lawan
bicara kita untuk bernostalgia dengan kampung halamannya. Ingat jangan
terburu-buru pada tujuan utama kita! Observasilah dengan cepat dan teliti
ruangan atau dokumen yang ada dan gunakan petunjuk apapun yang dapat digunakan.
Tips Menjual Gagasan
Gagasan adalah buah dari
cara berpikir anda. Gagasan ibarat bayi yang baru dilahirkan, masih amat lemah
tanpa bantuan sekelilingnya. Gagasan memerlukan penanganan khusus sejak
dilahirkan hingga diubah menjadi cara-cara praktis mengerjakan sesuatu lebih
baik. Ada
beberapa tips menjual gagasan pada orang lain:
- Rancang gagasan dengan baik
- Jelaskan dengan berhati-hati
- Perhatikan soal waktu dalam
gagasan itu
- Perhatikan
daya guna dalam gagasan itu
- Buatlah
gagasan itu betul-betul meyakinkan
- Pakailah penilaian yang tepat
- Ajaklah pengikutsertaan orang
lain di dalamnya
- Ujilah keampuhan gagasan itu
- Lakukan pembaharuan
- Bersikaplah tabah
Tips menyusun pesan untuk mempengaruhi orang lain
q Attention
(perhatian)
q Need
(kebutuhan)
q Satisfaction
(pemuasan)
q Visualization
(visualisasi)
q Action
(tindakan)
Jadi, bila anda
ingin mempengaruhi orang lain, rebutlah lebih dulu perhatiannya, selanjutnya
bangkitkan kebutuhannya, berikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan
itu, gambarkan dalam pikirannya keuntungan dan kerugian yang diperoleh bila ia
menerapkan atau tidak menerapkan gagasan anda. Doronglah ia untuk bertindak. Contoh sederhana. Bila anda
berkata kepada teman anda, “Lihat rambutmu!” Anda berada pada tahap pertama.
Bila kemudian andan menyatakan bahwa rambut itu perlu dipotong, Anda berusaha
meyakinkan dia akan kebutuhannya sendiri. Katakan bahwa sudah saatnya
memotong rambut. Ini pemuasan. Anda tentu akan menjelaskan, bila tidak
dipotong cepat-cepat, rambut itu akan mengganggunya, menyebabkan ia kelihatan
tidak rapi; sedangkan bila dipotong, ia akan tampak gagah,sopan, rapi dan
tampan. Ini usaha visualisasi. “Ayo, cukurlah rambutmu sekarang”. Adalah saran Anda supaya
komunikate melakukan tindakan.
Tips Komunikasi Efektif
Langkah 1
·
Kenalilah tujuan anda
·
Kenalilah pendengar anda
·
Kenalilah pendekatan anda
Langkah 2
·
Apa yang akan saya bicarakan
·
Siapa yang terlibat
·
Dimana sesi tersebut
·
Kapan sesi tersebut disampaikan
·
Mengapa sesi disampaikan
·
Bagaimana saya melakukan
Langkah 3
·
Carilah kisi-kisi yang merealisasi tujuan
·
Carilah kisi-kisi yang berhubungan dengan pendengar
·
Carilah pendekatan yang tepat
point kedua tentang faktor kebetulan, permisalannya itu lho :D hha
ReplyDelete