SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, and
Treatment) adalah serangkaian analisa mengenai Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Tantangan untuk mengetahui seberapa besar ruang kemungkinan atas suatu grand design pekerjaan a/tau aktivitas yang akan kita lakukan.
Analisa SWOT sangat penting dalam manajemen suatu organisasi atau aktivitas
yang sejenis. Setelah membuat SWOT kita akan mengetahui sejauhmana kemungkinan
tercapainya semua rencana strategis yang akan kita realisasikan. Dengan
demikian SWOT akan memperkuat perisai organisasi dengan pengetahun tentang
titik kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi atau harakah dakwah.
Strength and weakness (kekuatan dan kelemahan) sifatnya
internal meliputi SDM baik secara kualitas maupun kuantitas, stategi yang telah
ada, atau progress kinerja yang sudah dijalani selama ini. Sedangkan oportunity and treatment (peluang dan
hambatan) sifatnya eksternal meliputi kecenderungan politik, ekonomi, sosial
atau teknologi, pihak luar yang merasakan hasil aktifitas organisasi kita, dan
pesaing/kompetitor serta mitra kerja (jaringan).
Misalnya,
di suatu kampus akan dirintis sebuah lembaga dakwah akademik di tingkatan
universitas. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa lembaga-lembaga tingkatan
fakultas sudah cukup seattle, namun
hampir semua kader strategis sudah disibukkan dengan amanah-amanah di
wajihah-wajihah yang sudah ada. Keadaan ini menyulitkan perintisan lembaga
tingkat universitas tadi karena tidak ada kader yang bisa konsen disana.
Keadaan seperti ini merupakan kelemahan (weakness).
Namun dukungan birokrasi kampus terhadap perintisan lembaga tingkat universitas
itu sangat besar, mengingat belum adanya lembaga sejenis ditingkatan
universitas. Maka keadaan ini masuk ke dalam peluang. Misalnya lagi semua
lembaga akademik tingkatan fakultas statusnya sebagai pemegang dalam arti kader
dakwah mayoritas berada dalam posisi-posisi yang strategis. Nah ini merupakan
kekuatan, sehingga kelompok study fakultas yang sudah ada dapat ikut
menginisiasi lembaga akademik tingkat universitas. Namun ternyata kampus antum
merupakan kampus yang sangat politis, sehingga bentuk perintisan wajihah apapun
jika itu diketahui dilakukan oleh kader dakwah maka dianggap sebagai penguatan
basis politik oleh mereka, maka ini merupakan ancaman bagi perintisan lembaga tadi.
Pada
saat kita menyusun SWOT, kita dapat mengenali satu tingkat daripada hanya
menganalisa keadaan mana yang benar-benar merupakan kekuatan atau kelemahan dan
keadaan mana yang merupakan peluang atau ancaman. Oleh karena itu menyusun SWOT
harus dilakukan seobyektif dan sejujur-jujurnya.
Jika
semua SWOT telah kita susun dan kita koreksi kembali dengan seksama, sekarang
sesuaikan dengan misi awal yang kita bangun tatkala menyusun SWOT tersebut.
Apakah yang kita tulis memiliki korelasi atau berbasis kenyataan atau tidak?
Kenyataan ini adalah kondisi kekuatan kita pada saat ini. Maka hasil SWOT
inilah yang akan menuntun kita pada langkah selanjutnya. Apakah lembaga
akademik tingkat universitas tadi akan kita rintis sekarang atau ditangguhkan?
SWOT
juga bisa berlaku untuk analisa diri sendiri. Misalnya, saya bercita-cita ingin
menjadi peneliti. Daya dukung apa yang harus saya miliki? Jenjang pendidikan,
bahasa karena sebagian jurnal-jurnal yang relevan adalah jurnal internasional,
karakter analitis dan teliti, dsb. Kapan daya dukung ini harus saya miliki
semuanya? Padahal saat ini saya hanya mahir bahasa Sunda dan bahasa Indonesia,
jenjang pendidikanpun baru S1 dan pengalaman riset saya masih sangat minim.
Berarti yang tidak saya miliki adalah skill dan pengalaman. Skill dan pengalaman
ini bisa dibangun.
Sekarang
saya menyusun kapan saatnya saya harus menguasai bahasa Inggris. Berapa banyak
saya harus menginvestasikan waktu saya dalam sehari untuk belajar bahasa
Inggris? Langkah-langkah apa saja yang harus saya lakukan untuk mempersiapkan
study lanjut? TOEFL, finansial, dll. Sekarang saya telah memiliki cara berfikir
yang terstruktur. Disinilah akan tergabung antara mimpi dan pikiran, antara
imajinasi dan perencanaan. Jadi tidak hanya berkhayal. Disini sifat realistis
saya diuji.
Inilah
metode SWOT yang bisa kita aplikasikan, baik untuk SWOT diri kita sendiri
maupun SWOT organisasi. Sekarang kita isi dulu form SWOT kondisi masing-masing
kampus anda (secara berkelompok 4-5 orang). Dan bayangkanlah bahwa anda ingin
memenangkan (memfutuhkan) dakwah kampus tahun 2012. Dapat dimengerti bahwa
pertama kali mengisi kita akan kesulitan, namun jika kita melakukannya terus
menerus (secara berkala), maka kita akan terbiasa menganalisa kondisi-kondisi
di sekeliling kita. Selamat bekerja!
Jika
sudah selesai mohon untuk dipresentasikan (diambil perwakilan) dan dipaparkan
kesulitan-kesulitan dalam menyusun SWOT. Dan diskusikanlah dengan pemateri
anda!
bacot u tod gapenting sial
ReplyDelete