HIDUP DAN MATI
Apa perbedaan mati dan hidup?
Orang mati tidak lagi makan, minum, mendengar, mengenal,
berfikir, tidakmerasa apa yang ada menurut pandanan kita, tidak berkembang,
tidak bernafas, tidak menikah, tidak melahirkan anak. Sebaliknya orang hidup.
Maka renungkanlah dengan baik. Bagaimana makanan yang
mati dan beku itu berubah menjadi kehidupan. Terjadi setiap hari di tubuh kita.
Perhatikan tanganmu yang dahulu kecil, kemudian dengan makanan yang sudah mati
itu semakin bertambah besar, sehinggga menjadi tangan yang hidup. Lalu
bandingkan dengan tangan mayit, yag dahulu aktif dan hidup, tiba-tiba menjadi
kaku dan mati.
Maka siapakah yang memberikan kehidupan pada benda-benda
mati? Dan siapakah yang memutuskan kematian pada makhluk hidup?
Berhala-berhala mati, tidak memiliki kematian atau
kehidupan.
Alam mati, tidak memiliki kematian dan kehidupan, akal
atau pengelolaan.
Sesungguhnya semua yang hidup akan dipaksa mati. Dia
harus mati. Karena kematian dan kehidupan tidak ada di tangannya, akan tetapi
ada di tangan Allah. Pemilik segala sesuatu. Melakukan apa yang diinginkan. Firman
Allah:
“Kepunyaan-Nyalah
kerajaan langit dan bumi, dia menghidupkan dan mematikan, dan dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu.” (Al Hadidi: 2)
“Dan dialah
yang menghidupkan dan mematikan, dan dialah yang (mengatur) pertukaran malam
dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?” (Al-Mukminun: 80).
MATI SETELAH HIDUP
Mengapa kita mati?
Sesungguhnya hanya Allah yang menghidupkan kita dan
mematikan kita. Allah swt telah memberitahukan kepada kita bahwa hikmah dari
kematian adalah perpindahan dari darul amal (rumah kerja) menuju darul
jaza’ (rumah balasan), setiap orang mendapatkan balasan dari
apa yang pernah dikerjakan. Firman Allah:
“Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran: 185)
TIDAK ADA TEMPAT BERLARI DARINYA
Adakah tempat berlari dari kematian?
Aneh sekali orang yang tidak meyakini kematian, padahal
ia menyaksikan orang-orang mati. Kematian itu tidak ada seorangpun di muka bumi
ini yang mengingkarinya. Akan tetapi banyak orang yang menolak dirinya
mengenang kematian itu, bersiap menghadapi pasca kematian. Mereka berlari dari
mengingatnya padahal mereka akan menemuinya, menjauhkan diri darinya padahal
kematian itu mendatanginya. Firman Allah:
“Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari
daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, Kemudian kamu
akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu dia beritakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan." (Al-Jumu’ah: 8)
KEPUTUSAN YANG DITUNDA
Apakah kematian itu ada di tangan manusia?
Jawabannya jelas. Sesungguhnya hidup itu tidak ada di
tangan manusia, jika tidak demikian maka setiap orang yang mati akan
menghidupkan dirinya sendiri. Demikian juga kematian tidak ada di tangan
manusia. Jika ada di tangan manusia maka tidak ada seorangpun di muka bumi ini
yang mati.
Lalu ada di tangan siapa?
Kematian ada di tangan Yang telah menghidupkan dan
menciptakan manusia. Di tangan Allah swt. Anda akan melihat ketentuan umum yang
berlaku pada sunnatul maut wal hayat (mati dan hidup). Pada waktu kurang dari
seratus tahun kita umumnya sudah mati, sebagaimana sebelum seratus tahun yang
lalu kita belum ada di dunia. Demikianlah orang-orang sebelum kita, meski
dengan perbedaan umur dan bilangan tahun....
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila Telah
datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak
dapat (pula) memajukannya.” (Al-A’raf: 34)
Masing-maing kita akan hidup terbatas, ditentukan dengan
ilmu Allah swt. Dan peran kita di dunia ini juga sudah jelas sesuai dengan
ketentuan umum. Masing-masing kita memiliki ajal terbatas. Jika telah datang
tidak bisa ditunda. Betapa banyak orang yang dalam keadaan sehat wal afiat,
dengan mendadak berpindah ke sisi Rabbnya. Ditunjukkan kepadanya sebab yang
paling kecil, bagi kematiannya. Firman Allah:
“Sesungguhnya
ketetapan Allah apabila Telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu
Mengetahui." (Nuh:
4)
Sebaliknya
betapa banyak orang yang mengalami sakit yang sangat berbahaya, mengalami luka
yang berat, atau tercabik-cabik oleh senjata perang, atau penyakit berat
lainnya. Betapa banyak orang yang menghadapi serangan tepat dan mematikan, atau
situasi yang membinasakan, akan tetapi mereka tetap hidup, tidak mati. Hal ini
karena ajalnya belum sampai. Firman Allah:
“Sesuatu
yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan
yang Telah ditentukan waktunya.” (Ali Imran: 145)
KEADAAN MUKMIN DAN KAFIR KETIKA MATI
Bagaimana keadaan mukmin dan kafir ketika mati?
Rasulullah saw bersabda: “Orang mukmin ketika datang kematiannya –ia didatangi al
basyir (pembawa kabar gembira) dari Allah, maka tidak ada yang paling
menyenangkan bagi orang mukmin ini dibandingkan berjumpa dengan Allah. Maka
Allah akan senang menemuinya. Sesungguhnya orang fajir (pecandu dosa) atau orang
kafir jika menghadapai kematian, akan datang padanya keburukan yang pernah
diperbuatnya, atau menemui keburukan-keburukan lain. Sehingga ia enggan
berjumpa dengan Allah, dan Allah enggan menemuinya.
Ketika orang beriman menghadapi kematian akan turun
Malaikat rahmat yang menenangkannya, memberikan kabar gembira ridha Allah,
Allah bukakan baginya pintu-pintu surga. Ia melihat nikmat dan kemewahannya,
sehingga lapang dadanya dan senang berjumpa dengan Rabbnya. Firman Allah:
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu". Kamilah
pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu
memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu
minta.” (Fushshilat: 30-31)
Sedangkan orang yang enggan, maka
mereka tersiksa dengan kematiannya, dan dipaksa menemui Rabbnya. Firman Allah:
“Kalau kamu
melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya
memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa
neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).” (Al-Anfal: 50)
DATANG MENDADAK
Ada diantara orang yang berkata: “Nanti
saya akan bertaubat”
Orang yang belum tepat Islamnya, orang yang belum tepat
memahami kematian. Apakah pernah ada kesepakatan dengan kematian, sehingga ia
tidak mati kecuali setelah bertaubat? Apakah ada seseorang di muka bumi ini
meyakini dengan pasti bahwa ia akan hidup sampai esok hari? Atau
orang yang mengatakan demikian telah membuat janji demikian di hadapan Allah. Firman
Allah:
“Sesungguhnya
Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah
yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok[1]. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana
dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)
Demikianlah kematian ada di tangan Allah. Tidak ada
seorangpun yang tahu kapan kematian itu akan datang menghampirinya. Maka orang
yang berfikir akan bersegera mengerjakan amal shalih sebelum kematian
mendahuluinya.
RINGKASAN
Mati dan hidup ada di tangan Allah. Pencipta mati dan
hidup, bukan di tangan berhala atau kehendak alam, yang tidak memiliki bagi
dirinya sendiri hidup dan mati.
Mati atau perpindahan dari ruang amal menuju ke ruang
pembalasan
Kematian adalah keharusan bagi setiap manusia, tiada tempat
berlari darinya, maka wajib mempersiapkan diri untuk pasca kematian.
[1] Maksudnya: manusia itu tidak dapat mengetahui dengan
pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun
demikian mereka diwajibkan berusaha.
No comments:
Post a Comment