Oleh : Arida Sahputra *)
Dari Abu Hurairah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal perbuatan manusi pada hari kiamat adalah shalatnya. Rabb kita Jalla wa 'Azza berfirman kepada malaikat-Nya padahal Dia lebih mengetahui; 'Periksalah shalat hambak-Ku, sempurnakah atau justru kurang?' Sekiranya sempurna, maka akan dituliskan baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka Allah berfirman, 'periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?' Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman, ‘Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya.' selanjutnya semua amamalan manusia akan dihisab dengan demikian." (HR. Abu Daud no. 964, At-Tirmizi no. 413, An-Nasai no. 461-463, dan Ibnu Majah no. 1425. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' no. 2571)
Melihat jumlah jamaah shalat sunat tarawih yang lebih banyak daripada jamaah shalat fardhu beberapa malam ini (bulan ramadhan) membuat saya ingin rasanya mengutarakan urgensi dari kedua shalat itu. Dengan niat saling menasehati, karena Allah berfirman "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar - benar dalam kerugian. Kecuali orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasihat menasehati dalam kesabaran." (Qs. Al -`Ashr 1- 3 )
Dari hadist diatas kita ketahui bahwa, yang pertama kali dihisab di hari akhir nanti adalah Shalat Fardhu, bila shalat fardhu kita kurang sempurna maka akan disempurnakan dengan shalat sunnah. Artinya adalah kedudukan shalat fardhu lebih prioritas dibandingkan shalat sunnah. Sedangkan shalat sunnah bisa sebagai penyempurna shalat fardhu.
Perlu diketahui bahwa shalat fadhu itu ada 5 yaitu; Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib dan Isya. Sedangkan shalat sunnah itu sangat banyak, antara lain shalat sunnah Tarawih, Rawatib Qabliyah, Rawatib Ba’diyah, Dhuha, Fajar, Witir, Tahajjud, Tahyatul Masjid, Wudhu, dan Qiyamullail. Sehingga shalat fardhu yang 5 diatas lebih utama daripada shalat sunnah yang disebutkan diatas tadi. Dalam tulisan ini penulis bermaksud membadingkan dengan shalat tarawih. Saya tidak mengkerdilkan shalat tarawih, tetapi hanya ingin meluruskan paradigma berfikir kebanyakan kita yang selama ini seolah-olah mementingkan shalat tarawih disbanding shalat fardhu.
Maka tidak sedikit kita melihat jama’ah shalat tarawih lebih banyak daripada jama’ah shalat fardhu. Padahal seharusnya jika pemahaman kita sama mengenai prioritas shalat ini, maka bisa dipastikan sebenarnya lebih banyak jamaah shalat fardhu dibandingkan shalat sunnah lainnya.
Penulis ingin menganalogikan prioritas shalat ini sebagai bangunan rumah. Diibaratkan syahadat (aqidah) itu adalah pondasi, shalat fardhu itu adalah tiang, sedangkan shalat sunnah, puasa, zakat, dan ibadah haji itu adalah papan dan hiasan lainnya yang di tempelkan ke tiang yang berdiri diatas pondasi tersebut. Jika pondasi tidak kuat, jika tiang tidak kuat atau bahkan tidak ada tiang , hendak mahu kemana ditempel papan dan penghias tadi. Tentunya tidak ada tempat bergantung sehingga papan dan perhiasan tersebut sia-sia.
Dengan ini penulis mengajak kita semua mari ramaikan shalat berjamaah fardhu, juga kita ramaikan shalat tarawih dan amalan-amalan lainnya. Sehingga rumah kita disurga nanti kuat dan kokoh serta cantik juga indah karena dihiasi dengan amalan-amalan. Ayoo ke masjid!!!
Semoga tulisan ini dapat merubah paradigma kita yang sudah membumi dan turun temurun. Sesungguhnya juga penulis bukanlah malaikat yang luput dari kesalahan. Bila ada kritik dan masukan untuk perbaikan dari tulisan ini bisa di email ke ari_tkn@yahoo.co.id. Demikian yang dapat saya tulis, semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam bishawab
*) Penulis adalah mantan aktivis dakwah kampus juga pernah aktif sebagai ketua BEM dan berbagai wajihah penting di Universitas Syiah Kuala. Beliau hingga sekarang masih aktif sebagai aktivis dakwah. Wajihah dakwah yang di geluti yakni Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP), Persaudaraan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI), Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), dan berbagai wajihah dakwah lainnya. Hari-harinya beliau bekerja sebagai murabbi di Al-Fityan School Aceh.
Tulisan ini juga dimuat di:
http://www.dakwatuna.com/2013/07/15/36771/urgent-mana-shalat-fardhu-dengan-shalat-tarawih
http://www.kabarpks.com/2013/07/jamaah-shalat-tarawih-lebih-banyak-dari_12.html
http://www.pksnongsa.org/2013/07/jamaah-shalat-tarawih-lebih-banyak-dari.html
http://www.merdeka.com/kabaranda/jamaah-shalat-tarawih-lebih-banyak-dari-jamaah-shalat-fardhu-tanya-kenapa.html
http://dakwah.info/supplemen/10-muwasofat/ibadah-yang-sohih/jemaah-solat-tarawih-lebih-banyak-dari-jemaah-solat-fardhu-kenapa/
http://www.suaraaceh.com/read/07/12/mengapa-jamaah-shalat-sunat-tarawih-lebih-banyak-dari-jamaah-shalat-fardhu.aspx
Dari Abu Hurairah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal perbuatan manusi pada hari kiamat adalah shalatnya. Rabb kita Jalla wa 'Azza berfirman kepada malaikat-Nya padahal Dia lebih mengetahui; 'Periksalah shalat hambak-Ku, sempurnakah atau justru kurang?' Sekiranya sempurna, maka akan dituliskan baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka Allah berfirman, 'periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?' Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman, ‘Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya.' selanjutnya semua amamalan manusia akan dihisab dengan demikian." (HR. Abu Daud no. 964, At-Tirmizi no. 413, An-Nasai no. 461-463, dan Ibnu Majah no. 1425. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' no. 2571)
Melihat jumlah jamaah shalat sunat tarawih yang lebih banyak daripada jamaah shalat fardhu beberapa malam ini (bulan ramadhan) membuat saya ingin rasanya mengutarakan urgensi dari kedua shalat itu. Dengan niat saling menasehati, karena Allah berfirman "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar - benar dalam kerugian. Kecuali orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasihat menasehati dalam kesabaran." (Qs. Al -`Ashr 1- 3 )
Dari hadist diatas kita ketahui bahwa, yang pertama kali dihisab di hari akhir nanti adalah Shalat Fardhu, bila shalat fardhu kita kurang sempurna maka akan disempurnakan dengan shalat sunnah. Artinya adalah kedudukan shalat fardhu lebih prioritas dibandingkan shalat sunnah. Sedangkan shalat sunnah bisa sebagai penyempurna shalat fardhu.
Perlu diketahui bahwa shalat fadhu itu ada 5 yaitu; Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib dan Isya. Sedangkan shalat sunnah itu sangat banyak, antara lain shalat sunnah Tarawih, Rawatib Qabliyah, Rawatib Ba’diyah, Dhuha, Fajar, Witir, Tahajjud, Tahyatul Masjid, Wudhu, dan Qiyamullail. Sehingga shalat fardhu yang 5 diatas lebih utama daripada shalat sunnah yang disebutkan diatas tadi. Dalam tulisan ini penulis bermaksud membadingkan dengan shalat tarawih. Saya tidak mengkerdilkan shalat tarawih, tetapi hanya ingin meluruskan paradigma berfikir kebanyakan kita yang selama ini seolah-olah mementingkan shalat tarawih disbanding shalat fardhu.
Maka tidak sedikit kita melihat jama’ah shalat tarawih lebih banyak daripada jama’ah shalat fardhu. Padahal seharusnya jika pemahaman kita sama mengenai prioritas shalat ini, maka bisa dipastikan sebenarnya lebih banyak jamaah shalat fardhu dibandingkan shalat sunnah lainnya.
Penulis ingin menganalogikan prioritas shalat ini sebagai bangunan rumah. Diibaratkan syahadat (aqidah) itu adalah pondasi, shalat fardhu itu adalah tiang, sedangkan shalat sunnah, puasa, zakat, dan ibadah haji itu adalah papan dan hiasan lainnya yang di tempelkan ke tiang yang berdiri diatas pondasi tersebut. Jika pondasi tidak kuat, jika tiang tidak kuat atau bahkan tidak ada tiang , hendak mahu kemana ditempel papan dan penghias tadi. Tentunya tidak ada tempat bergantung sehingga papan dan perhiasan tersebut sia-sia.
Dengan ini penulis mengajak kita semua mari ramaikan shalat berjamaah fardhu, juga kita ramaikan shalat tarawih dan amalan-amalan lainnya. Sehingga rumah kita disurga nanti kuat dan kokoh serta cantik juga indah karena dihiasi dengan amalan-amalan. Ayoo ke masjid!!!
Semoga tulisan ini dapat merubah paradigma kita yang sudah membumi dan turun temurun. Sesungguhnya juga penulis bukanlah malaikat yang luput dari kesalahan. Bila ada kritik dan masukan untuk perbaikan dari tulisan ini bisa di email ke ari_tkn@yahoo.co.id. Demikian yang dapat saya tulis, semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam bishawab
*) Penulis adalah mantan aktivis dakwah kampus juga pernah aktif sebagai ketua BEM dan berbagai wajihah penting di Universitas Syiah Kuala. Beliau hingga sekarang masih aktif sebagai aktivis dakwah. Wajihah dakwah yang di geluti yakni Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP), Persaudaraan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI), Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), dan berbagai wajihah dakwah lainnya. Hari-harinya beliau bekerja sebagai murabbi di Al-Fityan School Aceh.
Tulisan ini juga dimuat di:
http://www.dakwatuna.com/2013/07/15/36771/urgent-mana-shalat-fardhu-dengan-shalat-tarawih
http://www.kabarpks.com/2013/07/jamaah-shalat-tarawih-lebih-banyak-dari_12.html
http://www.pksnongsa.org/2013/07/jamaah-shalat-tarawih-lebih-banyak-dari.html
http://www.merdeka.com/kabaranda/jamaah-shalat-tarawih-lebih-banyak-dari-jamaah-shalat-fardhu-tanya-kenapa.html
http://dakwah.info/supplemen/10-muwasofat/ibadah-yang-sohih/jemaah-solat-tarawih-lebih-banyak-dari-jemaah-solat-fardhu-kenapa/
http://www.suaraaceh.com/read/07/12/mengapa-jamaah-shalat-sunat-tarawih-lebih-banyak-dari-jamaah-shalat-fardhu.aspx
No comments:
Post a Comment