Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Wednesday, July 24, 2013

Menanam Cinta Dibulan Ramadhan, Menuai Harmoni Dibulan Selanjutnya

(Oleh : Arida Sahputra)

Berbicara cinta, tentu tidak ada habisnya. Karena wujud cinta tidak bisa divisualisasikan dan dilihat, tidak bisa diungkapkan dengan kata-katan dan didengar. Tetapi cinta hanya bisa dikerjakann dilakukan dengan perbuatan dan amal.

Cinta itu tidak membutuhkan pengorbanan, karena cinta itu totalitas. Ketika cinta membutuhkan pengorbanan, disitulah kita memulai hitung-hitungan. Ketika kita merasa berkorban disitulah bisa kita nilai keikhlasan kita untuk mencintai-Nya.

Menilik kepada sirah nabi Ya’qub dengan anaknya nabi Yusuf. Ketika mereka dipisahkan berpuluh-puluh tahun, lebih kurang 40 tahun mereka dipisahkan oleh Allah. Nabi Ya’qub tidak kuasa atas terpisahnya nabi ini. Nabi Ya’qub menangis siang malam atas Yusuf, sampai-sampai beliau buta menangisi karena perpisahan ini. Ternyata Allah mempunyai maksud dari perpisahan mereka. Yaitu menguji kesabaran nabi Ya’qub.

Allah itu maha cemburu, ketika cinta seseorang kepada yang lain selain Allah baik itu anaknya sendiri, disaat itulah Allah cemburu. Cobaan ini terjadi hampir pada semua nabi, kepada nabi Ibrahim Allah menyuruh menyembelih nabi Ismail. Kita ketahui bahwa nabi Ibrahim sangat cinta kepada Ismail, disaat nabi Ibrahim ikhlas untuk menyembelih anaknya untuk membuktikan cintanya kepada Allah. Disaat itulah Allah melihat totalitas cinta nabi Ibrahim kepada-Nya.

Ketika itu juga Allah memnurunkan mu’jizat, yaitu dengan digantinya nabi Ismail dengan seekor gibas. Ternyata nabi ya’qub juga diuji dengan hal yang sama. Yaitu dengan mengorbankan anak kesayangannya. Malaikat Jibril memberitahukan hal ini kepada nabi Ya’qub, disaat itu juga nabi Ya’qub bertaubat dan memohon ampun kepada Allah atas kecemburuan ini. Akhirnya nabi Ya’qub mengikhlaskan nabi Yusuf, disaat itulah akhirnya mata nabi Ya’qub sembuh (sudah bisa melihat kembali) dan mereka berdua ditemukan yaitu pada nabi Yusuf sudah menjadi bendahara Mesir yang berhasil.

Dalam kisah yang sama, ketika Zulaikha sangat mencintai nabi Yusuf. Zulaikha menunggu sampai kurang lebih 30 tahun nabi Yusuf. Zulaikha hampir menghabiskan seluruh hartanya, menghabiskan hari-harinya, membuang pangkat dan kebesarannya, sampai-sapai Zulaikha menjadi buta semata-mata untuk mendapatkan Yusuf. Waktu itu Zulaikha masih penyembah Aimun. Dipercaya sebagai dewa mesir kuno yaitu tuhan nenek moyang mereka.

Zulaikha selalu memohon kepada Aimun untuk bisa mendapatkan nabi Yusuf. Tetapi hampir 30 tahun Aimun tidak mengabulkannya. Zulaikhapun cemburu kepada Tuhannya nabi Yusuf. Karena nabi Yusuf sangat mencitai-Nya. Kenapa bisa seorang Yusuf bisa menangis setiap malam menyembahnya. Kenapa bisa nabi Yusuf mencintainya dengan totalitas. Cintanya kepada Tuhan yang maha Esa menyelamatkan imannya dari godaan wanita-wanita penghamba hawa nafsu.

Kecemburuan ini membuat Zulaikha mencari ketenangan jiwa, beliau menyembah Allah di rungan Yusuf sewaktu Yusuf masih sebagai budak di istananya. Zulaikhapun berusaha untuk meningkatkan cintanya kepada Allah. Akhirnya Allah menemukan Zulakha dengan nabi Yusuf yang hampir 36 tahun mereka tidak pernah bertemu. Ketika Zulaikha yang sudah tua renta dan buta itu dipertemukan dengan nabi Yusuf, disaat itulah Zulaikha sujud syukur kepada Allah. Zulaikha mulai sangat mencintai Allah, dan pada akhirnya cinta Zulaikha kepada Allah melebihi besar daripada cintanya kepada nabi Yusuf disaat itulah Zulaikha diberikan mu’jizat, yaitu matanya kembali bisa melihat, dan beliau menjadi muda dan canti seperti beliau muda dulu.

Diakhir kisah ini akhirnya ketika Allah menyuruh Yusuf untuk menikahi Zulaikha. Zulaikha masih tidak mau diganggu selama beberapa hari. Zulaikha masih mahu menyendiri menyembah Allah. Akhirnya Zulaikha menemukan ketentraman ketika mencintai Allah dan mendapatkan nabi Yusuf yang mencintai Allah lebih besar dibandingkan cintanya kepada selain-Nya.

Ramdhan adalah momentum menanam cinta, ramadhan ini adalah bulan akselerasi cinta kepada-Nya. Saya menganalogikan bulan ini sebagai router di dunia jaringan Information Technology (IT), sebagai gardu di dunia kelistrikan. Dimana kabel UTP untuk menghubungkan computer satu dengan computer yang lainnya maksimal 50 meter. Ketika sudah mencapai 50 meter harus diberikan router guna mempercepat kembali pengiriman data. Jika tidak diberikan router maka data bisa lambat bahkan hilang.
Begitu juga dengan listrik, kurang lebih disetiap 50 meter harus ada gardu. Fungsinya selain mengontrol arus listrik juga bisa mempercepat aliran arus listrik yang sudah mulai melemah, mengalirkan listrik dari satu gardu ke gardu yang lain. Sehingga listrik bisa dinikmati oleh kita saat ini. Begitu juga dengan bulan Ramadhan yang didalam mesinnya sengaja diberikan Allah mesin pelipat gandakan fahala. Sehingga motivasi pecinta-Nya bertambah. Dibulan inilah saatnya kita menanam kembali cinta yang sudah mulai lemah, yang sudah mulai lambat. Seihingga nanti cintai ini tumbuh dan akan menuai harmoni pada bulan-bulan selanjutnya hingga menemui gardu yang lainnya, hingga menemui router selanjutnya, hingga menemui Ramadhan berikutnya hingga sampai kepada tujuan Komputer yang dikirim, hingga sampai ke rumah pemakai listrik hingga akhir hidup kita dalam keadaan cinta kepada-Nya masih dalam keadaan yang sangat besar.

Router dan gardu tadi juga berfungsi menarik data, menarik arus listrik yang mau menujunya. Begitu juga bulan Ramadhan, yang kita ketahui bahwa sebelum bulan ramadhan ada bulan Sya’ban, sebelum Sya’ban ada bulan Rajab. Dimana kita ketahui bahwa pada kedua bulan ini diberikan bonus-bonus juga kepada kita agar kita termotivasi untuk menanam cinta kepada-Nya menanti tibanya di bulan Ramadhan.

Dari tentetan kisah dan analogi diatas, bisa kita mengambil kesimpulan bahwa Allah itu maha cemburu. Oleh karena itu jangan sampai cinta kita kepada mahluk-Nya lebih tinggi daripada cinta kita kepada-Nya. Bila mencintai mahluknya cukuplah karena-Nya.

Mari kita jadikan bulan Ramadhan ini menjadi bulan menanam cinta itu dengan mengoptimalkan kerja, amal dan ibadah kepada-Nya. Bila cinta ini sudah tertanam, sudah menjadi kebiasaan, insya Allah pada bulan berikutnya, kebiasaan ini sudah berakar. Dengan kebiasaan itu, hubungan kita dengan amal dan ibadah itu sudah mendarah daging. Sehingga kita tinggal menuai harmoni dari kebiasaan itu pada bulan selanjutnya, hingga kebulan Ramadhan selanjutnya dan hingga pada ajal menjemput kita dalam keadaan cinta power full.

Wallahu a'lam bishawab


Tulisan ini dimuat di:
http://www.pkssumut.or.id/2013/07/menanam-cinta-dibulan-ramadhan-menuai.html
http://www.kabarpks.com/2013/07/menanam-cinta-di-bulan-ramadhan-menuai.html
http://www.pksnongsa.org/2013/07/menanam-cinta-di-bulan-ramadhan-menuai.html
http://www.merdeka.com/kabaranda/menanam-cinta-dibulan-ramadhan-menuai-harmoni-dibulan-selanjutnya/
http://dpcpksjetis.blogspot.com/2013/07/menanam-cinta-di-bulan-ramadhan-menuai.html
http://www.suaraaceh.com/read/07/19/menanam-cinta-di-bulan-ramadhan-menuai-harmoni-11-bulan-kemudian.aspx

http://www.pkspadangpanjang.org/2013/07/menanam-cinta-dibulan-ramadhan-menuai.html

No comments:

Post a Comment