Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Thursday, February 7, 2013

MENCETAK GENERASI RABBANI

(Oleh : Arida Sahputra)

Akhirnya menulis menjadi kebiasaan saya, sehingga selalu ingin menulis apa saja yang ada dalam otak ini. Malam ini saya menyempatkan untuk menulis naskah amanat pembina upacara yang telah disampaikan Senin yang lalu di sekolah tempat saya mengajar. Dengan persiapan amatiran, tidak ada qimah dan durasi waktu yang diberikan akhir memberanikan diri untuk memberikan amanat ^_^

Lebih dan kurang, seingat saya seperti ini amanat nya:

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kepada Allah yang telah mengeluarkan kita dari kekufuran kepada nur/cahaya yang menerangi hatiNya. Dari kegelapan hidup yang dapat membahayakan kita hidup didunia bahkan diakhirat.

Syalawat beriringan salam kita sanjung sajikan kepada baginda Muhammad Rasulullah. Yang telah membawa kita dari alam jahiliyah yang menyembah berhala, menyembah batu, menyembah hubal dan uzza, menyembah roti kepada alam Islamiyah seperti yang kita rasakan saat ini.

Kalau tidak ada beliau, mungkin kita saat ini masih seperti jaman jahiliyah. Dimana kehidupan kita tidak tertata seperti yang diatur oleh Al-Qur’an dan Sunnah beliau. Hari ini bisa kita mengubur anak-anak perempuan kita hidup-hidup dari sisi keluarga. Perdagangan dan bisnis yang Riba yang dapat membahayakan perekonomian dan menjauhkan kita dari keadilan dari sisi Ekonomi.

Kita masih saling meyalahkan pemimpin kita, kita tidak tsiqah dan percaya kepada pemimpin kita dalam kontek pemimpin yang taal kepada Allah dari sisi pemerintahan. Mungkin kita akan apatis/tidak peduli sesama kita manusia, kita akan napsi-napsi dari sisi sosial.

Tidak lupa pula kepada sahabat yang telah membantu beliau dalam menyebarkan fikrah Islam. Bila kita membaca, menghayati sirah para sahabat ini sungguh mengagumkan. Dengan keunikan karakternya, ada yang kaya dan menyerahkan semua hartanya untuk dakwah, ada yang sangat disegani karena kekuatannya sama dengan 1000 prajurit

Ada yang rela meninggalkan orang tuanya karena diusir dari rumah orang tuanya disebabkan Islam yang beliau peluk, ada yang selalu menemani Rasulullah dalam peperangan sampai-sampai hampir semua bagian tubuhnya dipotong tetapi beliau tetap setia memegang panji Islam. Semua itu semata-mata hanyalah untuk kita ummatNya, ummatNya generasi penerus risalah dakwah Islam. Generasi Rabbani. Yang akan menjaga keseimbangan kehidupan di Dunia ini.

Kita curahkan juga kepada keluarga dan pengikutnya hingga hari kiamat..

Yang saya hormati Direktur/wakil direktur yayasan Alfityan school Aceh. Yang saya hormati kepala sekolah dari SDIT sampai SMAIT Alfityan school Aceh. Yang saya hormati kawan-kawan seperjuangan dewan guru dan staff karyawan Alfityan School Aceh. Dan yang saya cintai anak-anak kami dari SD sampai SMA yang insyaAllah akan menjadi generasi rabbani yang cerdas. Ditangan kalianlah Negara ini akan diatur dan ditata. Karena kalian adalah penerus risalah dakwah ini InsyaAllah.

Negara ini harus dipegang oleh generasi-generasi yang rabbani, Negara ini harus diatur oleh orang-orang yang rabbani. Negara ini harus dipimpin oleh orang-orang yang rabbani. Karena kalau Negara ini tidak di pegang, diatur dan dipimpin oleh orang-orang yang rabbani. Maka akan di gegang, diatur dan dipimpin oleh orang-orang yang bukan rabbani yaitu orang-orang fasik yang bekerja menurut nafsunya.

Makanya InsyaAllah kalianlah yang akan mengambil tampuk itu semuanya, InsyaAllah. Takbir!! Allahuakbar!!!

Saya melihat masih ada yang alergi meyerukan takbir, masih ada yang alergi meyerukan kebesaran Allah. Saya teringat waktu dikampus dulu. Dimana ada dua kubu yang sedang mermusyawarah, ada satu kubu yang menyampaikan pendapatnya lalu diakhiri dengan takbir. Lalu kubu yang satu lagi marah, beliau mengatakan apa kami ini kafir hingga kalian bertakbir? Lalu saya menjawab, takbir itu membesarkan Allah, bukan mengkafirkan orang lain. Sehingga siapa yang mau membesarkan Allah marilah kita bersama-sama takbir. Sehingga waktu musyawarah itu semuanya bertakbir. Dan akhirnya saya dipilih sebagai Gubernur Mahasiswa secara aklamasi ^_^

Oleh karena itu, kita yang InsyaAllah yang akan menjadi generasi rabbani jangan alergi untuk membesarkan Allah. Takbir!! Allahuakbar!!!

Alhamdulillah, Mencetak generasi Rabbani yang cerdas itulah misi sekolah ini. Untuk mencapai itu, tidak cukup untuk menulis ditembok dan banner yang ditempel didinding-dinding. Tetapi Perlu pemahaman visi dan misi ini yang baik. Pemahaman yang baik akan meng akselerasi pencapaian visi dan misi ini tentunya. Perlu usaha dan kerja sama yang baik. Terutama kepada penggerak atau pengasuh, dalam hal ini adalah guru dan musyrif.

Bagaimana bisa mahnet menarik besi atau logam bila tidak ada muatan energy yang menarik logam itu semua. Bagaimana bisa mistar plastic itu bisa menarik rambut atau kertas atau juga plastic lainnya bila tidak ada energy penarik benda itu semua. Tentunya butuh muatan energy didalam benda yang akan menarik benda lainnya.

Begitu juga dengan pengasuh dalam hal ini adalah guru dan musyrif. Bagaimana kita bisa menarik asuhan kita untuk dekat dan mengikuti kita bila kita tidak mempunyai energy untuk menarik asuhan kita. Tentunya kita pengasuh harus mempunyai energy lebih dari asuhan kita.

Mistar plastic tadi akan memili energy yang lebih untuk menarik benda yang lain bila sudah diolah. Yaitu dengan menggesekannya pada benda lain/kain. Maka ketika kita dekatkan dengan benda yang lain. Maka akan menarik benda itu. Begitu juga dengan kita, untuk mendapatkan energy itu butuh olahan yang benrama tarbiyah. Bagaimana kita bisa mentarbiyah orang bila kita sendiri tidak tertarbiyah. Tidak mungkin.

Siswa/i sekalian, dalam hal ini adalah bahan adonan “kue” yang akan dicetak dengan nama kuenya adalah “kue generasi rabbani yang cerdas”. Tentunya, sebagai adonan haruslah elastis, harus lembut terlebih dahulu. Sehingga ketika dimasukan kedalam cetakan kue rabbani ini dapat berbentuk sesuai dengan cetakan. Bila adonan ini keras, tentunya tidak akan bisa dicetak.

Begitu juga dengan anak-anak kami, yang kami cintai. Bersifat lembutlah dalam proses tarbiyah ini. Sehingga apa yang kita cita-citakan untuk membuat kue generasi rabbani bisa terwujut. Jangan ada yang merasa sudah paling pintar ibarat gelas yang penuh, bila diisi dengan air, maka gelas itu tidak sanggup menampung lagi air yang dibasukan tadi sehingga tumpah. Jangan ada yang keras kepala, jangan ada yang bandel, jangan ada yang futur (malas).

Untuk mencapai misi ini juga, kita dituntut untuk memenuhi wajibat yaumiyah kita. Kita selalu menjaga tilawah kita, shaum, al matsurat pagi dan petang, qiamulail, shalat sunat rawatib, shalat fardhu berjamaah, bersilaturahim, riadhoh, berteman dengan orang-orang shaleh.

Wah ust, tapi kan kita tidak boleh pilih-pilih teman. Kita harus berteman dengan orang baik dan juga harus berteman dengan orang jahat, mana tau kita bisa mengajaknya kearah yang baik. Boleh, tetapi sejauh mana mahnet yang kita miliki? Jangan sampai kita yang akan tertarik dengan energy kawan yang jahat tadi. Siapa yang berani mengatakan bahwa energy dia lebih banyak daripada yang lain? Tidak ada yang bisa mengukurnya. Oleh karena itulah makanya Opik penyanyi religi itu mengatakan obat hati itu salah satunya berteman dengan orang-orang shaleh, bukan dengan orang jahat.

Sampai kapan ini berlaku? Sampai kalian sudah menjadi berlian. Tau berlian? Bukan balian yaa ^_^. Berlian itu adalah benda yang sangat berharga, yang sangat mahal. Bila dilemparkan ke tong sampahpun beliau tetap berlian tidak menjadi sampah, berlian itu tetap masih berharga. Bila benda yang baik sekalipun selain berlian minsalnya kue risol yang masih bagus yang masih bisa di makan, bila dibuang kedalam tong sampah maka risol tersebut juga akan menjadi sampah. Betul??

Apakah kita sudah menjadi berlian? Tidak ada yang bisa menjawab. Maka oleh karena itu janganlah mencoba membuang diri kedalam tong sampah ^_^. Maksud saya adalah jangan mencoba untuk berteman dengan orang jahat.

Wah ust. Banyak sekali wajibatnya ust. Ada yang merespons seperti itu?

Wahai anak-anak ku yang saya cintai karena Allah. Seperti wasiat Imam Syahid Hasan Al-Banna bahwa, kewajiban kita itu lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Artinya memang bahwa pekerjaan amal kita itu seharusnya lebih banyak dari waktu yang ada, artinya tidak cukup waktu ini untuk merealisasikan amal ibadah. Menuntut ilmu itu ibadah, shaum itu ibadah, tilawah itu ibadah, bekerja itu ibadah. Maka oleh karena itu jangan menyia-nyiakan waktu.

Ada yang keluar dari boarding dikarenakan banyak sekali wajibatnya disini. Capek sekali ust, nggak sanggup kami. Saya mengajak kepada kita semua untuk membaca sirah, coba lihat orang-orang yang besar itu dicatat hanyalah karena banyaknya waktu yang digunakan untuk beramal dan beribadah. Mulai nabi adam, idris, nuh, hud, shaleh hingga nabi Muhammad. Para sahabat abu bakar,umar, usman, ali dan kawan-kawan. Apakah mereka ada yang santai-santai? Dikumpulkan semua buku sirah yang menceritakan risalah mereka bila kita mencatat kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Tidak cukup waktu untuk mencatatnya.

Coba bayangkan Rasulullah itu setelah liqa atau halaqah beliau juga berdagang, disamping beliau berdagang beliau juga tidak pernah lupa untuk qiyamulail, tidak lupa untuk shaum, tidak lupa untuk zikir pagi dan petang, menyebarkan Islam ke seluruh dunia, beliau juga memimpin perang. Dari sejarah itu semua yang kit abaca hanyalah kegiatan-kegiatan amal ibadah semua.

Bukankah kita menteladani Rasulullah? Bila iya, maka ikutlah. Jangan mudah menyerah, mengeluh, merasa lelah. Karena kata lelah tidak pernah ada dalam kamus kita. Dan ingatlah pesannya Ali ra, “istirahatnya orang-orang mukmin itu adalah disurga”. InsyaAllah.

Oleh karena itu, marilah. Kita maksimalkan waktu kita, jangan ada yang mengeluh, jangan ada lelah, teruslah beramal, beribadah, kita maksimalkan merealisasikan wajibat yaumiyah. Sehingga cita-cita kita untuk mencetak berlian, mencetak kue generasi rabbani dapat terwujud.

Siapkah kita semua menjadi berlian?? 
Siapkah kita menjadi kue Rabbani??
Siapkah kita meluangkan waktu untuk mencapai misi ini??
Apakah siap bersungguh-sungguh menuntut ilmu?
Apakah siap tidak mengeluh??
Apakah siap untuk berteman dengan orang-orang shaleh??

Baik, InsyaAllah kita akan menjadi berlian, kita akan menjadi kue rabbani yang berguna untuk ummat dan Negara.

Allahuakbar!!
Allahuakbar!!!
Allahuakbar!!!!

Demikian dari saya, lebih dan kurang saya mohon maaf, wabillahitaufik wal hidayah.

Wassalamualaikum warah matullahi wa barakatuh..

No comments:

Post a Comment