Oleh : Arida Sahputra
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
Jujur saya katakana ini sudah mencapai titik ketidak wajaran, dimana media yang seharusnya menyampaikan kebenaran berubah menjadi penyampai kebohongan. Hal ini semata-mata karena perut, dengan perut idealism bisa di jual. Sehingga endependensi terabaikan. Ditulisan ini saya tidak mau menggunakan kata oknum, media yang saya maksud itu adalah MetroTV, TVOne dan MNC group juga beberapa media cetak seperti Tempo.
Saya faham bahwa berita itu adalah bisnis, tanpa ada berita mereka tidak ada income untuk memberi gaji kepada karyawan dan untuk operasional media itu. Sehingga para jurnalis mencari dan memuat berita yang laku dipasaran, terserah berita itu benar atau salah yang penting laku. Hal ini saya dapatkan dari beberapa kali mengikuti pelatihan jurnalistik dan Focus Group Diskusi (FGD) dengan jurnalis. Hal ini adalah kenyataan dilapangan bahwa berita adalah bisnis.
Namun berita beberapa hari kebelakang ini saya nilai sudah sangat cukup keterlaluan. Pasalnya kebohongan yang bertubi-tubi di publis ke halayak ramai tanpa ada berita klarifikasi setelah mendapat kebenaran.
Contoh kasus saya paparkan disini antara lain adalah kasus LHI. Dari awal media yang saya sebutkan tadi memberitakan dengan sangat massif kepada halayak ramai bahwa LHI ketangkap tangan kasus korupsi impor daging sapi. Padahal sebenarnya adalah Fathanah di tangkap di hotel bersama Maharani dan LHI dijemput di kantor DPP PKS. Kasus tangkap tangan ini sangat dipaksakan, gemana caranya yang penting LHI ketangkap tangan. Namun media memberitakan LHI ketangkap tangan, ketangkap tangan dan ketangkap tangan dengan berita bertubi-tubi.
Namun setelah terbukti bahwa LHI tidak terbukti ditangkap dalam keadaan tangkap tangan, dan itu salah satu kesalahan prosedur menangkap orang tanpa ada bukti. Karena ada peraturan di KPK itu yang boleh ditangkap langsung adalah kasus ketangkap tangan. Namun dari alasan itulah KPK bisa menangkap LHI padahal sebenarnya KPK tidak dibolehkan menangkap langsung tanpa ada keputusan siding bahwa LHI menjadi tersangka.
Nah kesalahan KPK ini tidak ada dan tidak pernah dipublis oleh media baik MetroTV, TVOne, Tempo dan kawan-kawan. Sehingga opini yang terbentuk dimasyarakat itu adalah LHI tertangkap tangan dan KPK berhak untuk menangkapnya.
Ini adalah pembunuhan karakter, perusakan citra yang dilakukan oleh media. Implikasinya adalah menguntungkan beberapa pihak, yaitu rival (lawan politik) PKS. Siapa dibalik media itu? MetroTV miliknya Surya Paloh ketua umum Partai Nasional Demokrat, TVOne adalah miliknya Aburizal Bakrie ketua Umum Partai Golkar. Sedangkan Tempo itu adalah media titipan missionaris. Yah tentunya dengan perusakan citra untuk PKS akan menurunkan suara PKS pada pemilu 2014 ini. Dan itulah yang diharapkan oleh rival PKS ini.
Hal yang serupa juga dilakukan kepada partai Demokrat yang merupakan rival Partai Nasdem dan Golkar juga Hanura. Berita kecil dibesar-besarkan agar citra partai ini rontok. Dan yang akan naik adalah partai mereka yaitu NASDEM dan Golkar. Ini semata-mata untuk suksesi pemilu 2014.
Saya sangat sepakat dengan pernyataan mantan Presiden RI B. J. Habibie yang menyatakan “sangat berbahaya bila media adalah milik anggota suatu partai”. Saya sudah melihat media ini, agar public tidak curiga ke independenan media ini, mereka membuat sesekali berita tentang keburukan partainya, namun berita itu tidak sebesar atau sebanding dengan berita untuk partai lain. Dalam hal ini adalah Demokrat dan PKS yang dibabat habis.
Jika ada rilis, siaran pers, aksi yang menuntut pembubaran media ini, tidak pernah dipublis. Seperti kasus penuduhan Rohis sarang teroris. Padahal aksi yang dilakukan oleh aktivis roshis se-Indonesia dilakukan. Aksi yang dilakukan sangat besar atas penolakan siaran MetroTV bahwa Rohis sarang teroris. Namun berita itu tidak besar karena tidak di siarkan oleh TV itu.
Sangking becinya kepada suatu partai media ini juga tidak tanggung-tanggung memuat berita. Seperti kasus PKS menolak kenaikan BBM menjadi PKS dukung kenaikan BBM. Kasus PKS laporkan KPK ke kepolisian menjadi KPK lapor Johan Budi ke kepolisian. Sampai pemberian orang yang bukan juru bicara KPK disebut juru bicara KPK. Sehingga masyarakat mengira itu adalah perwakilan KPK, padahal bukan. Ini semata-mata untuk memuluskan pemberitaan bohong kepada masyarakat.
Implikasinya adalah masyarakat mendapat informasi yang selalu tidak ada penyelesaiannya. Masyarakat tidak mengetahui kebenaran, dan itu adalah ghazwul fiqri yang dilakukan oleh media itu. Dan balasannya adalah neraka jahanam kepada media yang memberitakan kebohongan. Karena dengan berita yang salah akan mengakibatkan pertumpahan darah dan jutaan orang yang dirugikan.
Saya berharap kepada pemerintah sudah seharusnya mengevaluasi kebebasan pers ini. Semata-mata untuk kemaslahatan masyarakat, bila perlu dibubarkan saja. Hingga cukup TVRI saja yang bisa di kotrol langsung oleh pemerintah. Dengan penrnyataan ini saya yakin kawan-kawan dari media mapun jurnalis tidak setuju. Namun saya sudah men SWOT lebih banyak baiknya seperti harapan saya tadi yaitu bubarkan MetroTV, TVOne dan Tempo.
Saya berharap kepada masyarakat yang membaca tulisan ini kembali membuka hati nuraninya. Untuk menyaring berita yang dilakukan oleh media yang ditunggangi ini. Berharap masyarakat tidak langsung percaya atas semua pemberitaan yang disiarkan. Solusinya adalah tabayun, mengklarifikasi berita itu kepada orangnya langung atau keluarganya. Saya juga yakin tidak semua orang membaca tulisan ini, namun usaha saya untuk menyampaikan kebenaran ini. Saya berharap juga kepada yang telah membaca tulisan ini untuk menyampaikan secara lisan kepada masyarakat sekitar. Agar mereka tidak tersesatkan dengan berita-berita yang sesat. Dan semoga ini menjadi amal jariah kita. Aamiin..
http://www.dakwatuna.com/2013/05/21/33616/bubarkan-metro-tv-tv-one-dan-tempo
http://www.islamedia.web.id/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
http://www.britadakwah.com/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
http://www.merdeka.com/kabaranda/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta-dibubarkan.html
http://www.pksnongsa.org/2013/05/pemerintah-harus-evaluasi-metrotv-tvone.html
http://www.pkspadang.org/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
http://www.pkssiak.org/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
http://www.pkssumut.or.id/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
http://www.pksmeuraxa.org/2013/05/bubarkan-metro-tv-tv-one-dan-tempo.html
http://maliharjojogja.blogspot.com/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
Jujur saya katakana ini sudah mencapai titik ketidak wajaran, dimana media yang seharusnya menyampaikan kebenaran berubah menjadi penyampai kebohongan. Hal ini semata-mata karena perut, dengan perut idealism bisa di jual. Sehingga endependensi terabaikan. Ditulisan ini saya tidak mau menggunakan kata oknum, media yang saya maksud itu adalah MetroTV, TVOne dan MNC group juga beberapa media cetak seperti Tempo.
Saya faham bahwa berita itu adalah bisnis, tanpa ada berita mereka tidak ada income untuk memberi gaji kepada karyawan dan untuk operasional media itu. Sehingga para jurnalis mencari dan memuat berita yang laku dipasaran, terserah berita itu benar atau salah yang penting laku. Hal ini saya dapatkan dari beberapa kali mengikuti pelatihan jurnalistik dan Focus Group Diskusi (FGD) dengan jurnalis. Hal ini adalah kenyataan dilapangan bahwa berita adalah bisnis.
Namun berita beberapa hari kebelakang ini saya nilai sudah sangat cukup keterlaluan. Pasalnya kebohongan yang bertubi-tubi di publis ke halayak ramai tanpa ada berita klarifikasi setelah mendapat kebenaran.
Contoh kasus saya paparkan disini antara lain adalah kasus LHI. Dari awal media yang saya sebutkan tadi memberitakan dengan sangat massif kepada halayak ramai bahwa LHI ketangkap tangan kasus korupsi impor daging sapi. Padahal sebenarnya adalah Fathanah di tangkap di hotel bersama Maharani dan LHI dijemput di kantor DPP PKS. Kasus tangkap tangan ini sangat dipaksakan, gemana caranya yang penting LHI ketangkap tangan. Namun media memberitakan LHI ketangkap tangan, ketangkap tangan dan ketangkap tangan dengan berita bertubi-tubi.
Namun setelah terbukti bahwa LHI tidak terbukti ditangkap dalam keadaan tangkap tangan, dan itu salah satu kesalahan prosedur menangkap orang tanpa ada bukti. Karena ada peraturan di KPK itu yang boleh ditangkap langsung adalah kasus ketangkap tangan. Namun dari alasan itulah KPK bisa menangkap LHI padahal sebenarnya KPK tidak dibolehkan menangkap langsung tanpa ada keputusan siding bahwa LHI menjadi tersangka.
Nah kesalahan KPK ini tidak ada dan tidak pernah dipublis oleh media baik MetroTV, TVOne, Tempo dan kawan-kawan. Sehingga opini yang terbentuk dimasyarakat itu adalah LHI tertangkap tangan dan KPK berhak untuk menangkapnya.
Ini adalah pembunuhan karakter, perusakan citra yang dilakukan oleh media. Implikasinya adalah menguntungkan beberapa pihak, yaitu rival (lawan politik) PKS. Siapa dibalik media itu? MetroTV miliknya Surya Paloh ketua umum Partai Nasional Demokrat, TVOne adalah miliknya Aburizal Bakrie ketua Umum Partai Golkar. Sedangkan Tempo itu adalah media titipan missionaris. Yah tentunya dengan perusakan citra untuk PKS akan menurunkan suara PKS pada pemilu 2014 ini. Dan itulah yang diharapkan oleh rival PKS ini.
Hal yang serupa juga dilakukan kepada partai Demokrat yang merupakan rival Partai Nasdem dan Golkar juga Hanura. Berita kecil dibesar-besarkan agar citra partai ini rontok. Dan yang akan naik adalah partai mereka yaitu NASDEM dan Golkar. Ini semata-mata untuk suksesi pemilu 2014.
Saya sangat sepakat dengan pernyataan mantan Presiden RI B. J. Habibie yang menyatakan “sangat berbahaya bila media adalah milik anggota suatu partai”. Saya sudah melihat media ini, agar public tidak curiga ke independenan media ini, mereka membuat sesekali berita tentang keburukan partainya, namun berita itu tidak sebesar atau sebanding dengan berita untuk partai lain. Dalam hal ini adalah Demokrat dan PKS yang dibabat habis.
Jika ada rilis, siaran pers, aksi yang menuntut pembubaran media ini, tidak pernah dipublis. Seperti kasus penuduhan Rohis sarang teroris. Padahal aksi yang dilakukan oleh aktivis roshis se-Indonesia dilakukan. Aksi yang dilakukan sangat besar atas penolakan siaran MetroTV bahwa Rohis sarang teroris. Namun berita itu tidak besar karena tidak di siarkan oleh TV itu.
Implikasinya adalah masyarakat mendapat informasi yang selalu tidak ada penyelesaiannya. Masyarakat tidak mengetahui kebenaran, dan itu adalah ghazwul fiqri yang dilakukan oleh media itu. Dan balasannya adalah neraka jahanam kepada media yang memberitakan kebohongan. Karena dengan berita yang salah akan mengakibatkan pertumpahan darah dan jutaan orang yang dirugikan.
Saya berharap kepada pemerintah sudah seharusnya mengevaluasi kebebasan pers ini. Semata-mata untuk kemaslahatan masyarakat, bila perlu dibubarkan saja. Hingga cukup TVRI saja yang bisa di kotrol langsung oleh pemerintah. Dengan penrnyataan ini saya yakin kawan-kawan dari media mapun jurnalis tidak setuju. Namun saya sudah men SWOT lebih banyak baiknya seperti harapan saya tadi yaitu bubarkan MetroTV, TVOne dan Tempo.
Saya berharap kepada masyarakat yang membaca tulisan ini kembali membuka hati nuraninya. Untuk menyaring berita yang dilakukan oleh media yang ditunggangi ini. Berharap masyarakat tidak langsung percaya atas semua pemberitaan yang disiarkan. Solusinya adalah tabayun, mengklarifikasi berita itu kepada orangnya langung atau keluarganya. Saya juga yakin tidak semua orang membaca tulisan ini, namun usaha saya untuk menyampaikan kebenaran ini. Saya berharap juga kepada yang telah membaca tulisan ini untuk menyampaikan secara lisan kepada masyarakat sekitar. Agar mereka tidak tersesatkan dengan berita-berita yang sesat. Dan semoga ini menjadi amal jariah kita. Aamiin..
http://www.dakwatuna.com/2013/05/21/33616/bubarkan-metro-tv-tv-one-dan-tempo
http://www.islamedia.web.id/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
http://www.britadakwah.com/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
http://www.merdeka.com/kabaranda/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta-dibubarkan.html
http://www.pksnongsa.org/2013/05/pemerintah-harus-evaluasi-metrotv-tvone.html
http://www.pkspadang.org/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
http://www.pkssiak.org/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
http://www.pkssumut.or.id/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
http://www.pksmeuraxa.org/2013/05/bubarkan-metro-tv-tv-one-dan-tempo.html
http://maliharjojogja.blogspot.com/2013/05/metrotv-tvone-dan-tempo-diminta.html
Kalau tinggal tvri yg bisa di kontrol oleh pemerintah itu juga tidak sehat krn beritanya bisa titipan pemerintah...
ReplyDeleteSetidaknya gampang untuk diatur. Baik dari masyarakat maupun dari pemerintah..
Deleteasal beritanya sesuai dengan kenyataan dan pemerintah pun terbuka kepada rakyatnya sih yg paling penting
Deletesaya ikhlas kok mereka dapet tiket VIP di Neraka Jahanam..
ReplyDeleteHehehee
DeleteTetap harus kita sadarkan mereka dengan Firman Allah di atas. Karena mungkin mereka sudah lupa.
sangat bermanfaat!!!
ReplyDeletedan masyarakat hrs tau akan kebenaran ini!!
Ijin share..pak
ReplyDeleteTafadhal (silahkan)..
Deletememang sesuatu yang diucapkan berulang-ulang akan masuk ke pikiran bawah sadar masyarakat, walaupun salah sudah dianggap benar. Itulah kekuatan media. Terpulang kepada kita yang pedulilah untuk mengeducate masyaraat agar yang ebnar tetap benar ...
ReplyDeleteItlah yang dikhawatirkan oleh kita semua. Tidak bisa dibiarkan berlarut seperti ini. Sudah sejak lama sebenarnya hal ini mau di katakan, tetapi saya masih toleran mungkin mau cari sensasi sebentar untuk menaikan rating. Tetapi ini sudah keterlaluan..
DeleteIzin share
ReplyDeleteAngga Aprianda: Tafadhal (silahkan)..
Deletepenjahat kek gitu kq dibelain...heran saya....yg bikin opini sapa ini?
ReplyDeleteHati-hati kalau bicara, lidah itu ada pertanggungjawabannya, yang anda bilang penjahat itu siapa? sudah diputuskan siapa terdakwa, atau baru diproses pengadilan? Yang nulis opini kan sudah jelas namanya diatas, ko ditanya lagi
DeleteDicky Rahmat yang dirahmati Allah, Saya yang menulisnya. Salam cinta dari saya untuk Dicky Rahmat dan keluarga. Opini ini untuk meluruskan berita, bukan untuk membela. Semoga hati kita disatukan oleh Allah. Aamiin..
DeleteBERAK AJA PKS NI !!!! JELAS SI LHI MINTA FEE PROYEK !!! LIHAT BERITA DI KOMPAS
ReplyDeletekorban pembodohan publik gak update sidang kemaren ya ???
DeleteKOMPAS (Kumpulan Pastur) ^_^
DeleteAnonymous yang dimuliakan Allah. Kalau bisa ambil referensi yang banyak agar wawasannya banyak juga. Saya rekomendasi Nonton Indosiar, Baca Islamedia, Dakwatuna, Republika dan sebagainya. Semata-mata mencari kebenaran, bukan mengungkapkan kebencian yang berlebihan..
auh neh PKS keterlaluan sadarnya... GUE SUMPAHIN PKS TAMBAH GEDE DAN DILINDUNGI ROOBNYA
DeleteCadas gan edia nya mantep infonya
ReplyDeleteTerima kasih..
Deleteijin share ya....
ReplyDeleteSilahkan..
DeleteCara pandang hanya dari satu sudut pandang saja,pihak media pun punya sudut pandang yg sama dengan anda,nanti saja dipersidangan kita lihat siapa yg benar,jangan2 nnti kalo dipersidangan LHI diponis bersalahpun disalahkan juga hakim nya,ehmmmm jgn mengatas namakan rakyat,karena rakyat sdh pintar sekarang ini.
ReplyDeleteHehehee
DeleteTulisan ini memang saya buat sebelum persidangan. Dan al-hasil dilapangan, satu hari setelah saya menulis ini. Waktu dipersidangan siarannya dipotong oleh MetroTV dan TVOne. Memang benar apa adanya kejadian dilapangan..
Parahhhh,kebakaran jenggot neh PKS?siapa yg menyatakan LHI ditangkap bersama fatanah dan maharani? Semua station tv menyiarkan LHI dijemput penyidik kpk di dpp PKS,dan semua rakyat indonesia tau itu semua,jgn memutar mutar balikan pemberitaan,atau anda sendirian aj yg percaya LHI ditangkap bersama fatanah dan maharani karena anda tak pernah nonton berita,kasian sekali anda ini..muak saya dengan dagelan ini.
ReplyDeleteBoleh kasih link beritanya di TVOne dan MetroTV yang memberitakan bahwa LHI tidak ketangkap tangan??
DeleteSetahu saya semua berita yang disiarkan LHI ketangkap tangan.. Kalau ada mohon bantu saya untuk mendapatkan Video itu. Terima kasih :-D
Kalo saya lebih setuju BUBARKAN PKS daripada membubarkan stasion tv yg ada,karna saya tak perlu PKS dan politik,kalo berita saya masih perlu..
ReplyDeleteMari beristigfar.. ^_^
DeleteSemoga Allah melembutkan hati Anonymous.. Aamiin..
Satu kata,Bubarkan PKS
ReplyDeletesetuju SATU KATA BESARKAN PKS !!!!!!!
DeleteTema kita mengenai integritas Media.
Deleteanonymous pengecut...gak berani tampilin diri..kalo mang berani tampilin diri loe..jangan cuma bacot doank..cuma bisa jadi kompor yang manas-manasin..he...he..sedih dech liatnya
ReplyDeleteyang anti PKS ga punya tv ya...? LHI dinyatakan tidak bersalah dan AF sdh minta maaf kepada PKS
ReplyDeleteyang bikin opini ini sapa? ente sapa sech.. emang ente punya nyali se gede apa? enggak takut ama KPK?
ReplyDeleteHehehee
DeleteKPK itu didalamnya manusia juga, bukan malaikat, bukan juga Tuhan.. ^_^
kowe engak takut ama TVone dan metroTV apa? nyali orang2 PKS gede-gede yah... dah tau neh.... Ngebelain PKS dan Pimpinan seperti dahy pada Faha aza.. ente bayar brapa
ReplyDeleteKL ada musibah ambil aza hikmahnya... KL aza ente dan temen2 jdi kampanye duluan gara2 masuk TV... Iklankan Mahal..
ReplyDeletemo komen banyak ke ente dan PKS tp .. ente muslim yah.. PKS jg muslim yah... jd ngak jd dech.. ngak mau kayak yang laen ngaku muslim... bahkan kader akunya tp jelekin ente dan PKS...
ReplyDeleteKoran pks aja yang di adakan tunggal berita bisa sesenak nya sendiri ga usah di edit tgl copi sebarin. Rebes
ReplyDeleteKoran pks aja yang di adakan tunggal berita bisa sesenak nya sendiri ga usah di edit tgl copi sebarin. Rebes
ReplyDeleteMa kasih infonya, semoga media kita mau memberikan yang berimbang, pmberitaan yang seutuhnya asal jangan edit...sehingga masyarakat mempunyai pemikiran yang berbeda dengan berita yang sesungguhnya...
ReplyDeleteemang orang tua dulu ga salah meng"haram" kan tv. mending dijual tuh tv buat bayar kontrakan ama setoran motor.
ReplyDeletepercuma update berita, toh kita hanya sebatas tau, faham dan ngerti harus bagaimana bersikap, tak akan banyak memberi perubahan,...mending sekarang matiin tuh tv pergi ke majelis ta'lim, makmurkan mesjid, cari ilmu yang banyak, biar benar beramal soleh.
Bagusnya pks punya siaran tv sendiri dan media cetak/koran sendiri untuk mempublikasikan apa saja yg ingin mereka publish, tak perlu menyarankan bubarkan siaran tv dan media cetak lain.
ReplyDeleteMari berbicara lewat media masing2...
silahkan d buka, ada pernyataan langsung dari johan budi, dan kita tunggu saja apa reaksi media, apa mash sama dengan hari jumat kemaren?
ReplyDeletehttp://www.tribunnews.com/2013/05/20/kpk-tidak-temukan-aliran-duit-fathanah-ke-pks
mudah2an Allah menunjukkan jalan yang benar..
ReplyDeleteMestinya berita itu ditandingi dg crita lengkap dan sejujurnya dg orang2 yg terlibat.
ReplyDeleteSatu saja brita mrk terbukti, pdhl smula pelakunya membantah, mk masyarakat akan stuju dg brita mrk.
Itulah hebatnya al-Amin
'Apapun kata dia, bahkan yg lbh dr itu, saya percaya'
Apalagi kalo ada pembelaan yg membabi buta atau berlebihan, itu melemahkan posisi tokoh yg dibela,apalagi pembela itu jg jauh dr al-Amin
Trs tiba2 membela pihak lain, yg slama ini diserangnya juga, ini jg tdk mencerdaskan.
Bukankah mengejutkan jg nih tiba2 ada org non-demokrat mbelain demokrat.
Mngingatkan neraka juga bagus, tp kita hrs sehebat, dekat ke al-Amin.
Yg terbaik adl mencerdaskan pembaca dg ke al-Aminan kita
Coba yuk.
Kita mau bela siapa?
Kita mau jatuhkan siapa?
Hanya bisa kalo kita perawi yg sahih
Udah beres lu ngocok tong? Puas onani?
ReplyDeleteWow, hati2 dalam berbicara anonymous, istigfar dlu, :) kenapa juga panas kyk gtu, ya biasa aja, soalnya saya juga heran ma media sekrang, tu lafindo kok gk pernah lgi d tampilin ya? Cba liat tu lumpur uda meleber kemana2, kalau mau berita hebat,nah itu sran saya naikkan jdi berita
ReplyDeleteUang itu gk kekal lo :) lebih kekal lagi klo kita ngelakukan kebaikan ke orang lain,