1. Hari kiamat,
2. Apakah hari kiamat itu?
3. Tahukah kamu apakah hari kiamat
itu?
4. Pada hari itu manusia adalah
seperti anai-anai yang bertebaran,
5. Dan gunung-gunung adalah
seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. Dan adapun orang-orang yang
berat timbangan (kebaikan)nya,
7. Maka dia berada dalam kehidupan
yang memuaskan.
8. Dan adapun orang-orang yang ringan
timbangan (kebaikan)nya,
9. Maka tempat kembalinya adalah
neraka Hawiyah.
10. Tahukah kamu apakah neraka
Hawiyah itu?
11. (yaitu) api yang sangat panas.
Makna Mufradat:
Arti
|
Mufradat
|
|
|
Syarah:
Al-Qari'ah yang mengucang manusia karena dahsyatnya serta
memekakkan telinga mereka dengan suaranya yang menggelegar adalah hari Kiamat.
Hari di mana ketakutan besar terjadi dan benda-binda yang diatas bercambur
dengan benda-benda di bawah. Musuh-musuh Allah dibuat takut
oleh siksaan Allah dan kehinaan. Itulah Al-Qari'ah Al-Kubra. Tahukah
kamu apa itu Al-Qari'ah? Pertanyaan ini untuk mendramatisir kondisi.
Tahukah kamu? Apa itu Al-Qari'ah? Ya, siapa memberitahumu tentangnya dan
diberitahu hakikatnya? Tidak ada yang dapat memberitahumu selain yang
menciptakannya, Dialah Allah. Anda tidak akan tahu selain apa yang diceritakan
kepadamu oleh Tuhannya.
Pada hari itu manusia berada
dalam kebingungan bagai laron yang berpencaran mengerumuni api. Buruknya, yang
berterbangan itu adalah gunung-gunung nan kokoh kuat, yang selama ini menjadi
simbul kekokohan, ia bagai bulu yang diterbangkan. Subhanallah! Adapun kondisi
manusia pada saat itu; siapa yang berat timbangan kebaikannya dan banyak
keikhlasannya, pada hari itu ia berada dalam kehidupan penuh ridha. Ia berada dalam ketenangan dan kedamaian jiwa karena mendapat
keridhaan-Nya.
Sedangkan orang yang ringan
timbangan amal kebaikannya dan senantiasa mengikuti kebatilan serta jauh dari
kebenaran, maka tempat singgahnya adalah Hawiyah. Alangkah menakutkannya
perubahan ini. Yang menaunginya api yang menyala. Api yang menjerumuskan
penghuninya. Tahukah kamu api itu? Kamu sama sekali tidak tahu
hakikatnya. Ia adalah api yang menyala-nyala dan menyertika muka dan memanggang
kulit. Mudah-mudahan Allah memelihar akita dari dahsyatnya api itu.
---oo0oo---
Surat Al-Zalzalah
Surat
ini Madaniyyah dan terdiri dari 8 ayat. Di dalamnya Allah menegaskan bahwa
kebaikan, apapun adanya, Allah akan membalas pelakunya. Dan kejahatan, apapun
adanya, pelakunya juga akan dibalas. Semua itu terjadi pada hari Kiamat.
1. Apabila
bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. Dan bumi Telah mengeluarkan
beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. Dan manusia bertanya:
"Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. Pada hari itu bumi menceritakan
beritanya,
5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu
Telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
6. Pada hari itu manusia ke luar
dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka
(balasan) pekerjaan mereka,
7. Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula.
Makna Mufradat:
Arti
|
Mufradat
|
|
|
Syarah:
Apabila Allah hendak menyudahi dunia ini dan memulai
Kiamat, Allah memerintahkan bumi dan ia pun terguncang dengan sangat keras,
tidak seperti biasanya. Semua yang tersimpan di dalamnya keluar; api, air,
tambang, dan sisa-sisa bangkai. Saat itu, orang yang menyaksikannya berkata,
"Apa ini?" Maksudnya, apa yang terjadi dengan bumi ini. Ini tidak
seperti biasanya dan tidak diketahui sebabnya. Pada saat itu bumi menceritakan,
berbicara dengan kejadian itu dan bukan dengan kata-kata. Sebagaimana yang
dikatakan Al-Allamah At-Thabari dalam tafsirnya, "Ia melaksanakan
perintah. Apa yang terjadi di muka bumi dan tidak biasa terjadi disebabkan
karena Tuhanmu menitahkan kepadanya. Perintah-Nya yang sampai kepada bumi.
Perintah semacam itu merupakan perintah kejadian. Semua yang terjadi di alam
semesta ini akibat dari perintah kejadian yang datang dari Allah. Hanya saja
ada peristiwa yang terjadi tanpa sebab lahiriyah maka ia dinisbatkan kepada
perintah kejadian, sedangkan yang terjadi akibat perkara biasa ia tidak
dinisbatkan kepadanya, walaupun sejatinya ia juga bersumber dari Allah.
Pada hari itu manusia dikeluarkan dari perut bumi,
mereka berbeda-beda, masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya untuk
melihat akibat perbuatan mereka. Barangsiapa melakukan perbuatan baik sebesar
zarrah akan dibalas dan barangsiapa melakukan perbuatan buruk sebesar zarrah
pun akan dibalas.
Allah berfirman,
"Kami akan
memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawipun
pasti kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah kami sebagai pembuat
perhitungan." (Al-Anbiya': 47).
---oo0oo---
Dinamakan surat
Iqra' atau surat
Al-Qalam, Makkiyah dan terdiri dari 19 ayat. Di surat ini Nabi diperintahkan untuk membaca
disertai adanya penjelasan tentang kekuasaan Allah terhadap manusia dan
penjelasan sifat-sifatnya. Juga disebutkan keterangan tentang pembangkangan
sebagian menusia dan balasan yang sesuai dengan perbuatan.
1. Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal
darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.
6. Ketahuilah! Sesungguhnya
manusia benar-benar melampaui batas,
7. Karena dia melihat dirinya
serba cukup.
8. Sesungguhnya Hanya kepada
Tuhanmulah kembali(mu).
9. Bagaimana pendapatmu tentang
orang yang melarang,
10. Seorang hamba ketika
mengerjakan shalat,
11. Bagaimana pendapatmu jika
orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,
12. Atau dia menyuruh bertakwa
(kepada Allah)?
13. Bagaimana pendapatmu jika orang
yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
14. Tidaklah dia mengetahui bahwa
Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
15. Ketahuilah, sungguh jika dia
tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya,
16. (yaitu) ubun-ubun orang yang
mendustakan lagi durhaka.
17. Maka Biarlah dia memanggil
golongannya (untuk menolongnya),
18. Kelak kami akan memanggil
malaikat Zabaniyah,
19. Sekali-kali jangan, janganlah
kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
Makna Mufradat
Arti
|
Mufradat
|
|
|
Syarah:
Dalam Shahih-nya Bukhari meriwayatkan dari Aisyah
ra. yang artinya demikian, "Wahyu pertama yang sampai kepada Rasul adalah
mimpi yang benar. Beliau tidak pernah bermimpi kecuali hal itu datang seperti
cahaya Shubuh. Setelah itu beliau senang berkhalwat. Beliau datang ke gua Hira
dan menyendiri di sana ,
beribadah selama beberapa malam. Yang untuk itu beliau membawa bekal. Kemudian
kembali ke Khadijah dan membawa bekal serupa. Sampai akhirnya dikejutkan oleh
datangnya wahyu, saat beliau berada di gua Hira. Malaikat datang kepadanya dan
berkata, "Bacalah!" Beliau menjawab, "Aku tidak bisa
membaca." lalu Rasulullah saw. berkata, "Lalu di merangkulku sampai
terasa sesak dan melepaskanku. Ia berkata, 'Bacalah!' Aku katakan, ' Aku tidak
bisa membaca.' Lalu di merangkulku sampai terasa sesak dan melepaskanku. Ia
berkata,
"Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Al-Hadits).
Dengan demikian maka awal surat ini menjadi ayat pertama yang turun
dalam Al-Qur'an sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia. Wahyu pertama yang
sampai kepada Nabi saw. adalah perintah membaca dan pembicaraan tentang pena
dan ilmu. Tidakkah kaum Muslimin menjadikan ini sebagai pelajaran lalu menyebarkan
ilmu dan mengibarkan panjinya. Sedangkan Nabi yang ummi ini saja perintah
pertama yang harus dikerjakan adalah membaca dan menyebarkan ilmu. Sementara
ayat berikutnya turun setelah itu. Surat
pertama yang turun secara lengkap adalah Al-Fatihah.
Pengertian ringkas ayat-ayat ini adalah: Agar kamu
menjadi orang yang bisa membaca, ya Muhammad. Setelah tadinya kamu tidak
seperti itu. Kemudian bacalah apa yang diwahyukan kepadamu. Jangan mengira
bahwa hal itu tidak mungkin hanya dikarenakan kamu orang ummi, tidak
bisa membaca dan tidak bisa menulis. Allah-lah yang menciptakan alam ini, yang
menyempurnakan, menentukan kadarnya, dan memberi petunjuk. Yang menciptakan
manusia sebagai makhluk paling mulia dan menguasainya serta membedakannya dari
yang lain dengan akal, taklif, dan pandangan jauhnya. Allah swt.
menciptakannya dari darah beku yang tidak ada rasa dan gerak. Setelah itu ia
mnejadi manusia sempurna dengan bentuk yang paling indah. Allah-lah yang
menjadikanmu mampu membaca dan memberi ilmu kepadamu ilmu tentang apa yang
tadinya tidak kamu ketahui. Kamu dan kaummu tadinya tidak mengetahui apa-apa.
Allah juga yang mampu menurunkan Al-Qur'an kepadamu untuk dibacakan kepada
manusia dengan pelahan. Yang tadinya kamu tidak tahu, apa kitab itu dan apa keimanan
itu?
Bacalah dengan nama Tuhanmu, maksudnya dengan
kekuasaan-Nya. Nama adalah untuk mengenali jenis dan Allah dikenali melalui
sifat-sifat-Nya. Yang menciptakan semua makhluk dan menyempurnakan sesuai
dengan bentuk yang dikehendaki-Nya. Dan Allah swt. telah menciptakan manusia
dari segumpal darah.
Bacalah, ya Muhammad. Dan Tuhanmu lebih mulia dari
setiap yang mulia. Karena Allah swt. yang memberikan kemuliaan dan
kedermawanan. Maha Kuasa daripada semua yang ada. Perintah membaca disampaikan
berulang-ulang karena orang biasa perlu pengulangan termasuk juga Al-Mushtafa
Rasulullah saw. Karena Allah sebagai
Dzat yang paling mulia dari semua yang mulia, apa susahnya memberikan
kenikmatan membaca dan menghapal Al-Qur'an kepadamu tanpa sebab-sebab normal. Silakan
baca firman Allah,
"Sesungguhnya
atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya." (Al-Qiyamah: 17).
"Kami akan
membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa."
(Al-A'la: 6).
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang Maha Mulia dan
mengajarkan manusia untuk saling memahami dengan pena, meski jarak dan masa
mereka sangat jauh. Ini merupakan penjelasan tentang salah satu indikasi
kekusaan dan ilmu (manusia).
"Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya."
Allah memberikan insting dan
kemampuan berpikir kepada manusia yang menjadikannya mampu mengkaji dan
mencerna serta mencoba sampai ia mampu menyibak rahasia alam. Dengan demikian
ia dapat menguasai alam dan menundukkannya sesuai dengan yang diinginkannya.
"Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu" (Al-Baqarah: 29).
"Dan dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya" (Al-Baqarah: 31).
Nampaknya Allah
memerintahkan Nabi-Nya untuk membaca secara umum dan khususnya membaca
Al-Qur'an. Setelah itu Allah menjelaskan bahwa hal itu sangat mungkin bagi
Allah yang menciptakan semua makhluk dan menciptakan manusia dari segumpal
darah. Dia-lah yang Maha Mulia dan tidak pelit terutama terhadap Rasul-Nya.
Dialah yang mengajarkan manusia dengan pena tentang apa yang belum pernah
diketahuinya.
"Ketahuilah!
Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Karena dia melihat dirinya
serba cukup. Sesungguhnya Hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu)."
Sungguh benar, bahwa
manusia itu melampaui batas, sombong, dan keterlaluan melakukan dosa. Karena ia
menganggap dirinya tidak butuh kepada orang lain akibatnya melimpahnya harta,
anak-anak, dan lain-lain. Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ia akan kembali
kepada Allah swt. dan akan diminta pertanggung-jawaban atas semua yang
dilakukan.
Mungkin anda bertanya
tentang konsiderasi ayat-ayat ini. Saya katakan bahwa ketika Allah swt.
menyebutkan indikasi kekuasaan dan ilmu serta kesempurnaan nikmat yang
dianugerahkan kepada manusia. Tujuannya adalah agar manusia tidak ingkar
nikmat. Namun apa lacur, ternyata manusia benar-benar mengingkari dan melampaui
batas. Oleh karena itu Allah swt. ingin menjelaskan sebabnya, bahwa cinta
dunia, tertipu olehnya, dan berambisi terhadapnya dapat menyibukkannya dari
melihat ayat-ayat Allah yang agung.
Setelah memerintahkan Nabi-Nya untuk membaca wahyu
yang ada di dalam kitab-Nya dan menjelaskan penyebab kekafiran manusia, Allah
membuat perumpamaan gembong kekafiran, yakni Abu Jahal. Kendatipun pengertian
ayat tersebut umum.
Ceritakan kepada-Ku, ya Muhammad, tentang seseorang
yang melarang hamba untuk tunduk kepada Allah dan melakukan shalat. Apa
urusanya? Orang itu sungguh mengherankan, ia kafir dan bermaksiat kepada
Tuhannya. Ia melarang orang lain melakukan kebaikan terutama shalat. Ceritakan
kepada-Ku tentang kondisi orang tersebut, kalau memang ia termasuk golongan
kanan dan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk setelah itu ia mengajak
orang lain kepada ketakwaan dan kebaikan. Kalau orang itu seperti ini
keadaannya tentu ia berhak mendapatkan pahala yang besar dan surga sebagai
tempat tinggalnya.
Ceritakan kepada-Ku tentang orang yang berdusta
serta berpaling dari kebenaran lalu mengerahkan segenap potensinya untuk
mengejar apa yang diinginkan. Tidakkah mereka tahu bahwa Allah swt. melihat?
Sebenarnya mereka mengakui bahwa Allah swt. mengetahui yang gaib dan yang nyata
lalu akan membalas masing-masing orang sesuai dengan amal perbuatannya. Kalau
amalnya baik balasannya baik dan kalau amalnya buruk dibalas dengan keburukan.
Maka bergegaslah kalian, wahai manusia, menuju Allah, bertaubatlah dan
beramallah untuk mendapatkan ridha-Nya.
Kalla, kata penolakan bagi orang yang bermaksiat kepada Allah. Aku bersumpah,
jika orang-orang kafir dan pelaku kemaksiatan itu tidak menyudahi perbuatan
mereka, Kami akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih. Kami akan hinakan
mereka serendah-rendahnya sesuai dengan tingkat kesombongan mereka di dunia.
Dan bagi Allah hal itu tidaklah sulit. Akan Kami tarik ubun-ubun mereka dengan
kasar. Ubun-ubun yang sering menyombongkan dirinya karena kekuatan dan
keyakinanya bahwa dirinya akan selamat dari murka Allah. Padahal tidak ada yang
bisa mengalahkan Allah, baik yang ada di bumi maupun di langit. Tentu saja
dugaan tersebut salah karena mereka melampaui batas dan berlaku jahat,
khususnya terhadap orang-orang baik dan jujur. Kami akan hinakan orang seperti
ini, maka biarkan saja malaikat yang memanggil mendorong mereka semua. Bahkan
Kami, Allah swt. akan memanggil Zabaniyah. Yakni Allah swt. akan memanggil
Zabaniyah, penjaga Jahannam untuk mendorong mereka.
"Pada
hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat- kuatnya."
Pada saat itu mereka tidak memiliki penolong maupun
pembantu.
Kalla, tinggalkan orang kafir itu dengan perbuatannya dan jangan sampai
mengganggunya, ya Rasulullah. Bersujudlah selalu untuk Allah serta mendekatlah
kepada-Nya melalui ibadah, karena ibadah merupakan benteng yang kokoh dan jalan
keselamatan.
---oo0oo---
sangat pas dan tepat, terimakasih
ReplyDeletebagaimana pendapat mu tentang keadaaan seluruh manusia yang sedang mengalami di alam mahsyar
ReplyDelete